Saturday 1 December 2012

Mengunjungi Jogja pada 1 Desember 2012 lalu bukanlah yang pertama kali pada tahun 2012 ini. Beberapa bulan yang lalu saya juga sempat mengunjungi kota budaya sekaligus kota pelajar ini. Namun perjalanan ke Jogja sebagai ekskursi program dari mata kuliah Arsitektur Nusantara  kali ini terasa berbeda dari perjalanan sebelumnya. Selain karena saya bisa karyawisata bersama teman-teman seangkatan dalam prosesnya perjalanan ini memberikan tambahan nilai-nilai yang tidak saya rasakan ketika dulu. Eksistensi saya sebagai mahasiswa arsitektur kali ini muncul ketika materi yang telah saya terima sebelumnya pada ruang kuliah dipertemukan dengan contoh-contoh real bangunan tradisional maupun vernakuler di Jogja.
Dalam ekskursi atau bisa dibilang perjalanan untuk bersenang-senang (KBBI) ini ada beberapa tempat yang kami kunjungi antara lain Candi Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, Tamansari, Keraton, Masjid Agung Yogyakarta, Kulonprogo, bahkan Jalan Malioboro. Kesemuanya menorehkan pengalaman sendiri terutama di sketsa-sketsa pikiran saya yang sudah termodali beberapa penjelasan dosen.

Candi Prambanan, Borobudur
Langkah awal kami mengunjungi candi-candi di daerah sekitaran Jogja, candi ini sudah tidak asing bagi saya karena saya pernah mengunjunginya ketika saya masih remaja. Tujuannya ketika itu hanyalah ingin berwisata menikmati keindahan karya manusia zaman kerajaan di Indonesia dahulu kala sembari berfoto-foto. Hanya itu dalam pikiran saya dan juga teman-teman saya dahulu. Perjalanan kali ini terasa lain meskipun panas menyengatnya masih sama seperti dulu. Karena kami wajib mendokumentasikan dan mencermati relief di candi saya jadi bisa mencermati bagaimana manusia pada jaman sebelum teknologi modern bisa membangun sebuah monumen seperti candi, mengukir cerita pada .
Borobudur

Pertanyaan muncul melihat bagaimana cara memindahkan batu-batu besar lebih besar daripada kepala dan lebih berat dari tubuh manusia itu sendiri. Terlepas dari konspirasi adanya campur tangan alien (saya pernah membaca tentang ini, seperti halnya piramida dibantu oleh mahluk asing dari negeri antah berantah) saya merasa memang ada kekuatan dahsyat yang telah membantu mereka , manusia pada dinasti hindu-budha tersebut. Menurut saya kekuatan besar itu ternyata bersumber pada kekuatan religius bernama Tuhan. Tuhan dalam konteks hindu budha tentunya merujuk pada dewa terlebih kepada hindu yang polytheisme. Kejayaan dinasti dan kesetiaan pada Tuhannya membuat saya kagum, pada masanya mereka bisa berambisi untuk menuhankan kepercayaan mereka dengan sebuah candi yang besar. Keterbatasan sepertinyya telah menerbitkan jalan keluar berupa teknologi dan kecerdasan yang luar biasa. Saya yakin pada zaman sekarang pun apabila ada manusia yang punya ambisi pasti bisa menciptakan sesuatu yang lebih dari Borobudur maupun Prambanan
Pertanyaan lain adalah bagaimana mereka bisa mempunyai rancangan desain candi yang cerdas dan bisa bertahan sampai saat ini? Contohnya saja di Candi Borobudur, mereka dengan pas menyatukan dan merekatkan batu satu sama lain. Ada bagian yang menampakan sambungan batu seperti sambungan ekor merpati, lego, yang sistemnya sebenarnya sederhana namun mereka telah berpikir mendetail.
Selain itu adanya tali air dan kanal-kanal yang tidak lupa mereka buat di bawah struktur candi. Tali air dibuat juga tidak begitu saja dilepaskan, mereka membuatnya secara aestetik. Bahkan mereka telah memberikan kesan filosofis dengan menempatkan mereka di bagian ujung-ujung candi sehingga seolah-olah air itu memancar bak pancuran ke segala penjuru arah. Perencanaan saluran air ini tidak lain karena adanya faktor alam di Indonesia yaitu hujan yang tidak pasti kapan terjadinya. Apabila sistem drainase ini tidak dibuat mungkin candi tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi dan tidak akan bisa dinikmati sebagai suatu salah satu mahakarya manusia di dunia.
Dan tentu saja kekaguman saya tidak berhenti sampai disitu. Ketika melihat desain Borobudur maupun Prambanan secara keseluruhan saya merasa para pembuatnya mempunyai rasa seni tinggi dan mampu menggunakannya untuk mengungkapkan banyak simbol filosofis dalam candi. Seperti perbedaan tangan budha Borobudur yang memberikan simbol tertentu. Maupun pembagian bagian candi menjadi Kamadhatu-Rupadhatu-Arupadatu (Borobudur) dan Burloka-Wahloka-Swaloka (Prambanan) yang kesatuannya menyampaikan mana tertentu dalam simbol agama mereka. Dua stupa yang berbeda di bagian Arupadhatu,dengan lantai satu berbetuk wajik dan lantai duanya kotak mungkin dibuat seperti itu karena bentuk wajik masih dinamis dan kotak lebih statis dan lebih tenang dan seperti itulah makna yang ingin diberikan bahwa arupadhatu adalah bagian yang telah sempurna dan tidak akan goyah lagi. Pemberian bentuk yang cerdas! Bahkan di Borobudur untuk mendapatkan nilai seni yang maknawi kita mempunyai ketentuan untuk memutari candi searah jarum jam melalui Pradaksina sehingga kita bisa menonton klise film masa lampau dengan benar dan terurut.
Terima kasih saya ajukan pada pengelola kedua candi karena telah memberikan atribut kepada kami pengunjung selendang batik saat masuk ke candi. Selain bisa menghormati keberadaan candi hal ini juga telah memberikan kebanggan pada saya untuk mengenakan batik sekaligus mengenalkan inilah Indonesia.

Ratu Boko
Walaupun rasa suka saya dari di jelaskan melalui Prambanan maupun Borobudur itu tidak berarti kompleks Ratu Boko menjadi terlupakan. Bahkan saya merasa Ratu Boko merupakan tempat yang indah walaupun saya belum mengerti mengenai arsitekturnya. Kompleks ini berada di atas bukit dengan pemandangan yang tentunya sangat apik. Selain itu ditunjang pula dengan infrastruktur pengelola yang sangat baik mengolah kompleks ini.  Sebagai tempat yag dulunya adalah sebuah kerajaan jujur tempat ini merupakan tempat yang indah dan cantik. Meskipun tidak bisa melihat bangunan istana secara keseluruhan karena sudah tidak tersisa lagi ,pondasi-pondasi menunjukan bahwa sebenarnya bangunan istana bisa saja long lasting karena struktur dasarnya saja masih bisa bertahan sampai sekarang.
Prambanan

Selain dari reruntuhan istana keraton Boko ini ada hal yang menarik yang menjadi daya tarik wisata yaitu resort yang dibangun di atas bukit dengan pemandangan kawasan Jogja-Klaten. Tidak lupa pula tempat ini sangat romantis untuk tempat pelesir dengan adanya pemdangan sunset setiap sorenya. Sayangnya kami tidak sempat melihat pemdangan tersebut tentunya jika kami sempat akan menjadi momen yang tidak akan terlupa.

Malioboro
Malioboro sebenarnya hanya tempat yang bukan utama dalam perjalanan ke Jogja lalu namun saya ingin mengungkapkan bagaimana sebuah ruang memanjang di pinggir jalan bisa menjadi daya tarik wisata yang fenomenal dan ikonic. Malioboro karena aksesnya yang mudah dan juga menjajakan banyak pernak-pernik khas Jogja seperti batik tak ayal menjadi tampat yang tak boleh dilewatkan untuk turis. Selain itu Malioboro seperti minaitur budaya jawa di Jogja. Kita bisa melihat banyak sifat orang jawa disini dari segi keramah tamahan hingga ke kerendah hatian orang-orangnya. Kita juga bisa melihat banyak kreatifitas orang jawa dalam banyak seni yang biasanya ditampilkan di jalanan ini. Dan yang tidak kalah penting disini tersedia banyak jajanan khas Jogja. J

