Friday 17 February 2012

Jalan-jalan Media #1

Posted by Sosiana Dwi On 12:34 am
Hari yang cerah ini Kamis, 16 Februari 2012 pukul enam kurang aku berangkat dari asrama ke kampus. Ada apa gerangan sepagi itu aku berangkat? 
Tidak seperti biasa aku yang sering telat ngampus bisa datang lebih pagi dari biasanya. Bukan untuk kuliah Fisdas yang sangat membosankan di GKU Barat lantai 3 namun untuk pergi ke Jakarta. Jadi hari itu setelah penundaan beberapa kali kami dari Unit media dan Biro Komunikasi Informasi KM-ITB akhirnya bisa juga datang mengunjungi salah satu media besar dan berpengaruh di Indonesia yaitu Kompas TV dan Kompas cetak.

Kompas TV
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2,5 jam dan personil yang ala kadarnya (karena terhalang hari kuliah) kami sampai juga di Gedung Kompas. Unit Boulevard, Persma, 8EH, Soul of Campus, Relasi Kominfo, admin twitter GaneshaLau datang dengan harapan besar (lebay). Namun sayang bus ITB tidak cukup muat diparkir di gerbang depan sehingga harus memutar jalan dan membutuhkan waktu lama yang membuat kami anak ITB menjadi ngaret. 

Sampai disana kami telah disambut oleh Nyoman Triyono yang berasal dari HRD manajer Kompas TV dan Alex Wibisono dari kepala peliputan yang masih muda. Dalam kata sambutan ia terlebih dahulu bertanya mengapa ITB memilih Kompas TV untuk dikunjungi, padahal TV itu baru berdiri sejak 9 September 2011 yang artinya masih terlalu muda.

Dalam pikiran saya juga mengandung pertanyaan yang sama, mengapa harus Kompas TV? Mengapa tidak Trans TV, RCTI atau mungkin Indosiar yang lebih banyak konten dari segi hiburan.
Sampai akhirnya manajer relasi Kominfo KM-ITB Davin Aristomo menjelaskan pemilihan Kompas TV bukan tanpa sebab. Meskipun TV yang masih seumur jagung namun ia mempunyai ciri yang berbeda dari stasiun TV yang ada saat ini. Dari segi pemberitaan Kompas TV tidak memihak manapun juga tidak seperti TV  One atau Metro TV dan mempunyai konten acara yang lebih mendidik bukan sinetron dan juga bukan pembodohan publik. Alasan lain adalah karena Kompas TV lebih mengangkat budaya dan kearifan lokal di Indonesia yang tidak ditemukan pada stasiun TV swata komersil lain.

Karena berawal dari sebuah nama besar media cetak  Kompas, brand dari penyeber berita masih kuat dan memang itulah mereka. Dengan sebuah tagline Inspirasi Indonesia kru Kompas TV yang kebanyakan adalah pemuda-pemudi mencoba mengangkat semua Inspirasi yang bisa ditawarkan kepada khalayak. Agar kita tidak hanya dibuat pundung pada negeri sendiri dengan segala pemberitaan jelek tapi agar kita menjadi termotivasi pada apa yang bangsa telah lakukan. (prok prok)

Kompas TV  berbeda dalam banyak hal antara lain pemilihan host yang credible bukan host yang hanya menang komersil seperti Olga maupun Ruben Onsu, pelaksanaannya acara yang tidak membohongi seperti penggunaan suara lipsync maupun acara reality show yang di-skenarioi (memangnya Variety Show)? dan adanya TV berjaringan. 

Apa itu TV berjaringan? 
untuk mengkolaborasikan kearifan masyarakat daerah dan mencakup semua siaran lokal maka Kompas TV menggunakan sistem TV berjaringan. Jadi sistem ini semacam penyiaran daerah yang menginduk kepada Kompas TV seperti pada STV Bandung, Dewata TV, Borobudur TV dan lain-lain. Dalam tayangan TV lokal kadangkala ada berita nasional yang didapat dari Kompas TV, cirinya adalah munculnya kedua logo Televisi secara bersamaan dan itulah yang dinamakan TV berjaringan. Sedangkan untuk daerah lain yang tidak ada TV daerah yang menginduk pada Kompas TV maka hanya bisa menyaksikan Kompas TV di TV berlangganan berbayar. Dengan 70% siaran nasional, dan sisanya adalah siaran lokal selama 20 jam Kompas TV telah membuat beberapa pencapaian oleh televisi baru. Seperti halnya pernah menduduki rating tertinggi pada siaran beritanya dan sebuah pencapaian tertinggi pada bidang jurnalistik Indonesia yaitu peraihan Anugerah Adinegoro yang didapat dari sebuah acara bertajuk "Benang Merah". Program acara yang ditawarkan juga bervariasi antara lain entertain, knowledge, science, hingga edukasi. Sebagai "anak" dari Kompas koran mereka tetap eksis sebagai televisi berita.

Semakin semangat saja kami mendengar ulasan tentang sebuah koran yang berekspansi menjadi sebuah televisi. Memang pada awalnya semua orang harus mengalami perubahan agar makin tercapai tujuan tertentu. Target pemirsa Kompas TV adalah kelas menengah dimana pada setiap acara di seleksi agar kontennya tidak memuat hal yang buruk-buruk tentang negeri. Dengan semangat Objektif, Indepedent, Credible, dan netralitas Kompas TV siap menumbuhkan harapan Indonesia. 

Setelah muter-muter ke dalam studio berita, foto-foto dengan kekatroan kami, ke bagian produksi, dubbing dan diajari beberapa tools yang entah apa itu (karena kami ngga ada yang tau) sampai juga kami diberi tahu tentang tips meningkatkan brand awareness.  Antara lain adalah paham dan mengerti apa posisi kita di masyarakat, kampus dan mungkin bangsa dan negara dan tonjolkan point apa yang bisa ditonjolkan sebagai follow up dari itu semua.

Warna-warni Indonesia sebagai salah satu unsur dalam pemakaian lambang Kompas TV ini. 


......to be continued in part 2 of Jalan-jalan Media
Categories: ,

3 comments:

  1. Wah, KOmpas TV. Aku baru tau.
    Hem, Independent... Jadi penasaran nih. ^^

    ReplyDelete
  2. bisa di cek di K TV atau TV yang ada label Kompas Tv-nya :D

    ReplyDelete
  3. Today is documentation weather, isn't it?

    ReplyDelete

Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)

  • Contact us

    Sosiana Dwi Architecture 2011 Bandung Institute of Technology