Sunday 17 June 2012

Shopping Summit (?)

Posted by Sosiana Dwi On 1:34 am

Kali ini aku akan membiasakan diridengan menulis hal-hal yang terjadi di sekitar yang mungkin menarik di ungkap oleh seseorang mahasiswa yang masih belajar untuk mengemukakan pikirannya. Anggap saja obrolan ini adalah kajian yang lebih mendalam bila dibandingkan dengan ghibah alias ngeggosip.

Akhir-akhir ini banyak bermunculan organisasi muda yang diusung oleh sejumlah golongan yang menginginkan kemajuan. Salah satu ungkapan Bung Karno yang mengatakan, “Beri aku sepuluh pemuda dan aku akan mengguncag dunia,” sepertinya telah menjadi latar belakang berdirinya banyak organisasi kepemudaan. Jiwa muda yang masih menggebu-gebu dengan lecutan semangat yang mudah tersulut, inspirasi yang masih belum tersandung realita, idealisme yang masih kuat menjadikan pemuda adalah salah satu investasi yang cukup kuat. Para pioner perubahan itu bersamasama untuk memajukan Indonesia melalui gerakan nyata yang bentuknya bisa berupa summit, conference, camp, festival,Model United Nations dan banyak lagi bentuknya. Bagaikan jamur yang tumbuh subur disaat musim hujan semnagat tersebut secara sporadisbermunculan. Kita mungkin pernah atau bahkan sering mendengar gerakan seperti Indonesia Mengajar, Indonesian Future Leader, Indonesian Young Summit Conferences, Indonesian-Indonesian yang lain yang intinya adalah satu : semua gerakan itu dilakukan untuk Indonesia yang lebih baik entah bagaimana caranya. Banyak acara lain pula yang hampir sama menyuguhkan magnet besar bagi pemuda.

Oia, FYI acara tersebut menjadidaya tarik tersendiri untuk para pemuda menge-apply nya. Banyak keuntungan yang bisa diperoleh baik itu dari tujuan dan visi misi acara yang tercapai sampai ke efek samping yang menguntungkan. Sebut saja kita bisa mendapat banyak teman dari penjuru tanah air, peserta yang hadir biasanya tidak hanya berasal dari satu daerah saja namun banyak teman yang bisa kita peroleh. Kalau ada yang menyebut membangun networking itu penting itu pula lah yang akan dirasakan para aplikan yang lolos. Jejaring teman semakin lebar dan luas. Ada pula pengaktualisasian diri melalui upgrading-upgrading yang gerakan mereka lakukan. Banyak pengetahuan yang bisa di dapat dengan mengikuti rangkaian acara tersebut. Menambah pengalaman? Salah satu alasan klasik dan yang pasti akan di dapat karena pengalaman bertemu dengan orang-orang dari seberang pulau di Indonesia mungkin hanya akan di dapat di acara tertentu saja. Selain itu terkadang pembicara dan pemateri adalah orang yang menjadi motivator terkenal sebut saja Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Ghoris Mustaqim, Iman Usman, dan masih banyak lagi yang lainyya. Itu belum yang akan diperoleh secara gratisannya bisa mengikuti acara keren tersebut dengan murah maupun dengan gratis.

See? Banyak yang mendasari orang ingin berebut lolos dalam ajang tertentu. Saya? Tentu saja banyak acara yang saya juga ingin merasakannya terlebih visi-misi atau tujuan gerakan tersebut sudah klik di hati. Mengirim esay, CV, menjwab pertanyaan tertentu, harapan-harapan yang ingin dicapai di tuturkan dengan rangkaian kata yang apik. Tentu agar esay kita diterima dan kita bisa ikut acara tersebut. Senang jika lolos dan dongkol apabila tidak bisa ikutan.

Beberapa hari yang lalu saya ngobrol dengan teman yang kata teman saya yang lain dia agak antii untuk ikutan summit-summit semacam itu. Saya sendiri tidak tahu karena pengalaman saya ikut acara seperti itu bisa dihitung dengan jempol. Dia tidak ingin menjadi orang yang diberi istilah shopping Summit. dalam obrolan tersut orang yang ia maksud shopping summit adalah orang yang berburu summit atau apalah itu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan tersebut. Tujuannya apa? Dari yang ia ketahui tujuannya pun masih belum jelas. Antara ingin pergi jalan-jalan sampai yang hanya ingin memperbanyak daftar list di CV (Curiculum Vitae) saja. Hal yang kami tuduhkan itu berdasar pada ketidakminatan mereka dalam acara tersebut atau malah ketidak tahuan mereka pada tema yang diberikan. Misal acara bertema pendidikan tapi ada diantara mereka yang malah tidak mengerti apa itu pendidikan dan untuk apa mereka ikut dalam acara tersebut. Kasarnya gak ada passion di situ tapi ikutan nimbrung disitu.

Mau tidak mau itu tetap tuduhan kami yang tidak cukup kuat karena secara pribadi kami belum pernah bertanya langsung dengan mereka itu. Tapi dengan cara tersebut, ketidak tertarikannya itu malah membuat saya menyayangkan kursi yang mereka dapat itu. Kalau saja mereka itu tidak lolos dalam acara tersbut paling tidak kursi yang mereka tempati bisa mereka berikan kepada orang lain yang memang lebih kuat passionnya atau yang ingin memberikan sesuatu setelah acara tersebut. Berikan pada yang membutuhkan. Karena acara kepemudaan itu dibuat tentu saja dengan tujuan agar acara tersebut dapat memberi feed back yang baik kepada lingkungan.

Shopping Summit? why Not
kalau memang summit itu sesuai apa yang kita suka, kita yakin kita dapat memberikan tindak lanjut yang baik, kita yakin dapat menjadi sesuatu yang setelah bergabung di dalamnya. Namun saya mohon buang jauh pikiran menjadi shopping  summit kalau kita hanya ingin nyampah , jalan-jalan, bertujuan yang tidak baik atau malah hanya ingin menambah deretan prestasi kita di CV. Gerakan kepemudaan itu butuh tangan pemuda namun bukan pemuda yang oportunis juga. Luruskanlah niat kita karena semua hal bemula dari niat.

Tulisan ini ingin saya berikan pada diri sendiri. Karena terkadang keinginan untuk serakah dan ingin ikut ini itu kuat mengental dalam pikiran. Lupa pada apa yang saya perjuangkan, lupa pada tujuan awal saya dan kadang lupa pada niat. 
Meluruskan niat adalah salah satu bentuk introspeksi diri bagi saya.


Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
Categories: ,

0 Opini:

Post a Comment

Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)

  • Contact us

    Sosiana Dwi Architecture 2011 Bandung Institute of Technology