Tamansari
Di hari kedua ekskursi ini hampir semua tempat banyak yang belum pernah saya kunjungi. Termasuk Tamansari ini. Saya pernah melihat banyak foto-foto mengenai Tamansari namun belum pernah mencapai kesana. Yang mengejutkan adalah menuju ke tempat ini tidak dibutuhkan tiket dan sebagainya justru pintu gerbang kesana adalah jemuran rumahan dari perumahan warga. Hal ini yang membuat saya tercengang tak percaya. Sebagai sebuah pemandian raja di zaman yang belum lama berselang mengapa pengelolaannya bisa seperti ini rasanya masih aneh di mata saya. Masuk ke dalamnya saya bagaikan di dalam kerajaan di film-film. Dengan lorong panjang dan selubung dinding yang tebal. Fakta yang menunjukan bahwa dinding tesebut tanpa beton, besi dan hanya dibuat dari lepa (campuran semen, gerusan bata merah dan adonan lain) dan masih bertahan sampai sekarang cukup mengejutkan. Bahkan dinding tersebut cukup sulit diretakan tidak seperti bahan bangunan pada zaman ini yang rapuh. Seharusnya bahan-bahan seperti itu bisa di dapatkan pula sekarang sehingga keawetan bangunan bisa terjaga dan tidak mudah runtuh ketika gempa terjadi. Dengan warna merah dari lepa membuat tamasari cantik dan memang cocok sebagai tempat pemandian.
Tamansari

Yang tambah membuat saya terkejut adalah dahulunya tempat ini adalah sebuah bangunan-bangunan yang menonjol tempat berlabuhnya kapal dari danau yang dibuat secara sengaja. Sehingga ketika sampai ke tempat di bawah tanah saya bisa membayangkan dahulunya ada air di atas bangunan tersebut dan pastinya struktur bangunan di bawahnya merupakan struktur yang kuat dan tahan air. Bentang air ini dibuat secara sengaja entah sebagai keindahan semata maupun memang mempunyai alasan tertentu.
Saya menyukai tempat yang dahulunya di pakai sebagai sholat di Tamansari. Ada skylight yang sekligus sebagai tempat wudhu dan diatasya terdapat tangga-tangga. Sangat artistik dan tipologi seperti ini jarang ditemukan di masjid manapun di Indonesia. Seolah-olah ketika kita bersuci dengan air wudhu ada cahaya ilahi dari langit yang menerangi. Desain tempat sholatnya unik dan dinamis, melingkar mengelilingi tempat wudhu dengan laki-laki berada di lantai satu dan perempuan berada di lantai di atasnya.
Beralih menuju ke tempat pemandian raja-raja di sebelahnya. Tempat ini masih terjaga dengan baik dengan bangunan yang berwarna merah lepa melingkupi. Seperti kesan istana pada umumnya tempat ini megah, angkuh, dan terjaga dengan adanya menara penjaga di setiap sudut. Yang saya bayangkan adalah bagaimana kehidupan istana pada masa itu , kehidupan politik kerajaan, kehidupan raja dan kebiasaannya.  Seperti yang diceritakan oleh tour guide kami , raja mempunyai puluhan selir dari setiap daerah yang dijajahi. Dengan tujuan selir itulah mata-mata sekaligus penjalin hubungan dengan daerah jajahan raja.

 Keraton
Tidak seperti Tamansari, Keraton Jogja yang sekarang ini berada di Selatan Alun-alun bangunannya sangat kental dengan budaya jawa masa kini. Banyak ukiran berlanggam jawa dengan makna dan filosofinya. Dan tidak lupa ada sang buta kala di depan setiap pintu sebagai penangkal keburukan. Bangunan kebanyakan berupa joglo jawa tipe istana dan pintu-pintunya rendah diusahakan agar setiap orang merendah diri kepada raja. Kebiasan merendah ini juga ditularkan pada budaya jawa yaitu ketika lewat di depan orang berupaya menunduk yang artinya menghormati.
Kesan kerajaan terasa sangat di tempat ini selain dari bangunannya terlihat juga dari banyaknya abdi dalem dan bagaimana protokoler kerajaan masih ada dan bekerja di dalam bangunan keraton. Musik pengiring yang sayup-sayup terdengar dari gamelan yang ditabuh diiringi lenggak-lenggok penari jawa yang lemah-gemulai seolah mencerminkan kehidupan kerajaan yang anteng,dan berunggah-ungguh.Secara umum kehidupan ini nampak harmonis.

Masjid Agung Kauman
Masjid yang juga dikenal dengan Masjid Agung Yogyakarta terletak di sebelah barat alun-alun. Masjid tanpa kubah dengan ciri berjoglo dengan tiga tingkat ini hanya bisa dimasuki ketika jam sholat berlangsung. Interior dalam masjidnya dari kayu dengan banyak ukiran khas jawa islami. Terasa sejuk berada di dalam masjid ini terlebih di hawa Jogja yang cukup panas. Uniknya sebelum memasuki bangunan masjid terdapat saluran air buatan yang dahulunya dibuat agar jamaah yang akan masuk masjid menyucikan terlebih dahulu kaki mereka. Tentunya agar tidak membawa najis ke dalam masjid.

Kulonprogo
Tidak hanya menghasilkan perak tempat ini juga ternyata memiliki bangunan vernakuler tersendiri yang khas. Ketika turun dari bis dan berjalan menuju lokasi ternyata pemerintah sendiri concern terhadap bangunan heritage dan bangunan kuno terlihat dari adanya papan pemberitahuan yang menginformasikan tentang bangunan tersebut sehingga tidak akan dilupakan begitu saja. Ada satu rumah di kawasan kulonprogo yang asli khas kulonprogo dan dibeli oleh pihak UGM karena hampir hancur karena gempa Jogja. Rumah tersebutlah yang kami datangi. Rumah tersebut milik salah satu orang jawa dan masih terawat sampai sekarang ini. Rumah tersebut cantik dari material kayu. Terdapat pendopo dan ada hirarkri antara rumah utama dan pendopo di depannya. Sangat suka terhadap pemeliharaan bangunan tua di Kulonprogo ini termasuk kepada UGM yang telah menjaga kebudayaan ini kepada kita.
Perjalanan ke Jogjakarta kali ini terasa sangat berkesan, banyak ilmu yang saya dapatkan dan pengalaman ruang yang menambah vocabolary bangunan. Bahkan banyak pengalaman-pengalaman yang tidak sempat saya dokumentasikan dalam kata-kata maupun foto atau sketsa. Jogja bagi saya banyak menyimpan sejuta cerita yang tak tersampaikan dengan kesahajaannya menyimpan budaya. Saya harap Bandung dimana saya berkuliah dapat pula merujuk banyak pada Jogja pada heritage-nya dan pada kotanya.


Ditulis oleh :
Sosiana Dwi Ningsih
Arsitektur ITB 2011
15211043
Untuk keperluan tugas ekskursi Arsitektur Nusantara


Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Sunday 28 October 2012

TALKSHOW jiwo j#ncuk

Posted by Sosiana Dwi On 11:44 pm
Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Saturday 27 October 2012

Kawah Putih + Kebon Strawbery (Ciwidey)

Posted by Sosiana Dwi On 9:59 pm
Sabtu, 27 Oktober 2012

Masih dalam satu periode liburan idul adha. Liburan idul adha ini memang aku tidak bisa kembali ke kampung halaman. Padahal dalam hati kecil aku sudah teramat rindu dengan rumah, dengan ibu, dan semua yang berbau kampung halaman. Sudah sejak dua minggu yang lalu hasrat untuk pulang itu mengeras dalam kepala dan angan-angan tapi apa daya akhirnya ini semua mencair dan tergantikan oleh tugas PKM yang tidak kunjung selesai.

Tapi ternyata ada hikmah di balik ketidakpulanganku. Yang aku pikir liburan ini tidak akan menyenangkan karena tidak akan ada makanan semacam daging ternyata salah. Malam sebelumnya ada kiriman daging kurban dari pak RT tempat aku tinggal.  Daging sapi hasil kurban itu bisa dibilang cukup banyak untuk ukuran anak kost. Kita memang dekat dengan lingkungan tempat kost kami dan ada manfaatnya juga akan hal itu. Akhirnya aku, Fitri dan pacarnya Fitri membakar sate sapi di halaman atas kontrakan kami. Bahkan kami juga sempat membagi-bagikan rezeki kami pada teman-teman yang juga tidak sempat mudik ke kampung halaman.

Itu hikmah yang pertama dan yang kedua mungkin aku bisa diberikan kesempatan lebih untuk merasakan jalan-jalan di kota Bandung, tempat aku kuliah kini. Sudah lama aku mendengar tentang Kawah Putih yang terletak di Ciwidey tapi tak pernah sekali pun aku berkunjung kesana. Aku pernah melihat tempat itu di salah satu shooting sebuah film yaitu Heart dan sering pula mendengar ceritanya dari televisi. Sepertinya tempatnya indah. Mimpi itu terealisasi pula melalui kelompok 3 studio AR2100 yang yang masih berada di Bandung yaitu Zunaiza aka Bu Haji, Jihad, Arif Rizki Hutomo aka Tomo sang empunya mobil, Ninis, dan Ocha. Kami berenam janjian di gerbang depan kampus jam 07.00 namun dilanggar sendiri olehku yang baru bangun jam setengah 8 pagi. Hehe

Menempuh perjalanan yang cukup lama yaitu sekitar 3 jam an dengan bantuan google map navigasi dan tanya sana-sini sampailah kita di tempat tujuan. Lewat Pasteur - Tol Kopo - Ciwidey -Pasir Jambu - 16 km lagi ke atas buat menempuh kawah putih dengan total jarak 40 km (sumber Google map) .

