Kali ini aku akan membiasakan diridengan menulis hal-hal
yang terjadi di sekitar yang mungkin menarik di ungkap oleh seseorang mahasiswa
yang masih belajar untuk mengemukakan pikirannya. Anggap saja obrolan ini
adalah kajian yang lebih mendalam bila dibandingkan dengan ghibah alias ngeggosip.
Akhir-akhir ini banyak bermunculan organisasi muda yang
diusung oleh sejumlah golongan yang menginginkan kemajuan. Salah satu ungkapan
Bung Karno yang mengatakan, “Beri aku sepuluh pemuda dan aku akan mengguncag
dunia,” sepertinya telah menjadi latar belakang berdirinya banyak organisasi
kepemudaan. Jiwa muda yang masih menggebu-gebu dengan lecutan semangat yang
mudah tersulut, inspirasi yang masih belum tersandung realita, idealisme yang
masih kuat menjadikan pemuda adalah salah satu investasi yang cukup kuat. Para
pioner perubahan itu bersamasama untuk memajukan Indonesia melalui gerakan
nyata yang bentuknya bisa berupa summit,
conference, camp, festival,Model United Nations dan banyak lagi bentuknya.
Bagaikan jamur yang tumbuh subur disaat musim hujan semnagat tersebut secara
sporadisbermunculan. Kita mungkin pernah atau bahkan sering mendengar gerakan
seperti Indonesia Mengajar, Indonesian Future Leader, Indonesian Young Summit
Conferences, Indonesian-Indonesian yang lain yang intinya adalah satu : semua
gerakan itu dilakukan untuk Indonesia yang lebih baik entah bagaimana caranya. Banyak
acara lain pula yang hampir sama menyuguhkan magnet besar bagi pemuda.
Oia, FYI acara tersebut menjadidaya tarik tersendiri untuk para
pemuda menge-apply nya. Banyak
keuntungan yang bisa diperoleh baik itu dari tujuan dan visi misi acara yang
tercapai sampai ke efek samping yang menguntungkan. Sebut saja kita bisa
mendapat banyak teman dari penjuru tanah air, peserta yang hadir biasanya tidak
hanya berasal dari satu daerah saja namun banyak teman yang bisa kita peroleh.
Kalau ada yang menyebut membangun networking
itu penting itu pula lah yang akan dirasakan para aplikan yang lolos.
Jejaring teman semakin lebar dan luas. Ada pula pengaktualisasian diri melalui
upgrading-upgrading yang gerakan mereka lakukan. Banyak pengetahuan yang bisa
di dapat dengan mengikuti rangkaian acara tersebut. Menambah pengalaman? Salah
satu alasan klasik dan yang pasti akan di dapat karena pengalaman bertemu
dengan orang-orang dari seberang pulau di Indonesia mungkin hanya akan di dapat
di acara tertentu saja. Selain itu terkadang pembicara dan pemateri adalah
orang yang menjadi motivator terkenal sebut saja Anies Baswedan, Dahlan Iskan,
Ghoris Mustaqim, Iman Usman, dan masih banyak lagi yang lainyya. Itu belum yang
akan diperoleh secara gratisannya bisa mengikuti acara keren tersebut dengan
murah maupun dengan gratis.
See? Banyak yang mendasari orang ingin berebut lolos dalam
ajang tertentu. Saya? Tentu saja banyak acara yang saya juga ingin merasakannya
terlebih visi-misi atau tujuan gerakan tersebut sudah klik di hati. Mengirim
esay, CV, menjwab pertanyaan tertentu, harapan-harapan yang ingin dicapai di
tuturkan dengan rangkaian kata yang apik. Tentu agar esay kita diterima dan
kita bisa ikut acara tersebut. Senang jika lolos dan dongkol apabila tidak bisa
ikutan.
Beberapa hari yang lalu saya ngobrol dengan teman yang kata
teman saya yang lain dia agak antii untuk ikutan summit-summit semacam itu.
Saya sendiri tidak tahu karena pengalaman saya ikut acara seperti itu bisa
dihitung dengan jempol. Dia tidak ingin menjadi orang yang diberi istilah shopping Summit. dalam obrolan tersut
orang yang ia maksud shopping summit adalah orang yang berburu summit atau apalah
itu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan tersebut. Tujuannya apa? Dari yang
ia ketahui tujuannya pun masih belum jelas. Antara ingin pergi jalan-jalan
sampai yang hanya ingin memperbanyak daftar list di CV (Curiculum Vitae) saja.
Hal yang kami tuduhkan itu berdasar pada ketidakminatan mereka dalam acara
tersebut atau malah ketidak tahuan mereka pada tema yang diberikan. Misal acara
bertema pendidikan tapi ada diantara mereka yang malah tidak mengerti apa itu
pendidikan dan untuk apa mereka ikut dalam acara tersebut. Kasarnya gak ada
passion di situ tapi ikutan nimbrung disitu.
Mau tidak mau itu tetap tuduhan kami yang tidak cukup kuat
karena secara pribadi kami belum pernah bertanya langsung dengan mereka itu.
Tapi dengan cara tersebut, ketidak tertarikannya itu malah membuat saya
menyayangkan kursi yang mereka dapat itu. Kalau saja mereka itu tidak lolos
dalam acara tersbut paling tidak kursi yang mereka tempati bisa mereka berikan
kepada orang lain yang memang lebih kuat passionnya atau yang ingin memberikan
sesuatu setelah acara tersebut. Berikan pada yang membutuhkan. Karena acara
kepemudaan itu dibuat tentu saja dengan tujuan agar acara tersebut dapat
memberi feed back yang baik kepada lingkungan.
Shopping Summit? why Not
kalau memang summit itu sesuai apa yang kita suka, kita yakin kita dapat memberikan tindak lanjut yang baik, kita yakin dapat menjadi sesuatu yang setelah bergabung di dalamnya. Namun saya mohon buang jauh pikiran menjadi shopping summit kalau kita hanya ingin nyampah , jalan-jalan, bertujuan yang tidak baik atau malah hanya ingin menambah deretan prestasi kita di CV. Gerakan kepemudaan itu butuh tangan pemuda namun bukan pemuda yang oportunis juga. Luruskanlah niat kita karena semua hal bemula dari niat.
Tulisan ini ingin saya berikan pada diri sendiri. Karena
terkadang keinginan untuk serakah dan ingin ikut ini itu kuat mengental dalam
pikiran. Lupa pada apa yang saya perjuangkan, lupa pada tujuan awal saya dan
kadang lupa pada niat.
Meluruskan niat adalah salah satu bentuk introspeksi diri bagi saya.
Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
0 Opini:
Post a Comment
Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)