Selamat malam dunia,
dan selamat datang pagi di dunia baru Sosiana...
Akan aku suakan salam kehangatan bagi catatan kecilku yang telah menemani aku dalam beberapa masa labilku. Beberapa bulan terakhir ini aku mengenal dengan namanya beragam perubahan yang signifikan. Salah satunya adalah ketika harus lepas dari catatan. Kesibukan atau kesoksibukan membuat sangat terbatas waktu yang disisihkan untuk mengenang dan merumuskan perihal yang terjadi di hati. Sebagai mahluk yang ekstrovert aku merasa momen seperti ini lah yang hilang padahal momen inilah yang mengasyikan. Aku sendiri tidak mengerti yang aku bicarakan dan aku hanya berusaha merumuskan beberapa pikiran yang baur antara senang, sedih, kecewa, putus asa, emosional hingga absurda dari mulai kevakumanku dalam menulis.
Selama ini aku dikenalkan pada dunia kuliah dan kebebasan. Suatu udara yang membuat aku jungkir alik mati-matian berubah tapi membuat aku lepas. Keadaan dimana aku bisa mencari jati diri dengan utuh tanpa berbenturan dengan paradigma orang lain. Aku mulai mengenal hal yang dulunya gelap dan tabu bagi aku tapi aku menikmatinya. Aku mengenal jiwa-jiwa baru pemandangan yang indah. Spirit baru, orang baru, pengalaman baru, kota baru dan beragam masalah baru. Dalam kebebasanku aku sering halnya tidak merasakan orang lain ada pula yang tidak memiliki kebebesan dan dari hari itulah aku merasakan ada ketidaknyamanan.
Seperti terlahir kembali ke dunia aku juga masih meraba-raba. Lingkungan fakultas dan pendidikan dari sekolah arsitektur, perancangan dan pengembangan wilayah yang memang aku sukai begitu mendidikku dengan pemikiran baru. Mencari permasalahan adalah tugas wajib yang efek sampingnya malah menjadi task buat kami orang terdidik. Penggemblengan kalkulus, kimia fisika (walau secara tidak langsung) menuntun aku berdiri namun bekal kemanusiaan membuat aku banyak berjalan. Inilah memang tugas manusia untuk berjalan dan menemukan tujuan yang sadar atau tidak kita sedang menuju ke arahnya.
Inilah tantangannya dan dalam menemukan tantangan itu aku dikenalkan pada tiga orang yang sangat random saling berkaitan dan berkenalan dengan hidupku. Mereka aku kenal dengan kehebatannya sebagai diri mereka sendiri. Herawan dengan keberbedaanya dalam hal branding, Siti dengan ibusentris dan prestasinya, Bastian dengan yah seperti yang Siti sebut ensiklopedi berjalannya dan kami dengan kecocokan yang saya tidak pahami. Kami hanya orang biasa saja yang karena cocok menjadi meyatu satu sama lain.
Kevakumanku menulis notes ini cukup terwakilkan dengan mangatakan bahwa selama ketidak produktifanku terisi dengan tiga orang tadi. Mereka lah yang mengajariku berjalan meski belum pernah berancang-ancang berlari. Tapi apalah arti hidup hanya untuk diam? Perubahan dibentuk karena perpindahan.
Satu yang cukup menorehkan inspirasi dihatiku ketika NFEC 2012 lalu di Sampoerna Foundation, "Bambu selama tiga bulan pertama hanya akan tumbuh sebagai rebung, namun tiga bulan kemudian dia akan menjadi bambu sepanjang lima meter," Kami sedang menumbuhkan bambu teman namun kami masih underground . Yang kami yakin suatu hari kita akan bertunas dan bercokol di bumi pertiwi yang kaya akan bambu ini. :)
Bandung, 13 Juni 2012
Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
Categories: experience, puisi hati
0 Opini:
Post a Comment
Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)