Sesampainya di gerbang masuk kita diberi pilihan, akan menuju gate terdekat dengan kawah putih dengan mobil yang kita bawa dan diberi charge parkir mobil sebesar Rp 150.000,00 dan masih pula dihitung per orang Rp 15.000,00 atau naik ke atas menggunakan kendaraan umum yang disediakan pihak pengelola dengan rincian Tiket masuk Rp 15.000,00 ,tiket kendaraan Rp 10.000,00 dan tiket parkir Rp 6.000,00. Penuh perhitungan akhirnya kami ambil yang kedua! :D

Jarak antara gerbang masuk dengan lokasi kawahnya lumayan jauh sekitar 15 menit naik mobil ditempuh dengan kendaraan umum yang telah disediakan. Pemandangan yang kami lalui begitu indah dengan pepohonan hijau yang menjulang tinggi. Sampai pula pada titik akhir yaitu kawah putih. Kyaa, kami takjub dengan pengelolaan wisata ini dengan baik terbukti dengan kebersihan yang sangat amat terjaga. Tidak terlihat sampah sedikit pun kecuali di tempat sampah. Tempat sampah pun dibagi menjadi dua jenis yaitu anorganik dan  organik. Dan tak hanya itu, pemandangannya bung! Cakep! Putih! indah! :D

Satu kata : KYAAAAAAAAA :D

Anjuran kalau datang kesini, kalau sudah mulai mual tenggorokan kering, pusing-pusing lebih baik hubungi petugas kesehatan yang berada di situ karena bisa di pastikan engkau tengah keracunan belerang.

Kawah Putih 

Puas dengan Kawah putih dan foto-fotonya yang indah kami kelaparan juga dan membeli makanan yang berada di sekitar tempat parkir. Harganya rata-rata tempat wisata dari mulai 5000 - belasan ribu. Tak ingin kembali ke Bandung dengan tangan kosong maka segeralah kami beli oleh-oleh. Tapi kami ini penganut anti mainstream makanya kami mencari oleh-oleh Strawberi namun yang menyediakan sistem petik sendiri. Karena hari sudah mulai hujan dan hampir semua kebun tersebut  tengah kosong persediaan strawberinya maka dapatlah kami terdampar di Saung Sari. Di tempat tersebut kita bebas memetik strawberi sendiri dengan membayar strawberi sebanyak yang kita ambil. Satu kilonya seharga Rp 40.000,00 dan rasanya manis tanpa asem. :D. Kita bisa juga menikmati strawberi goreng maupun makanan berbau strawberi dengan mengocek lebih banyak uang di kantong.

Dua kata untuk hari ini ; KYAAAAAAA KYAAAAAA :D
Kebon Strawberi petik sendiri

Foto-foto kenangan


Note :
Seringkali kita jenuh dengan rutinitas, menyapa alam adalah alternatif untuk kita bisa menikmati dan mensyukuri hidup.

Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Wednesday 17 October 2012

Puisi Senja

Posted by Sosiana Dwi On 10:30 pm
Aku dedikasikan kepada teman satu peng"goreng"an, Fitri Sekar Asih. Sudah lama tidak bermelow drama dengan bantuan puisi

Aku akan mengarungi pekat senja
Hingga nanti perjumpaan dengan malam
Hanya bintang yang akan berkisah keadaannya
lagu malam tentang dendang kesepian yang bersaut
Dan sinar mentari yang mampu memantulkan kisah itu pada raut rembulan 


Kepada sang senja yang entah siapa, haha

Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Tuesday 16 October 2012

Lahan Parkir vs Shelter Sepeda

Posted by Sosiana Dwi On 9:52 pm

Malam ini dari kicauan burung biru terdengar ribur-ribut mengenai shelter @bikebdg yang tengah mengalami masalah dengan pihak Unikom. Berita secara tertulis belum terdengar dari media cetak maupun online, hanya saja media jejaring sosial sudah mengulasnya dengan beragam opini publik yang terangkum dalam hastag sepedaVSUnikom. Dari kumpulan opini aku menyimpulkan banyak klausa dalam benakku tentang apa yang sebenarnya terjadi. Eng ing eng...

Bermula dari adanya program kreatif bertema bike sharing dari pemuda Bandung yang diprakarsai oleh bike bdg dan Bandung Creativity City Forum (BCCF) untuk membuat 10 titik peminjaman sepeda di penjuru Bandung. Hebatnya program ini adalah yang pertama di Asia Tenggara untuk skala kota dan dibiayai bukan oleh pemerintah! Selengkapnya bisa baca disini.

Salah titik shelter itu ya di trotoar yang berfungsi ganda sebagai lahan parkir Unikom yang berada di Jalan Dipati Ukur atau DU. FYI sih, jalan DU khususnya yang berada di depan Unikom ini mencerminkan kesemerawutan lahan parkir. Terlihat jika saya sedang melewati kampus ini terlebih sedang jam makan siang atau jam pulang mahasiswa. Wuizz, macet gila. Apalagi Unikom ini bangunannya mendekati Simpang Dago, sebuah perempatan yang trafficnya padat setiap harinya sehingga bisa terlihat tidak ada Unikom-pun jalan ini bakal macet apalagi ditambah adanya lahan parkir yang meluber ke trotoar bahkan ke jalan.

Karena kemeluberan yang semakin parah hal itulah mungkin yang membuat si Rektorat tidak menyetejui adanya shelter tersebut. Padahal tumpahnya sepeda motor dari lahan parkir ke trotoar itu bukan salah shelter sepeda bukan? Dan hanya memakan lahan kira-kira 1x3 meter. Si rektorat mempertahankan lahan seluas 1x3 yang biasanya berfungsi sebagai lahan parkir mahasiswanya tersebut.

Dari kabar yang didengar oleh saya dari burung biru juga didapat bahwa shelter tersebut Rabu malam, 17 Oktober 2012 resmi diusir dari trotoar Unikom, dari trotoar milik negara. Kalau menilik dari aksesibiltas jalan yang pernah saya pelajari di TPB SAPPK sebuah trotoar hanya berfungsi sebagai tempat pejalan kaki berjalan agar terhindar dari kendaraan bermotor. Bukan berarti pejalan kaki harus membagi ruang dengan kendaraan bermotor berdiam diri. Tujuan trotoar kan untuk keamanan pemakainya dari kecelakaan, pertanyaannya siapa yang butuh keamananan ketika terjadi kecelakaan? Pejalan kaki atau motor?

Banyak pendapat nangkring di kumpulan hastag tersebut , salah satunya seperti :

Xx :Gw kira ga perlu sekolah tinggi tinggi buat tahu bahwa trotoar tuh bukan tempat parkir motor #sepedaVSunikom

G inget ma keselamatan pejalan kaki tuhh "@misshitta: Area trotoar mau dijadiin lahan parkir. Itu yg gue nggak abis pikir#sepedaVSunikom"

UURI No.29.2009 Pasal 62(2) Pesepeda berhak a/ fasilitas pndkng keamanan,keselamatan,ketertiban&kelancaran dlm brlalu lintas#sepedaVSUnikom

UURI No.29.2009 tentang lalu lintas & angkutan jln.Pasal62 (1) Pemerintah hrs mmberikan kmudahan berlalu lintas bgi pesepeda#sepedaVSUnikom

·         Note : Inilah kekuatan revolusi bemedia massa dan berdemokrasi di dunia maya, satu per satu opini yang tanpa kita sadari membangun negara dan bangsa bermunculan walau tidak harus menjadi seorang anggota dewan. Benar atau salah lagi-lagi kita yang menjadi kontrol atas emosi yang kita keluarkan sendiri. Artikel ini hanya opini massa yang mna belum yang belum di cross cek lagi. Saya hanya sedang berdialog dengan diri saya mengenai aksesibilitas jalan saja yang pernah saya pelajari.

Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Dialog tidak penting

Posted by Sosiana Dwi On 1:30 am
Ini tahun keduaku belajar di perkuliahan dan menjadi tahun pertamaku masuk jurusan. Perkuliahan dengan sistem yang berbeda dialami oleh diriku yang menempuh kuliah di ITB. Tidak hanya ITB tentunya, IPB pun menerapkan sistem yang sama yaitu Tahap Persiapan Bersama (TPB). Jadi satu tahun sebelum ini aku masuk ke dalam fakultas yang diberi nama SAPPK (Sekolah Arsitektur Perancangan, dan pengembangan kebijakan kota) yang didalamnya terdapat dua prodi yaitu Arsitektur dan Perencanaan Wilayah Kota atau biasa disingkat planologi.

Nah, jadi alurnya adalah masuk ITB --> Masuk fakultas/sekolah --> masuk jurusan

Bahagia rasanya bisa lepas dari TPB dan tidak lagi belajar mata kuliah Kalkulus, Kimia dan Fisika. Kalau di prodi lain mubkin mata kuliah ini amat sangat berguna. Namun di jurusan yang nantinya akan aku rasakan sepertinya agak terlalu terlalu dalam untuk mempelajari tiga mata kuliah itu. Tapi ya sudahlah, ini akan segera berakhir.

