Saturday, 31 December 2011

Re-SOLUSI 2012

Posted by Sosiana Dwi On 10:08 pm

Kiamat 2012?
 Harusnya menjadi takhayul bagi aku yang sudah menjadi mahasiswa dengan wawasan dan pengetahuan yang lebih dari orang yang tidak kuliah. Terlebih aku adalah orang islam yang punya iman. Tak ada yang akan tahu pasti kiamatnya kiamat tanggalnya apalagi  jam dan waktunya. Tapi itu tak menyurutkan niatku untuk makin insaf dan tawakal sama yang punya aku, Pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Tak akan, aku sudah tahu kegagalan menjalankan 2011 kemarin. Banyak sekali yang alfa yang harusnya aku jalani.
Sebenarnya bukan kerena besok itu tanggal 1 Januari 2012, bukan karena malam ini malam tahun baru, bukan juga karena besok itu akan dekat dengan kiamat  (katanya). Tapi aku sedang bersungguh-sungguh untuk memperbaiki kesempatan yang Tuhan masih berikan untukku. Kesempatan itu mahal, niat itu banyak namun kemauan yang amat sangat susah aku ambil. Nafsu syetan lah yang banyak menghalangi niat kebaikan. Dan kemauanku belum cukup keras menghalanginya. Inilah momen aku ingin berubah. Tak hanya ingin berubah selama bulan januari terhitung dari aku posting tulisan ini, tapi hingga berakhirnya tahun 2012 (mungkin sampai kiamat yang mungkin juga akan datang).
Aamiin
Aku ingin banyak merevolusi diri ini. Aku udah gedhe! Tahun ini aku kuliah di Institut Terbaik Bangsa (ehm, sekadar melebihkan), institut gajah. Aku sudah jadi mahasiswa dengan kata MAHA didepan siswa. Aku tak mau hanya jadi siswa yang patuh saja sama aturan dan pasif aja sama keadaan, aku harus jadi MAHA! Tapi untuk ukuran aku , aku juga tidak ingin takabur dan sombong atau melebihi kemampuan aku. Aku harus jadi MAHA atas diriku sendiri. Menjadi MAHA pemberantas atas kemalasan, kesombongan, kejahatan, keserakahan, keegoisan dan ke-x-an yang lain yang melekat di badan.
Oke , dengan bertiupnya terompet di rumah tetangga atau di alun-alun kota saya canangkan gerakan 2012!
1.       Ayo bangun pagi dan lebih pagi! (terhitung dari tanggal ini maka besok 1 Januari 2012 harus bangun pagi)
2.       Selesaikan dengan baik apa yang telah kamu mulai! (maka kalau sudah ikut organisasi atau kepanitiaan harus selesai dan tuntas dengan totalitas tinggi, jangan ngabur coy kayak kemarin)
3.       Bagilah waktu dengan sebaik-baiknya (terkait rule no 2) dan raihlah sebanyak-banyaknya!
4.       Hemat!!!! (ingat kamu sedang diamanahi uang negara! Kalau kamu gagal kamu sedang mengkorupsi jutaan masyarakat Indonesia yang gagal ke ITB karena kamu)
5.       Rajin-rajin olahraga! (Menunggu purcell junior dibeli, sepeda baru 0:D)
6.       Begadang jangan begadang! (Nanti dimarahi Rhoma Irama, cukupkan tidur jam 11 malam saja)
7.       Jangan malas belajar! (Jangan anggurkan Kalkulus, Kimia, Fisika ooh, IPK menunggu di tengah tahun ooh)
8.       Cari kegiatan yang SANGAT AMAT ber-MANFAAT dan tidak terlalu mengganggu! (Untuk ini harus, demi mimpi)
9.       Use english please to develop your english! (Aku aja ngga ngerti apakah ini kalimat belepotan atau tidak. Pokoknya ga tau gimana caranya aku mesti belajar ngomong inggris setiap hari)
10.   Rajin menulis tulisan bermutu! (karena tulisanku kali ini benar-benar sudah jauh dari mutu)
11.   Dan tak kalah dan jauh lebih penting rajin beribadah menghadap ke Allah SWT! (Terlepas dari kapan kiamat datang)

Apalagi ya? Hmm . bingung untuk sekarang ini dulu baru itu, nanti kalau sudah ada ide baru aku akan update tulisan ini. Yang jelas agendaku untuk tahun depan (yang akan dimulai beberapa menit lagi) adalah :
1.       ITB FAIR 2012
2.       PEMIRA (Pemilu Raya) ITB 2012
3.       Indonesian Young Changemaker Summit (IYCS) 2012
4.       Gelar Budaya Aceh
5.       Penempatan jurusan dan ospek Jurusan (semoga dimana saja yang terbaik)
6.       PRO-KM ITB (kalau namanya masih sama)
7.       Aku Masuk ITB
8.       Jalan-jalan media KOMINFO
9.       Semoga ikut summit-summit yang lain

