Friday 22 February 2013


Gondjang-Gandjing Kampoes mengusung tema “Kasih Sayang dalam Budaya". Tema ini memiliki makna bahwa dalam seni budaya yang beragam kita bisa belajar untuk menyayangi dan mengashi sesama manusia dan juga sebagai simbol keberagaman Indonesia yang majemuk.


Keberagaman seni dan budaya di Indonesia yang membentang dari Sabang hingga Merauke telah menjadi ide dasar dibentuknya sebuah acara berjudul Gondjang-Gandjing. Acara ini diprakarsai oleh Kemenetrian Seni Budaya Kabinet KM-ITB yang telah berlangsung selama beberapa tahun dalam rangka mengusung kebhinekaan budaya di Indonesia. Terlebih kampus ITB terkenal dengan kemajemukannya dan memiliki puluhan unit kegiatan mahasiswa yang berhubungan dengan seni budaya.
Debut pertamanya di kepengurusan 2012/2013 adalah pada tanggal 6 Oktober 2012 yaitu dilaksanakannya Gondjang Gandjing Cisitu. Gondjang-Gandjing ini berlangsung di daerah Cisitu yang merupakan daerah kosan mahasiswa ITB dan sukses menghibur baik mahasiswa ITB maupun masyarakat Cisitu. Jumat malam lalu (15/02) Gondjang-Gandjing kembali tampil  dengan mengambil setting Aula Timur kampus ganesha.  Acara kali ini bertajuk Gondjang Gandjing Kampoes (GGK) dengan mengusung tema “Kasih Sayang dalam Budaya". Tema ini memiliki makna yang dalam yaitu dalam seni budaya yang beragam kita bisa belajar untuk menyayangi dan mengashi sesama manusia dan juga sebagai simbol keberagaman Indonesia.
Acara yang dimulai pukul 19.00 ini dihadiri oleh puluhan massa kampus yang bertujuan mencari hiburan di malam Sabtu setelah Senin-Kamis disibukan oleh kegiatan perkuliahan. Acara dibuka dengan penampilan tarian modern bertajuk “Newbie on The Stage” dari Infinity ITB. Selanjutnya Indonesia Raya pun berkumandang dengan merdu dinyanyikan oleh setiap elemen yang hadir pada malam hari itu. Uniknya lagu lagu kebangsaan Indonesia tersebut dinyanyikan lengkap dengan versi kedua dan ketiga yang selama ini jarang didengar sehingga menambah kekhidmatan.
Setelah itu secara resmi acara dibuka oleh Ketua Panitia GGK, Mikael Adi Surya dari Fakultas Teknologi Industri dan Presiden Kabinet KM ITB, Anjar Dimara Sakti dari Teknik Geodesi dan Geomatika 2008, kemeriahan pun berlanjut dengan penampilan tarian dari beberapa unit. Antara lain penampilan tari Ratoh Duek dari UKA (Unit Kebudayaan Aceh),  Tari Bedana, tari pergaulan dari Lampung oleh UBALA (Unit Budaya Lampung), UKJ (Unit Kebudayaan Jepang) dengan Gekitei Ondo. Namun ada hal yang tidak biasa dari penampilan ketiga unit budaya tersebut. Para penarinya bukanlah penari dari unit budaya mereka masing-masing. Ternyata mereka mengikuti Exchange Unit, yaitu pertukaran antara unit seni budaya satu dengan yang lain. Misalkan unit daerah x belajar menari di unit budaya y begitu pula sebaliknya. Pelatihnya saja yang berasal dari unit budaya tarian tersebut. Dengan adanya Exchange Unit ini mahasiswa akan belajar khasanah budaya  secara lebih luas. Pandangan mengenai budaya tidak hanya terpaku di budaya yang dibawanya sejak lahir saja.
Selain Exchange, inovasi lain yang dibawa oleh GGK adalah kolaboratif yaitu menggabungkan budaya satu dengan yang lain hingga tercipta harmonisasi yang indah. Hal ini terlihat dari persembahan  PSM (Paduan Suara Mahasiswa) dan PSTK (Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan) yang membawakan lagu-lagu jawa sinden seperti Macapat, Ojo Dipoyoki, dan Cintaku Sekonyong-konyong Koder secara medley. Kolaborasi antara UKSU (Unit Kesenian Sumatera Utara), UKM (Unit Kebudayaan Minang), MGG (Maha Gotra Ganesha), dan Apres yang menyanyikan bermacam-macam lagu hasil penggabungan beberapa budaya tradisional dengan budaya modern. Lagu yang berlirik “Cinta-cinta Indonesia” pun dibawakan dengan apik dengan instrumen Minang-Bali-Batak yang dipadukan dengan band sehingga menimbulkan tepuk tangan meriah dari para penonton. Himpunan pun tak mau kalah, HMT (Himpunan Mahasiswa Tambang) dengan orkes semi dangdutnya sanggup menggoyang Aula Timur dengan lagu-lagu dangdut andalannya seperti Goyang Erika. Lalu HMT, HIMASITH (Himpunan Mahasiswa Sekolah Ilmu Teknologi Hayati) Nymphea dan MTI (Mahasiswa Teknik Industri) bersatu dalam kolaborasi lagu dan tari Kicir-Kicir yang berasal dari Betawi.
Tak hanya itu saja, Kecak Satu ITB oleh mahasiswa TPB (Tahap Persiapan Bersama) 2012 yang dilatih oleh MGG berhasil memukau penonton. GGK pun diakhiri dengan apik oleh penampilan sendratari Rama Shinta yang ditampilkan oleh LSS (Lingkung Seni Sunda). Namun Gondjang-Gandjing ini tak akan berakhir disini, akan ada Gondjang-Gandjing berikutnya yang berlangsung di bulan April di daerah Plesiran. (Sosi)
PSTK dan PSM dalam satu Penampilan

Himpunan Mahasiswa Jurusan dalam Kicir-kicir

Ditulis untuk memenuhi tugas Jurnalimse Sains Teknologi 

Categories: , ,

0 Opini:

Post a Comment

Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)

  • Contact us

    Sosiana Dwi Architecture 2011 Bandung Institute of Technology