Oh ya, selalu ada cerita ketika orang bertanya jurusan padaku ketika aku masih TPB, seperti ini dialognya :

P : Kuliah dimana?
A : Di ITB
P : Ohh, jurusan apa emang?
A : Belum punya jurusan masih fakultas
P : Kok bisa? :o
A : Yah emang gitu sistemnya -_-. Aneh ya? !@#$


bisa juga


P : Kuliah dimana?
A : Di ITB
P : Ohh, jurusan apa emang?
A : Arsitektur (Ceritanya berusaha mempersingkat dialog dan sedang berdoa moga masuk arsi, tapi nyatanya ...)
P : Wah, udah masuk SPA donk?
A : Hah? Apaan tuh SPA?
P : Katanya anak arsitektur, masa gak tau sih? (muka ga percaya)  itu lho Studio Perancangan Arsitektur
A : Kok masnya tau?
P : Saya kan arsitektur juga, tapi di univ X
A : Oh, hahahahahha !@!#!$ -_-


Atau dialog seperti ini :

P : Kuliah dimana?
A : Di ITB
P : Jurusan?
A : SAPPK
P : apaan tuh?
A : Sekolah Arsitektur Perancangan, dan pengembangan kebijakan kota (sambil ngos-ngosan)
P : Ooh, itu tentang apa ya?
A : gtu deh, (udah cape duluan) -_-'

Yang lebih parah adalah ini :


P : Gimana kuliahnya di Bogor?
A : Hah, Bogor? (muka bego)
P : Lho kuliah di ITB kan?
A : iya. Emang ITB apaan coba?
P : Institut Teknik Bogor kan?
A : heeh, iya , kemarin baru pindahan -_-



"Jadi jangan coba-coba bertanya mengenai jurusan kepada anak ITB terlebih yang sedang mengalami TPB. !!!!"

Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Sunday 16 September 2012

Jangan Ngoyo!*

Posted by Sosiana Dwi On 12:46 pm

Hampir seminggu tubuhku jatuh sakit. Melalui test darah yang telah menghabiskan persediaan terakhir uangku aku mengetahui aku terserang sakit yang sering dialami mahasiswa, tipus. Aku tidak tahu pasti apa pasal aku bisa langsung drop seperti itu. Tapi dari sumber google yang selama ini cukup jadi referensi aku tahu mungkin pola makan dan minumku agak tidak teratur dan jorok pastinya. Karena kalau tidak mengapa bisa si bakteri Salmonella typhosa masuk dan menyerang ususku.
Kuakui pola hidupku lama-kelamaan agak jorok. Dulu tiap hari aku tak pernah lupa membawa hand sanitizer dan sering palah-pilih makanan tidak seperti sekarang yang makan bisa dimana saja -di lantai studio contohnya-, jarang cuci tangan, sering makan di Ganyang, dan hal-hall menjijikan lainnya yang dilakukan dengan alibi lagi sibuk sebagai mahasiswa tahun pertama studio.
Kondisi badan pun tak bisa berbohong pada dokter. Tercatat tekanan darah saat pertama kali diperiksa adalah 90/70. Mungkin sebelumnya aku mengalami kecapekan luar biasa setelah ikut acara BM Day dan jelajah Heritage nya Dies IMA-G. Dua acara yang menyenangkan yang membawaku larut dalam kesenangan dan kecepekan yang tersembunyi. Malam sesudahnya badanku sakit tiada terkira, pusing-pusing, dan demam menyerang dengan pencapaian tertinggi 38,8 derajat. Sesudah itu aku akhirnya mangkir dengan ijin untuk tidak ikut studio dan kuliah beberapa hari. Hari Jumat tepat dimana pengumpulan pertama pengukuran bangunan tua milik ITB aku mangkir darinya. Untungnya dosen pembimbingku yang tegas sekaligus dosen waliku ,pak Eko Purwono mengijinkan aku tidak ikut studio. Aku diberi keleluasaan untuk mengumpulkan tugas setelah aku benar-benar sembuh dari sakit ini.
Luar biasa ternyata dampak sebuah sakit. You never know what will you do at that time. Just take a rest or sit or get medical check up. Dan menjadi orang sakit terkadang kau ingin terus menerus diperhatikan dan dijaga selalu oleh orang-orang di sekitarmu. Tak terhitung banyaknya aku mengiggau tentang ibu, bercucuran air mata tanpa sadar, merintih ketika Fitri atau Hana -teman sekosanku- lewat tapi diam ketika mereka mendekat. Terlebih makanan yang kau makan hanya bubur putih dengan rasa asin atau kecap saja setiap hari. Badan seakan-akan terus menerus terbawa lemah.
Untungnya terdapat malaikat penuh cinta di kosan 39 ini. Ada ibu jadi-jadian yaitu Fitri, ia merawatku dengan baik, mengompresku jika panas tubuhku tidak kunjung turun, bahkan pernah satu malam ia tidur dalam kamarku padahal tidak diperbolehkan takutnya penyakit ini menyebar, membuatkanku bubur yang asin dan hampir gosong, menyesuaikan masakannya, terima kasih Fitri Aulia :'). Terima kasih juga Hana Afifah Amini yang merawatku pula. Penuh cinta di kosan ini. Fitri Sekar dan Evan yang mengunjungiku dan melihat insiden memalukan itu, maaf ya jangan diingat-ingat. Kalau bukan karena kalian siapa lagi yang merindukanku di studio, miss you kalian :*. Kelompok anti pensil mekanik juga, selamat akhirnya tidak melakukan lagi apa itu pengukuran gedung boscha! :D Terutama kepada ibuku tercinta yang bisa merawatku hingga langsung sembuh dari sentuhan pertama pijatan yang ibu berikan. Aaah, ibuku emang paling cantik sedunia, paling the best :). I Love you mom,

Satu hal yang aku pelajari adalah penyebab sakit ini. Banyak hal yang kita minta , kita rencana, kita lakukan, dengan bumbu motivasi dan keinginan kuat tapi percaya juga bahwa terkadang fisik kita juga membutuhkan perhatian ekstra. Ambisi besar kita juga harus didukung dengan kekuatan kita yang juga harus besar. Atau ukurlah ambisi-ambisi tersebut dengan mistar kepercayaan diri, kekuatan fisik, karena sebuah ambisi dibutuhkan pengorbanan dan kerja keras. Istilah jawanya si jangan "ngoyo"!

But enjoy your time, rasa sakit kan juga bisa mencuci dosa-dosa kita :)


Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Saturday 8 September 2012

Posted by Sosiana Dwi On 10:59 pm
‎"Mimpiku terlalu banyak tapi kaki dan tanganku masing-masing hanya berjumlah dua. Hanya ada dua kemungkinan, memfokuskan mimpi tersebut atau memberi banyak kaki dan tangan dengan cara mencari teman seperjuangan" - just quote of the day



Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Saturday 14 July 2012

Posted by Sosiana Dwi On 9:27 am
Somebody help!
aku tidak bisa membuka facebook, google dan Twitter! Why?

Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Thursday 5 July 2012

Posted by Sosiana Dwi On 1:46 am


Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Wednesday 4 July 2012

Dari Pelarian Menuju Perubahan

Posted by Sosiana Dwi On 1:10 am
Hari ini tertanggal 4 Juli 2012 di kalender kabisat mana pun. Tidak ada yang salah dengan hari ini. Pun bukan karena hari ini hari Rabu. Tidak ada yang salah dengan penanggalan ini. Agak berbedanya hari ini hanya karena aku tidak ikut penjenjangan karena memang sudah terkapar tubuh ini. Hari ini aku terlelap di kamar untuk memulihkan stamina yang sempat drop. Tapi bukan karena itu juga aku membedakan hari ini dengan hari lain.

Mungkin sebenarnya hari ini akan jadi hari yang biasa saja jika tanpa sms dari mas Vico, Pendidikan Fisika UNY, kakak kelas ketika berada di SMA yang juga mentor aku ketika belajar Astronomi. Smsnya sederhana saja, karena sebentar lagi (7 Juli 2012) akan ada pengumuman SNMPTN tertulis waktu dulu apa perasaan yang dirasa ketika masa-masa itu? Adakah firasat keterima atau tidak? Lalu apa yang dipikirkan jika tidak diterima? 

Secara refleks aku merenung dan teringat kembali ke masa itu. H-3 Pengumuman SNMPTN yang terjadi pada diriku adalah kerapuhan yang amat sangat. Aku bisa mengingat kembali bagaimana aku menangis semalaman di dalam kamar tengah malam saat semua orang tidak ada lagi yang terjaga. Aku bisa ingat bagaimana aku begitu buruk dengan tanpa senyum selama seminggu itu. Aku adalah orang yang bisa sangat sensitiv terhadap hal-hal kecil yang emosional. Bukan karena stress akibat aku belum mendapatkan universitas sedangkan yang lain sudah, bukan juga karena nilai UAN yang tidak sesuai target. What the problem?