Heal My Self : Sosiana

Posted by Sosiana Dwi On 12:42 am

Hidupku itu penuh dengan sebentar,
Sebentar-sebentar bahagia, sebentar-sebentar sedih

aku lagi pengen buka aib semasa SMA. SMA memang kata orang penuh dengan romansa putih abu-abu. Kata orang bahagia. Aku pun secara sebentar-sebentar merasakan itu. Sudah tek terhitung berapa kali aku senang berbunga-bunga karena jatuh cinta. Entah itu cinta monyet, cinta ngefans, hingga cinta yang beneran sampai pengen mati rasanya kalau ga ketemu.

Cinta itu buat aku bagai bumbu bunga penyadap saat sekolah. Bila nggak ada seperti hari-hari tidak ada topik untuk dibicarakan. Tidak ada wajah untuk dibayangkan. Tidak ada senyum yang bisa merontokkan kesedihan. Dan tidak ada cerita konyol dibuatnya.

Ke-ekstrovertan-ku membuat aku sudah biasa bercerita kepada siapa saja. Banyak cinta yang bersambut namun banyak pula yang kandas. Ada yang prnah sampai membuat hari-hari hanya berwarna kelabu, hitam, kelam, gelap, mendung saking sedihnya. Ada yang pernah menghancurkan mood dengan membuatku menangis sejadinya-jadinya tapi tanpa suara di kamar sendirian, padahal dua hari kemudian aku akan ada pengumuman SNMPTN. Pengumuman yang sangat penting.

Ah, sudahlah. Aku sendiri bingung mau cerita apa. Banyak yang mesti disensor agar menjamin keberlangsungan blog ini *lebay.

Akhir kata aku cuma mau ngasih tau kalau aku yag sekarang udah beda dengan aku yang dulu. Aku yang sekarang tidak mudah untuk mengenal cinta. Aku yang sekarang sangat berhati-hati pada yang namanya cinta. Aku cuek dan udah ngga mau tahu. Aku sekarang maaf sudah sangat trauma pada hal-hal cinta-cintaan. Aku sekarang sangat pilih-pilih dekat dengan lawan jenis.

Buat yang pernah jadi romansa putih abu-abuku, aku cuma sedang "Heal my self" untuk "Hell them"

Aku sedang senang berorganisasi, sedang senang menari saman, membuka wawasan, dan membuka pertemanan.
Percintaan skip dulu deh sampai "Heal my self"-nya selesai.

Friday, 30 December 2011

Buku Sketsa bagian I

Posted by Sosiana Dwi On 12:32 am
Begadang membuat buku sketsa sekiranya tak begitu sia-sia. Beberapa patah garis dan gambar selesai pada tugas DPP Arsi pertama. Lelah juga..

But I like several picture in here,
PICT 1
Sebenarnya aku dapat gambar dengan angle seperti ini dari cover buku sakti ITB. Menurutku keren pake banget. Salam Ganesha itu adalah slogan, motto yang paling aku kagumi. Tiap kali ada acara mengumandangkan salam ganesha aku merasa jiwaku sebagai mahasiswa terpanggil.

PICT 2
Waktu itu demi sebuah sketch book yang terisi aku dan Ivanie (teman sekampung dan sefakultas) rela duduk jongkok dan dengan tekun mensketsa. Dan tau ngga? Ini di gambar bukan di kertas sketch lhoo, tapi di kertas bekas brosur iklan bimbel. Super lah, haha

PICT 3
Gedung tertinggi di ITB. Satu-satunya yang lantainya delapan dan katanya angker. Aku sendiri ga ngerti apa kepanjangan dari PAU *lhoo. Ya sudahlah. Terletak di depan perpus ITB, di bagian belakang kampus. Di lantai 3 ada mushola yang kini kalau mau sholat tempat wudlunya harus naik ke lantai 4 *demiapa. Tapi kalau iseng naik lift ke lantai 8 , trus kita lihat jendela, terus kita lompat,  bakal banyak pemandangan indah yang terlihat. Saraga dan kolam renang satu contohnya (ga disaranin buat ngintip orang dari sini)

PICT 4
Kamar tidur impian. Sebenernya ini karya semasa SMA , pas pelajaran seni lukis. Kita disuruh buat kamar impian. Kalau akau malah bikin kamar yang lebay banget sampai dua tingkat. Hehehe. Karena aku males ngisi sketch book ku sama apa, ya sudah isi saja dengan print out gambar ini. :p

PICT 5
Foto diri, lagi-lagi ini gambar jadul yang aku masukin

PICT 6
Hasil pin-upku yang pertama. Judulnya "Kota Masa Kecil". Kota saat aku masih kecil dan Purbalingga kota yang kecil namun bermassa. Dapat Sangat bagus. Tak tahulah itu apa artinya.