CINTA

Ya, cintalah yang telah membuat aku jatuh lebih dalam ke jurang nestapa dibanding belum dapat univ atau pun nilai UAN tidak sesuai target. Cintalah yang mengejarku sampai ke kamar dengan tangis tiap malam. Kalau dipikir-pikir absurd banget alasan yang aku rasakan. Kenyataan pahit yang menyakitkan tapi memang harus dikenang untuk pembelajaran. Tapi alasan yang sebenarnya dan yang lebih kuat adalah

PUTUS CINTA

Aku tidak tahu tanggal berapa tepatnya itu tapi yang aku masih ingat H minus beberapa hari sebelum pengumuman SNMPTN aku mengalami duka seperti yang aku pernah bilang diatas. Walaupun duka tersebut diganti dengan sebuah pengumuman yang menyatakan aku lolos ke ITB melalui jalur tertulis tetap saja duka itu masih membekas selama beberapa bulan kemudian. Ibaratnya sebuah papan kayu yang diberi paku , ketika paku dicabut ada sisa-sisa lubang yang belum juga hilang. Sakit itu masih ada bahkan sampai sekarang. 

Tapi bukan itu mengapa aku menulis hal absurd dan memalukan ini di blog. Aku menganggap masalah putusnya pertalian asmara ini telah membuat aku tergerak lebih dalam untuk menutupi kelabut suram masa lalu. Aku memaksakan diri berubah untuk segera melupakan sakitnya di putusin. Selama tenggang waktu tersebut aku melakukan kegiatan yang orang sering bilang move on. Apa saja yang aku lakukan? Dari mulai magang sampe lupa waktu ketika masih SMA, ikut unit kegiatan mahasiswa sampai 3 biji belum lagi organisasi lain-lain, ikutan kepanitiaan di kampus dan mulai terbuka mengenal dunia dan orang-orang lain atau bisa dibilang semua kegiatan upgrading yang menambah link serta wawasan. Awalnya semua kegiatan itu hanya pelarian seorang pesakitan saja. Dengan kondisi yang dibaik-baikan aku ikuti segalanya, kalau hal-hal itu kembali teringat tinggal sebut saja kesibukan lain maka aku akan terhindar dari kenangan lama. Ya, memang itu hanya pelarian. Tapi pelarian telah membuatku mabuk. Sepertinya satu persatu lubang dalam papan itu tertambal dengan kesibukan, kebahagiaan bertemu dengan orang lain dan sebuah keterbukaan. Jika dulu aku adalah orang yang terkekang dalam urusan cinta mencinta kini aku adalah orang yang bebas dengan duniaku. Pelarianku adalah dunia yang baru Tuhan perkenalkan padaku dan aku bersyukur atas itu. Setidaknya aku tidak lagi melihat dunia secara sempit berada di kotak cinta satu orang saja. Aku kini mengerti urusan cinta mencintai adalah urusan besar yang semua orang miliki secara bersama. Dan kadang terlalu besar untuk diamanahkan kepada satu orang atau sepasang mahluknya. Inilah aku sekarang belajar mencintai dalam satu kelompok besar, organisasi , unit, fakultas. Perubahan ini telah mengubah zona nyamanku bergeser. Bukankah jika ingin sukses kita harus keluar dari zona nyaman? 

Mengalami fase terpuruk dalam hidup kalau dipikir-pikir sekarang ini tak seburuk yang aku duga dan rasa. Masa terburuk itu memang menjadi kenangan pahit namun ia aku yakin telah dan akan membuahkan sejarah manis. Andai kata aku dulu adalah orang yang masih terkungkung dalam cinta yang sama aku tak bisa berpikir apakah aku akan bisa bertambah banyak step untuk maju.

Hari ini H-4 Pengumuman SNMPTN tulis aku sedang bereuni dengan masa lalu. Aku tidak tahu tepatnya tanggall berapa hari itu. Tapi yang selalu aku ingat dulu aku telah menangisi hal yang sia-sia saja. Kini aku bisa berubah berawal dari tetes air mata. Keinginan untuk BERLARI telah memberikan keinginan untuk BERUBAH. 

Aku tidak menyesal karena itu, :)

Bandung, 4 Juli 2012

*Ps : hanya saja sejak saat itu aku berubah menjadi lebih melankolis. Sedikit-sedikit nangis, hmm

Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Friday 29 June 2012

Sepi

Posted by Sosiana Dwi On 11:43 pm

Sepi mematikan semua hal yang ingin kutulis
Membawanya ke ranah tersembunyi
Aku tak berhasil menemukannya
Atau aku tak berhasil menemukanku
Sepi menyayat luka
Seperti bunyi kapur menyentuh tembok rumah
Tak luka namun sedih bunyinya
Sepi menghadangku dengan berjuta pertanyaan yang tak sanggup aku urai
Seperti jalinan tali darah ini, semua berasa pekat dan aku terjebak diantara jalinan itu
Sepi, menyuruhku diam
Dalam bosan yang berkelanjutan
Dalam rajutan waktu yang terpintal sesat
Aku sepi dalam sendiriku
Atau sepi dalam kegagalanku
Aku sendiri tak bisa membeda
Semua pekat kini, semua salah kini
Aku sepi dalam dunia yang aku lalai menjalaninya
Sepi, ia teman atau musuhku aku tak peduli
aku hanya mendamba sepi ini membawaku pada kebahagiaan




Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Berlayar Dalam Perahu Kertas

Posted by Sosiana Dwi On 9:47 pm

Bisa dibilang aku adalah orang yang cenderung terbawa arus. Terbawa arus dalam hal ini adalah ketika membaca buku. Aku cenderung orang yang suka mengikuti bacaan orang lain, bacaan tertentu tentunya. Kata orang bagus maka aku cenderung akan baca. Aku akan garis bawahi kata cenderung karena tidak selamanya begitu. Banyak pula buku bacaan yang masih jadi witing list untuk dibaca kemudian. Salah satunya ya Perahu Kertas ciptaan Dee alias Dewi Lestari. Aku membacanya karena ia sedang ramai dibacarakan gara-gara dijadikan film oleh sebuah rumah produksi. Film ini juga menampilkan Reza Rahardian , aktor Indonesia favoritku. So, aku tertarik membacanya karena dari semua buku Dee pun belum pernah ada satu pun yang aku baca.

Hehe. Langsung saja....


Perahu Kertas menceritakan tentang Kugy, gadis aneh yang tergila-gila dengan dongeng. Imajinasinya yang tinggi seolah terbentur dengan realita. Mimpinya bukan menjadi dokter, bussines woman, arsitek atau apalah yang mainstream orang rasakan. Ia hanya ingin menjadi juru dongeng. Baginya menjadi pendongeng bagaikan merasakan bumi hanyalah debu di pijakan mereka. Ia berpikir ialah titisan Neptunus dan setiap saat ada masalah ia akan menghanyutkan perahu-perahu kertas berisi isi hatinya untuk nantinya jatuh ke tangan Neptunus.

Sama halnya dengan Keenan, ia bermimpi untuk menjadi pelukis dan ingin merasakan lukisannya menjadi penopang hidupnya. Ketika Kugy dan Keenan dipertemukan mereka merasa seperti ada magnet yang mengajak mereka ingin berbagi mimpi yang ia rasakan. Radar Neptunus.  Keenan merasakan jatuh cinta yang dalam dengan dongeng buatan Kugy dan juga Kugy itu sendiri. Kugy tak menyangka dongeng yang ia berikan telah membangkitkan Keenan dari keterpurukan. Keenan lah yang mengilustrasikan semua mimpinya menjadi gambaran nyata. Ia pulalah negeri dongeng tersebut. Masalah silih berganti menerpa mereka.

Haduh baca sendiri aja deh. Aku tidak bisa menjelaskan secara detail karena terlalu rumit untuk diceritakan. Tapi kalau bolehlah aku mereview buku ini agak seperti teenlit ceritanya namun dengan gaya bahasa yang lebih dewasa. Tapi dari 1-10 aku kasih 7 deh.


Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Monday 25 June 2012

Random #1

Posted by Sosiana Dwi On 9:36 am

Beberapa hari yang lalu perasaanku gak menentu banget. Kadang seneng, cape, lunglai, lelah, galau sampai akhirnya seneng lagi. Kalau dibuat flownya bisa dibilang kayak grafik sinus atau kosinus. Random dan rumit banget. Salah satunya yang random dan menyenangkan adalah saat aku membuka email berakun ITB dengan alamat sosiana.itb@s.itb.ac.id yang aku pakai kalo aku ikutan lomba, ngirim email resmi, dan ngirim artikel ke majalah atau surat kabar. Kata salah seorang sahabat email resmi seperti itu bisa membawa chance gedhe untuk dihargai yang artinya ada kesempatan pula untuk menang atau dimuat.  Secara ada embel-embel universitas. Haha, tapi itu ga sepenuhnya benar kok buktinya banyak artikel yang aku kirim ga ada tuh yang dimuat. Belum.
Back to the topic, malam-malam habis kelelahan Penjenjangan IMA-G aku iseng tuh ambruk di kasur trus cek semua email aku. Kali aja ada rezeki yang tidak terduga-duga. Dan memang benar ada rezeki di email berakun ITB-ku itu.


Dear,

Pertama nulisbuku.com beserta biovision mengucapkan selamat karena dari sekitar 300 naskah yang kita terima, naskah yang Anda kirim dalam biovision writing competition dengan tema “ Inspiring Teacher My Vision Of Education In Indonesia : Gratitude To My Teacher” masuk dalam 60 besar naskah terbaik. (link pengumuman ada di sini :http://nulisbuku.com/blog/?p=101 )



Ke 60 naskah terbaik akan kami bukukan menjadi 3 buku.

Untuk itu kami mengundang Anda para penulis untuk hadir di acara launching buku “Inspiring Teacher “ yang juga akan diumumkan 10 finalis terbaik dan penyerahan hadiah (simbolis) pada 3 orang pemenang “Jalan-Jalan ke Belitung” 

Huaaaa.. aku langsung bahagia banget saat itu. Aku baru ingat beberapa hari yang lalu aku memang mengirimkan sebuah cerpen bertema Gratitude to my teacher ke Bio Vision yang mengadakan lomba tersebut. Aku tertarik dengan hadiah yang diberikan, bukan berupa uang tapi jalan-jalan ke Belitung. Sebuah pulau denga pantai pasir putih dan penambangan timah di dalamnya. Tidak lupa sebuah pulau yang terkenal sejak buku dan film Laskar Pelangi. Terlebih aku memang ingin traveling ke segala penjuru dunia, meskipun itu di negeriku Indonesia. Cerpen yang aku buat berjudul “Wanita di Bawah Sayap Garuda” yang menceritakan tentang guru Pkn ku di SMA yang disiplin dengan tameng panji-panji Pancasia. Sebenarnya cerpen itu kubuat dengan asal-asalan saja, karena penyakit deadlineku belum juga sirna sehingga cerpen dibuat J- deadline. Masih banyak yang belum direvisi dan masih banyak kesalahan fatal yang dibuat. Tapi dan tapi aku masuk dalam 60 besar yang lolos dari sekitar 300an naskah yang dikirim. Huaa, sesuatu sekali. Walaupun sesuatu sekalinya aku ditulis di bagian belakang daftar seolah aku jadi pemenang terakhir. Ga ada harapan untuk masuk sepuluh besar.



Namaku ada di buku kedua dari tiga buku dan berada di bagian bawah. L


Di dalam inbox itu juga ada undangan untuk launching buku. Yang anehnya mesej itu datang H-1 acara yang artinya aku ga ada persiapan untuk datang. Padahal emang aku ada diklat OSKM dan penjenjangan si, hehe. Singkat cerita aku ga dateng saat launching buku. Terlebih emang bukunya masih self publishing dan ini adalah karya sejenis antologi cerpen. Aku pun random sendiri ngga nyangka karya acak adul itu bisa dibuat buku. Bahkan aku pernah berjanji sebelum pengumuman pemenang aku ngga akan promosiin buku yang berisi cerpenku sekalipun menang. Malu.

Dan teng teng teng! Jreng jreng jreng! Aku masuk sepuluh besar. Dan yah, aku ga bisa dapet juara satu dua dan tiga yang artinya ga akan bisa travelling ke Belitung. Alhamdulilah masih dapet buku itu gratisan. Dan yang bisa aku banggakan royalti yang aku dapet di sumbangin ke kegiatan sosial. Bisa infaq sekaligus berkarya adalah hal yang menyenangkan. Tapi yapp alhamdulilah akhirnya ada karya saya yang bisa dapet penghargaan. Meski bukan yang terbaik tapi ada sedikit penghargaan lah. Mungkin kalau aku bisa fokus dan serius bisa lah dapat sesuatu yang lebih baik lagi.

Semangat!

Bandung, dalam kamar yang dingin di pagi hari 


Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Sunday 17 June 2012

Shopping Summit (?)

Posted by Sosiana Dwi On 1:34 am

Kali ini aku akan membiasakan diridengan menulis hal-hal yang terjadi di sekitar yang mungkin menarik di ungkap oleh seseorang mahasiswa yang masih belajar untuk mengemukakan pikirannya. Anggap saja obrolan ini adalah kajian yang lebih mendalam bila dibandingkan dengan ghibah alias ngeggosip.

Akhir-akhir ini banyak bermunculan organisasi muda yang diusung oleh sejumlah golongan yang menginginkan kemajuan. Salah satu ungkapan Bung Karno yang mengatakan, “Beri aku sepuluh pemuda dan aku akan mengguncag dunia,” sepertinya telah menjadi latar belakang berdirinya banyak organisasi kepemudaan. Jiwa muda yang masih menggebu-gebu dengan lecutan semangat yang mudah tersulut, inspirasi yang masih belum tersandung realita, idealisme yang masih kuat menjadikan pemuda adalah salah satu investasi yang cukup kuat. Para pioner perubahan itu bersamasama untuk memajukan Indonesia melalui gerakan nyata yang bentuknya bisa berupa summit, conference, camp, festival,Model United Nations dan banyak lagi bentuknya. Bagaikan jamur yang tumbuh subur disaat musim hujan semnagat tersebut secara sporadisbermunculan. Kita mungkin pernah atau bahkan sering mendengar gerakan seperti Indonesia Mengajar, Indonesian Future Leader, Indonesian Young Summit Conferences, Indonesian-Indonesian yang lain yang intinya adalah satu : semua gerakan itu dilakukan untuk Indonesia yang lebih baik entah bagaimana caranya. Banyak acara lain pula yang hampir sama menyuguhkan magnet besar bagi pemuda.

Oia, FYI acara tersebut menjadidaya tarik tersendiri untuk para pemuda menge-apply nya. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh baik itu dari tujuan dan visi misi acara yang tercapai sampai ke efek samping yang menguntungkan. Sebut saja kita bisa mendapat banyak teman dari penjuru tanah air, peserta yang hadir biasanya tidak hanya berasal dari satu daerah saja namun banyak teman yang bisa kita peroleh. Kalau ada yang menyebut membangun networking itu penting itu pula lah yang akan dirasakan para aplikan yang lolos. Jejaring teman semakin lebar dan luas. Ada pula pengaktualisasian diri melalui upgrading-upgrading yang gerakan mereka lakukan. Banyak pengetahuan yang bisa di dapat dengan mengikuti rangkaian acara tersebut. Menambah pengalaman? Salah satu alasan klasik dan yang pasti akan di dapat karena pengalaman bertemu dengan orang-orang dari seberang pulau di Indonesia mungkin hanya akan di dapat di acara tertentu saja. Selain itu terkadang pembicara dan pemateri adalah orang yang menjadi motivator terkenal sebut saja Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Ghoris Mustaqim, Iman Usman, dan masih banyak lagi yang lainyya. Itu belum yang akan diperoleh secara gratisannya bisa mengikuti acara keren tersebut dengan murah maupun dengan gratis.

See? Banyak yang mendasari orang ingin berebut lolos dalam ajang tertentu. Saya? Tentu saja banyak acara yang saya juga ingin merasakannya terlebih visi-misi atau tujuan gerakan tersebut sudah klik di hati. Mengirim esay, CV, menjwab pertanyaan tertentu, harapan-harapan yang ingin dicapai di tuturkan dengan rangkaian kata yang apik. Tentu agar esay kita diterima dan kita bisa ikut acara tersebut. Senang jika lolos dan dongkol apabila tidak bisa ikutan.

Beberapa hari yang lalu saya ngobrol dengan teman yang kata teman saya yang lain dia agak antii untuk ikutan summit-summit semacam itu. Saya sendiri tidak tahu karena pengalaman saya ikut acara seperti itu bisa dihitung dengan jempol. Dia tidak ingin menjadi orang yang diberi istilah shopping Summit. dalam obrolan tersut orang yang ia maksud shopping summit adalah orang yang berburu summit atau apalah itu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan tersebut. Tujuannya apa? Dari yang ia ketahui tujuannya pun masih belum jelas. Antara ingin pergi jalan-jalan sampai yang hanya ingin memperbanyak daftar list di CV (Curiculum Vitae) saja. Hal yang kami tuduhkan itu berdasar pada ketidakminatan mereka dalam acara tersebut atau malah ketidak tahuan mereka pada tema yang diberikan. Misal acara bertema pendidikan tapi ada diantara mereka yang malah tidak mengerti apa itu pendidikan dan untuk apa mereka ikut dalam acara tersebut. Kasarnya gak ada passion di situ tapi ikutan nimbrung disitu.