PICT 7 
Mengenang sepedaku yang telah hilang. Ini lagi di trotoar jalan Dago.

PICT 8
Tau ini apa? Aku juga ga rau. wkwkwk. Yang jelas ini ada di Dubai, salah satu kota yang arsitektunya di luar dugaan.

PICT 8
Asalnya ini gambar di brosur faklutasku SAPPK. rada miring tuh tiangnya , moga ga ambruk deh di gambar.


 PICT 9
Jembatan layang Pasupati (Pasteur-Cipati) CMIIW. Salah satu icon kota Bandung. Kalau aku lihat itu ini cion keburukan kota Bandung juga karena di bawah jembatan nan megah dan indah itu banyak perumahan kumuh.

PICT 10
Gedung Sate. Pertama kali aku ke tempat ini aku sedang melihat Video mapping gedung sate. Tepat pada hari Ulang Tahunku yang ke-18 :)

PICT 11 
Tadi mengenai jembatan Paupati sekarang adalah tentang di bawah Pasupati. Kamu bakal lihat gimana kaum urban merombak tempat kumuh ini jadi tempat yang indah. :)


Sekian dulu deh sketch book ku besok kita bedah lagi deh sketch bookku yang agak lebih mendingan dari ini. HAHA. 
Salam

Friday, 23 December 2011

Liburan Awal ini

Posted by Sosiana Dwi On 11:34 pm

Sekarang cerita tentang backpacker yang sesungguhnya. Jadi liburan kali ini seperti biasa aku naik kereta api kelas ekonomi menuju kampung halaman. Memang tidak ada kereta yang lansung menuju Purbalingga. Otomatis aku selalu mencari kereta yang paling tidak melewati Kroya Banyumas,stasiun terdekat dari rumah.
Alhamdulilah aku tidak ikut UAS sama sekali. Walaupun nilaiku tak bagus-baguas amat sih. Tidak semua dapat A (okelah.. hiks). Tapi paling tidak aku jadi orang paling yang santai sekarang. Rencananya aku ga akan langsung pulang ke rumah. Ingin ada jeda untuk bisa menjelajah Bandung dan segala isinya. Lagian libur satu bulan akan terasa membosankan jika hanya dihabiskan di rumah. Kamu mesti tahu jika kotaku hanya itu-itu saja dan sangat membosankan (bagiku).
Minggu pertama aku dan beberapa teman dari SAPPK mengunjungi museum PP Iptek yang berada di Kota Baru Padalarang. Museum itu tak jauh berbeda dengan yang ada di TMII. Yang membuat berbeda adalah terdapat jam matahari (sundial) terbesar se-Asia Tenggara. Lalu dilanjut sholat di Masjid Al-Irsyad, masjidnya warga Kota Padalarang yang didesain oleh maestro arsitek Indonesia, Ridwan Kamil. Waw! Dia adalah my favorite. Sekilas aja penjelasan tentang jalan-jalan ke Kota Baru kali ya. Selebihnya bisa dilihat di postingan blog sebelumnya ­­­­atau malah yang akan datang (belum di posting, hehe)
Hari-hari berikutnya Cuma diisi dengan malas-malasan di asrama, ngebo mpe jam 11 siang, ngampus bentar dan hedon. Sekarang aku mau nggaris bawahi yang hedon. Gila lah itu, hampir satu minggu aku hedon ke mall tiap hari. Ciwalk, BEC, BIP dan Gramedia kayak udah jadi langganan. Sebenernya ga beli apa-apa tapi Cuma mau jalan-jalan. Tapi ya tetep ujung-ujungnya duit juga, akhir-akhirnya makan juga kalo ngga di KFC , McD, D’Kost ya Pizza Hut. Tapi kebanyakan di bayarin sih. Cuma yang makan di McD aku lebih suka makan deh, njebolin kantong. Walaupun ice cream juga tapi kalo tiap hari mah jebol banget ni tabungan. Kapan bisa beli sepeda lagi! Hosh
Selanjutnya hari-hari menuju pulang. Tiket kereta ekonomi Kahuripan udah di tangan. Tanggal 20 Desember malem aku bakal pulang. Tinggal pembubaran P3R 19-20 Desember yang bikin aku galau. Entah kenapa aku lagi ga pengen ikut. Mungkin alasannya adalah karena tanggal 20 aku messti pulang dan sepertinya bakal buru-buru kalau pulang tanggal segitu dan ikut P3R. Dengan kegalauan kas remaja masa kini aku putuskan aku ga ikut P3R dan aku akan ke Jogja!!!
Jogja
Alasan kuat aku ke kota ini adalah :
1.       Ibu ngajakin, biar sekalian ke Klaten dan bisa makan duren sepuasnya, sekenyangnya, dan semuntahnya. Kebetulan budhe lagi panen duren jadi why not coba!
2.       Tiba-tiba bin ijig-ijig si Zegha, Tomo eh Arif , Tugas, Rosi, Ami, Sasti, Nastiti, Lia, dan Ketang Annas Talimudin pada ke sana mau pada backpackingan. So aku jadi tertarik gitu buat ikutan walaupun ga sepenuhnya ikut sih.
3.       Tiketku sampai Lempuyangan Jogja.
4.       Ayolah, it’s my holiday, it’s time to forget Calculus, Physics, and my Chemistry and it’s time to HAVE FUN :D!!