Mau tidak mau itu tetap tuduhan kami yang tidak cukup kuat karena secara pribadi kami belum pernah bertanya langsung dengan mereka itu. Tapi dengan cara tersebut, ketidak tertarikannya itu malah membuat saya menyayangkan kursi yang mereka dapat itu. Kalau saja mereka itu tidak lolos dalam acara tersbut paling tidak kursi yang mereka tempati bisa mereka berikan kepada orang lain yang memang lebih kuat passionnya atau yang ingin memberikan sesuatu setelah acara tersebut. Berikan pada yang membutuhkan. Karena acara kepemudaan itu dibuat tentu saja dengan tujuan agar acara tersebut dapat memberi feed back yang baik kepada lingkungan.

Shopping Summit? why Not
kalau memang summit itu sesuai apa yang kita suka, kita yakin kita dapat memberikan tindak lanjut yang baik, kita yakin dapat menjadi sesuatu yang setelah bergabung di dalamnya. Namun saya mohon buang jauh pikiran menjadi shopping  summit kalau kita hanya ingin nyampah , jalan-jalan, bertujuan yang tidak baik atau malah hanya ingin menambah deretan prestasi kita di CV. Gerakan kepemudaan itu butuh tangan pemuda namun bukan pemuda yang oportunis juga. Luruskanlah niat kita karena semua hal bemula dari niat.

Tulisan ini ingin saya berikan pada diri sendiri. Karena terkadang keinginan untuk serakah dan ingin ikut ini itu kuat mengental dalam pikiran. Lupa pada apa yang saya perjuangkan, lupa pada tujuan awal saya dan kadang lupa pada niat. 
Meluruskan niat adalah salah satu bentuk introspeksi diri bagi saya.


Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Restaurant

Posted by Sosiana Dwi On 1:15 am

Siang itu aku random sekali jalan-jalan ke Jatinangor menggunakan bus Damri yang berangkat dari depan Unpad DU. Seru sekali sore itu, naik bus Damri yang ber-AC dan terkantuk-kantuk di dalamnya. Sampai di Unpad pun masih seru aku dan Siti ,yang kebetulan sedang liburan di tempatku, naik angkutan umum Unpad yang bernama odong-odong. Seru sekali menikmati pemadangan alam yang terhampar beserta sawah-sawah dengan angin alam yang berhembus dari jendela tak berkaca itu.

Sebenarnya bukan cerita ketika di Jatinangor yang akan ku ceritakan dan menjadi fokus utama cerita ini. Jadi saat aku pulang kembali ke Plesiran, Tamansari laju bus yang aku naiki membawaku ke awang-awang. Banyak kisah yang merajut di otakku. Salah satunya tentang kebahagiaanku ketika ikut NFEC 2012 kemarin. Sedikit banyak pertemuan kemarin dengan banyak pemuda dan pemudi Indonesia itu telah membuat paradigmaku berubah. Bahkan dalam perjalanan Nangor-DU yang cukup lama itu aku telah memikirkan untuk menyetir passionku ke arah lain yang menurutku merambah ke semua minatku. Aku teringat ucapan kawanku yang kurang lebih seperti ini, “Kamu masih 2011, masih ada cukup waktu untuk mencari passion kamu.” Saat aku bercerita tentang kegalauanku memikirkan passion apa yang sebenarnya mendarah daging di pikiranku. Aku tidak tahu apakah yang kualami saat perjalanan ini adalah euforia kebahagiaan sesaat karena baru saja mengikuti NFEC atau tidak , aku sendiri tidak bisa membedakannya.

Lalu pada saat melewati sebuah restaurant dengan budget yang cukup menjebolkan duit mahasiswa berkantong tipis seperti aku, aku berpikir banyak. Lagi-lagi aku menggalau tentang jurusan yang belum juga ada pengumumannya sampai detik itu. Di fakultasku SAPPK (Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan) terdapat dua jurusan yaitu Arsitektur dan Planologi. Aku  masih terdaftar sebagai mahasiswa tingkat pertama di ITB yang ketentuannya mahasiswa tingkat awal ini belum dapat jurusan. Seringkali ketika ditanya tentang jurusan aku selalu menjawab dengan asal dan bingung karena memang aku belum dapat jurusan saat itu padahal universtas lain sudah semenjak awal. Aku dalam awal pilihannya mendaftar arsitektur karena memang belum mengenal planologi. Namun saat mulai pengenalan tentang planologi aku mulai sedikit demi sedikit tertarik. Tapi aku masih belum punya nyali memilih planologi sebagai pilihan pertama. Aku dulu galau memutuskannya sampai akhirnya aku mengambil arsitektur saja. itu dulu saat pemilihan kuisoner namun tidak saat aku melewati retaurant tersebut. Aku mengaitkan restaurant itu dengan acaraku kemarin dan dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Biasanya arsitek mengurusi desain dari rumah orang kaya, bangunan gedung tinggi, (CMIIW) dan tidak lupa juga restaurant seperti yang aku lihat tadi. Pemilik restaurant biasanya memulai usaha dari modal yang telah mereka punya. Modal ada, desain bagus dari arsitek ternama, restaurant laku, masakan enak, harga mahal, dia akan kaya. Lalu aku berpikir bagaimana dengan orang yang tidak berada? Aku pernah mendengar lingkaran setan kemiskinan kalau dipikir-pikir apakah ini adalah lingkaran kekayaan, yang kaya makin kaya dan yang miskin akan terus miskin. Picik sekali pikiranku saat itu. Aku tiba-tiba menyesal memilih arsitektur sebagai pilihan pertama. Aku berpikir aku tidak akan terlalu bisa berbuat banyak jika aku menjadi seorang arsitek. Tanganku tidak akan terlalu banyak menggapainya, sebuah pekerjaan yang sulit itu. Setiran passionku tadi telah mengarahkanku agar aku bisa membantu sesamaku. Agar aku bisa menjadi pendidik walau aku bukan seorang guru. Dan dengan desain yang aku buat jika aku menjadi arsitek aku hanya akan memuaskan para penikmat kopi atau dessert di restaurant mahal tersebut. Aku hanya akan membuat desain. Apakah pemulung, nomaden atau pengamen yang lewat depan restaurant itu akan merasa kenyang dengan desain yang aku tawarkan. Yang ada hanya mereka akan merasa iri tidak bisa menikmati desain yang aku buat sambil makan. Mereka kelaparan sobat! Mereka butuh regulasi ekonomi dan tata perkotaan yang baik agar mereka juga bisa sejahtera walau sebagai kaum urban.

Hapeku bergetar, ada sms masuk. Dari Syaukat, “Masuk mana?” begitu tanyanya. Aku langsung sadar ini adalah pengumuman penjurusan.

Aku segera membuka ol.akademik untuk melihatnya. Seketika aku cemas, aku telah berpikiran saat itu juga untuk mendapatkan planologi. Aku bahkan berharap aku terdepak dari pilihan pertama. Aku hampir kekeuh atas pilihanku itu di saat terakhir seperti ini. Aku cemas, loading hapeku agak lama dan ketika ku klik hasil penjurusan aku mendapatkan tulisan :

ARSITEKTUR

Entah kenapa aku lemas dan tidak seceria teman-temanku yang lain kala itu.

Sekali lagi aku tak tahu apakah yang itu tadi adalah euforia sesaatku saja atau memang pikiran terdalam yang baru saja muncul. Ini hanya pendapat dan apa yang aku pikirkan maaf jika berbeda dengan yang lain tapi aku tidak berusaha mendeskreditkan siapa atau pihak mana pun. Aku tengah galau terhadap hidupku lagi, aku masih berpikir.

Bandung, 17 Juni 2012
dalam pengaduan



Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Beranjak Dari Gelap

Posted by Sosiana Dwi On 12:19 am

Beberapa hari ini aku begitu bahagia. Bukan karena penjurusan yang telah menempatkanku pada pilihan pertama Arsitektur bukan pula karena IP semester terakhirku turun jeblok. Atau karena liburan ini diisi oleh diklat masa Orientasi siswa baru OSKM 2012? Tidak juga.

Aku begitu bahagia karena beberapa hari yang lalu aku mengalami sebuah pengalaman baru. Untuk pertama kalinya aku  mengikuti seminar bertaraf nasional dengan dihadiri banyak pemuda dan pemudi se-Indonesia. Walau pun aku sering ikut atau cuma asal ngikut seminar di kampus yang kadang gedhe tapi kali ini lain. Di acara bertajuk National Future Educator Conferences (NFEC 2012) Aku bisa merasakan feel euforia yang berbeda. Andakan saja ada ahli aura di tempat ini aku bisa yakin ada lebih dari 75% orang yang kutemui memiliki semangat yang lebih dari semangat mengguncang dunia. Acara NFEC ini mengumpulkan orang dengan passion yang tinggi terhadap dunia pendidikan. Tapi jangan salah, mereka ini datang bukan dari IKIP, bidang keguruan maupun seorang guru saja namun mereka merupakan orang dari latar belakang keilmuan yang berbeda-beda. Ada yang ahli terhadap hutan, seorang arsitek, kesehatan masyarakat, teknik, ekonom bahkan aku juga menemui beberapa murid SMA yang telah semangat melakukan perubahan. Tentang acara sendiri aku telah beberapa mengupasnya dalam catatan lain di belahan lain blog ini intinya banyak sekali pembicara yang sangat menginspirasi.



Namun bukan soal keseluruhan acara, makanan yang enak-enak tersebut, maupun pembicara yang menginspirasi tersebut yang membuat aku bahagia mengikuti rangkaian acara NFEC 2012 ini. Pertemuan dengan banyak isi-isi kepala yang mempunyai semangat juang tinggilah yang membuat aku seperti disulut senyumnya untuk tak hentinya tersentum bahagia. Aku seperti menemukan keluarga yang akan mendukung segala apa yang kuperbuat. Telah kutemukan pejuang-pejuang kemerdekaan di era pasca kemerdekaan ini. Mereka itu hanya dengan membuat forum diskusi kecil saja bisa membuat kehangatan dalam sekejap. Mereka bukan tipe orang yang tertutup untuk bercerita, mereka terbuka bercerita tentang hidup dan project yang tengah mereka lakukan. Kita seperti telah sahabat lama yang lama tak bersua yang ingin menumpahkan semua cerita. Seolah cerita tersebut sayang untuk tidak dibagi. Diantara mereka beberapa orang sangat idealis. Ada yang dengan kuliahnya di bidang teknik dia tidak ragu untuk mengajar anak SD. Ada pula yang enggan untuk ikut SNMPTN undangan dan tulis karena dia yakin banyak kecurangan dan ke-gambling-an di dalamnya.

w.o.w melihat kegigihan dalam cerita mereka aku merasa malu dengan pencapaian diriku sendiri. Aku merasa belum pernah memperjuangkan sesuatu. Aku ingin membuat perubahan tapi itu hanya terhenti dalam batas konseptual. Aku ingin melangkah namun seribu ketakutan telah membuatku mundur teratur. Aku merasa malu ketika harus sharing project aku hanyalah pemimpi kecil yang tengah meraih bulan hanya dengan bercerita dan bercerita.

Aku bahagia kini bukan karena aku merasa gagal akan pencapaianku tapi aku bahagia karena dengan ikut acara ini aku bisa tersadarkan. Aku terdasarkan oleh kenyataan bahwa untuk meraih bulan aku harus membuat roket untuk terbang dan menembus atmosfer ketakutan-ketakutanku sendiri.
Kuceritakan padamu aku begitu bahagia,

Aku bahagia aku telah sadar dari kegelapan dan akan segera mungkin menyalakan lilin.

Aku bahagia aku bisa melihat dunia! J


Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Thursday 14 June 2012

Derita Ratu Kecantikan

Posted by Sosiana Dwi On 9:27 am


Judul                           : Ratu Kecantikan, Harga Sebuah Martabat (Dalam penerbit lain di beri judul Alivia)
Penulis                       : Langit Kresna Hariadi
Penerbit                     : Edelweiss
Distributor                 : Mizan Media Utama
Tahun Terbit              : 2010
Tebal buku                : viii+302 halaman
Genre                        : Dewasa

Gajah Mada, adalah sebuah buku biografi Patih Gajah Mada yang dikemas apik dalam bentuk fiksi oleh Langit Kresna Hariadi. Pria yang lahir  di Banyuwangi, 24 Februari 1959 adalah penulis roman Indonesia yang sukses membawakan berbagai cerita sejarah menjadi sebuah karya sastra yang bisa dinikmati oleh khalayak ramai. Bukunya yang lain adalah Balada Gimpul, Kiamat Para Dukun, Libby, Melibas Sekat Pembatas,, Kiamat Dukun Santet, dan novel sejanis Gadjah Mada,, Perang Paregres, Candi Murca. Setelah sukses dengan bukunya tersebut ia kembali memikat pembaca oleh sebuah novel yang diadaptasi kisah nyata ratu kecantikan di sebuah daerah kepulauan di Indonesia.
Bertutur tentang Novi Wulandari, gadis belia mantan ratu kecantikan di daerahnya Kepulauan Riau yang menginjakan kaki di Yogyakarta. Awalnya ia sempat ragu dan merasa dibuang di kota pendidikan tersebut karena merasa di pisahkan oleh jerat cinta Haikal, cinta pertamanya di Tanjung Pinang. Namun seiring berjalannya waktu ia tersadar laki-laki macam apa Haikal tersebut.
Dalam ranah rantau tak mudah menjaga kemolekan wajahnya dari pandangan tergiur para laki-laki. Dari mulai Hudioko, senior yang kesetanan mengejarnya dan memojokannya dengan tendesi kebaikan di bioskop dengan pikiran jahat penuh mesum, lalu Busma, pemuda kaya yang selalu berpikir dapat membeli hati dan harga diri –termasuk keperawanan— wanita  dengan hartanya sampai Pak Monde, dosen salah psikologi di kampusnya yang ternyata kesemsem dengannya dan hampir menjeratnya di Hotel Kaliurang. Perjalanan cinta yang busuk yang selalu dapat ia hindari tersebut memberikan trauma yang cukup atas gambaran laki-laki sehingga membuatnya masuk ke dalam sebuah LSM advokasi perempuan di kota Yogya. Kegigihannya dan sepak terjangnya menjaga kehormatan harkat martabat wanita mendudukannya pada jabatan paling penting di LSM tersebut. Bahkan bertemu dengan laki-laki baik hati, tampan, mapan dan seorang pilot pun segera ditepis lamarannya hanya karena idealisme yang tinggi akan sebuah suami. Sampai suatu kali ia justru mendapat pelecehan seksual dari sesamanya di LSM tersebut yang membuat ia mundur teratur dan terus fokus pada mimpinya untuk terus belajar dan mendapat predikat summa-cumlaude.
Di akhir perjalanan pendidikannya dengan tetap menjaga kesucian atas dirinya ia justru tenggalam oleh cinta yang baru sesaat orang baru dikenal hembuskan. Hanya berdasar dejavu yang ia rasakan, seluruh harta yang ia jaga dari laki-laki sebelumnya terengkuh dalam waktu satu malam pada Swanggala, nama samaran seorang pria beristri dan beranak dua. Hamil pun tak dapat ia nyana lagi. Depresi karena tidak mempunyai bapak bagi anaknya dan juga rasa malu karena seperti memakan ludah sendiri atas ucapannya saat menjaga idealismenya, ia hampir memutuskan aborsi dan bunuh diri. Sampai suatu ketika ia mendengar lantun Al-Quran dengan segenap tangis yang luar biasa dalam dari seorang perempuan di seberang kamarnya. Astuti, gadis yang sekarang ia anggap adik sendiri itu ternyata memiliki kesedihan lebih dalam darinya. Ibunya hilang tiga tahun yang lalu dalam perjalanan mencari anaknya Ludi Setiawan, kakak Astuti, yang meninggal karena kecelakaan. Seluruh keluarganya menganggap ibunya telah mati bahkan ayahnya akan segera nikah lagi.
Atas dasar balas budi ia berusaha mencari ibu Astuti. Beruntung Novi menemukan dimana keberadaan ibu Astuti dengan tuntunan Dharmahamca, lelaki berewokan seniman baik hati dan religius. Perjalanan itu membawanya ke Banyuwangi, sebuah kota yang terletak jauh di timur jawa dengan Dharma. Ibu tersebut hilang ingatan, sedikit sakit jiwa dan dirawat oleh keluarga Dharma. Dengan memenuhi nazar Dharma untuk kembali tulus bersih ia mencukur semua berewok yang membuat orang takut padanya yang membuatnya terlihat tampan dan meminang Novi untuknya sebagai cara membantu Novi yang tak bersuami. Nasib berkata lain ketika Dharma telah terlebih dahulu dipinta untuk jadi suami Astuti.
Perjalanan kisah Novi sang ratu kecantikan di pulaunya telah membuatnya trauma dan menutupi kisah hidupnya pada siapa saja termasuk kedua orang tuanya. Alivia adalah anak yang ia lahirkan setelah ia berjuang keras menutup aib dengan rapat namun ia buang segera karena malu untuk merawatnya. Namun Alivia lah yang membuat takdir ibunya bersambut baik.
Sebuah roman wanita yang menyedihkan dan syarat makna. Berisi banyak pendapat perjuangan hak-hak wanita tentang banyak pelecehan yang laki-laki berikan. Sebuah idealisme wanita yang entah kenapa di hancurkan oleh laki-laki pula bakan oleh kaumnya sendiri. Membacanya membuat saya terus menerus bertanya apakah ini tugas wanita, melayani nafsu pria? Sebuah buku yang sangat menarik untuk membacanya sampai tuntas. Sebuah ungkapan kegelisahan yang wanita pikirkan dituturkan dengan gamblang oleh seorang penulis laki-laki. Saya tidak habis pikir buku yang berserak di kumpulan yang terbuang  sanggup menguras air mata dan meruntuhkan pendapat tentang Rego nggowo rupa, harga membawa kualitas. Walaupun cover tak cukup menarik memikat perhatian namun buku ini sampai pada pusat perhatian dalam relung saya.
DSC00698.jpg





  • Contact us

    Sosiana Dwi Architecture 2011 Bandung Institute of Technology