Kereta kali terasa lebih ramai selain oleh pedagang yang ga henti-henti jualan, banyak anak ITB yang nemenin. Bahkan anak yang duduk sebelahku juga anak ITB. Banyak pula anak SAPP(e)K yang naik kereta. Jadi aku sangat senang naik kereta kali ini. Rasanya banyak saudara di sekelilingku. Saudara yang sederhana sehingga mau naik kereta ekonomi (huks).
Stasiun Lempuyangan menyambut pagi ini dengan kata Jogja dan jogja. Naik taksi sampai rumah Najma, si empunya penginapan (plakk) maksudnya yang punya rumah. Dan blekk aku langsung tidur karena di kereta aku ga bisa tidur soalnya jadi bantalnya Najm. Haha, sorry jem. Dan aku masih latah dengan beberapa aksen sunda yang telah aku pelajari. Seperti punten untuk kata ganti permisi dan kata Aa atau teteh untu mas dan mba. Wew, jadi malu mengingat aku lagi di jawa dan masih aja make tetek bengek itu.
Sorenya keliling juga aku di Jogja. Kota yang entah kenapa tak ada di benak untuk aku singgahi buat kuliah. Jalanan malioboro aku kelilingi sama motornya Najem. Lalu berhentilah kami di parkiran shopping, suatu tempat yang khusus menjual buku-buku dengan harga yang sangat miring.
Awalnya Cuma mau lihat-lihat tapi aku kalap saat tahu harga suatu buku.
“Ini berapa A?” tanyaku sambil memegang buku Negeri Lima Menara.
“Dua puluh ribu aja mba,” seketika aku langsung noleh ke Aa-nya dan mendelik ga percaya.
“Kenapa mba? Kemurahan ya? Lebih juga engga apa-apa kok.” Kata Aa-nya bergurau sambil cengangas-cengenges.
What the heaven lah” pikirku dalam hati.
Jadilah aku kalap membeli dua buku sekaligus yang totalnya adalah tigapuluhribu! Uang segitu aku baru bisa beli sampul hardcover Harry Potter deh. Oke daripada aku tambah kalap lagi jadinya kita get out deh dari kawasan itu dan melaju ke Mall Maliboro.
Rata-rata sih di mall ada apa aja ga begitu tertarik aku beli-beli sampai di toko buku bahasa inggris aku ketemu sama Rindy, temen SMA-ku. Aduh sebenernya lagi ga pengen ketemu sama anak Purbalingga sih disitu. Tapi mo gimana lagi. Ternyata dia lagi sama Tina, pacarnya sejak SMA. Ngobrol-ngobrol bentar dan ya udah. Kita mau duluan dan karena perut dan ga sinkron kita makan de di lesehan. Aku kira ini bakal murah dan ternyata makanannya lebih mahal dari Bandung sekalipun. Masa ayam bakar atau goreng harganya Rp 17.000,00 dan itu belum sama nasi. Ya sudah Cuma nasi goreng yang kita makan, dan itu porsinya sama kaya porsi limaribu nasgor depan kanayakan.  Ini mah keterlaluan lebih keterlaluan lagi ada pengamen yang kita ga mau bayar, eh dia malah nyeletuk anj*ng. Siapa suruh ngamen di depan kita, orang kita dari awal ga mau bayar kok dianya aja yang maksa.
Next, kita ke pasar malam di alun-alun. Rame nian lah, padahal bukan hari libur dan bukan malam hari libur. Kami janjian sama Tomo, Tugas, Lia, Annas, Zegha buat ketemuan kalo lagi pada di Alun-alun. Kita smsan deh dan janjian di wahana Ombak Asmara yang deket rumah hantu. Aku sama Najem nyari-nyari deh suara rumah hantunya. Ketemu dan ga ada siapa-siapa yang kita kenal. Kita terus sms ke mereka.
“Dimana lu?”
“Ombak asmara deket Kora-Kora sama Bom-bom car,” jawab mereka
“Kita juga disitu, tapi ga liat kalian. Ya udah kita ketemu di depan loket Ombak ya.”
“Oke,”
Beberapa saat kemudian.
“Lu pada dimana?”
“Di loket, “
“Kita juga di loket, dimananya?”
Hahhaha. Ngakak lah kalau inget itu. Autis banget kita sampai kita tahu ternyata di alun-alun itu ada 3 wahana Ombak Asmara dan ketiganya deket sama Bom-bom car dan deket sama Kora-Kora juga. Setelah kita akhirnya ketemu kita ketawa-ketawa ngakak.
Najma minta naik wahana Kora-Kora. Kita sih oke-oke aja. Aku pada dasarnya suka yang beginian nurut. Mahal juga biaya masuknya, 7ribu cing. Aku yang hanya kebagian tempat duduk di bagian tengah ga merasa tertantang. Najm duduk di sebelahku sedang Lia duduk di seberangku.
Saat wahana mulai menggoyang kapal kami dengan ritme yang kecil, si Najm udah mulai teriak-teriak dan nutup mata. Kayaknya mulai nagis dia. Aku kelabakan bingung. Aduh gimana nih sama Najm. Pas kora-koranya ngayun tinggi banget si Najm teriak-teriak histeris dengan mata tertutp. Teriaknya kaya orang kesurupan lagi. Makin ga enak ati nih, takut ada apa-apa ntar gimana aku mesti bilang ke ibunya Najm nih? Aku Cuma bisa nutupin telinganya Najm biar dia ga denger suara orang lain yang teriak. Huaa, yang lain pada teriak aku Cuma nutupin telinganya Najm sama ngliatin anak cowo dan Lia bergantian, haha. Mulai kelabakan sendiri. Seru sih wahananya tapi dah biasa aja kali ini.
Pas turun Najm dah kayak orang mabok, matanya merah, untung ga sampe semaput dia. Sukur deh. Dia malah nyuruh aku naik Ombak sama Anas dan Lia.
Ombak asmara, awalnya sangar liat mas mas yang jaga. Ototnya keker, matanya tajem, Cuma pakai singlet item dan celana jeans. Rambutnya gondrong , tapi mirip banget la sama cowo yang ada di film A Moment to A Remember. Atraksi dimulai. Kami duduk melingkar. Wahana diputar dan kami ga bakal jatuh karena gaya sentripetal yang ditahan oleh tempat duduk kami. Diputarnya awalnya lambat dan lama-lama beberapa orang yang tubuhnya gede-gede ndorong wahana kami dengan alunan musik disco. Feel disconya kerasa banget, ada lampu-lampu warna-warni juga, ditambah mas-masnya pada nari dengan suasana disco. Gaya mereka cool banget , aku kayak lagi nonton dan main film rasanya. Mereka juga gelantungan kayak monyet tapi gaya mereka tetep cool. Kayak bad boy gitu deh. Seru abis. Serunya dari siluet-siluet saat kita berputar, serasa di film dan mereka yang sangat cool terus kita pandang lain karena gerakan wahananya yang muter. Ditambah lagi ada yang sirkus dengan ngaitin kaki di tali-tali pancang wahana. Dia gelantungan kayak kelelawar. Haha, super deh buat mereka itu. Atraksi abis deh, keren sumpah deh. Kembali ke masa kanak-kanak lagi rasanya yang Cuma ada pasar malam satu desa satu.
Dan sekian deh, capek. Muter-muter jogja in one day. Besok dah harus ke Klaten
Bye bye.. :p



Thursday, 22 December 2011

Ibu dan Kota Jogja

Posted by Sosiana Dwi On 10:43 am

Jogjakarta, 21 Desember 2012
Tengah malam ,menjelang pukul 00.00

Pukul 03.00 , kereta Kahuripan melaju dan meninggalkan stasiun Kroya. Stasiun yang selalu mengantarkan aku pada rumah dan rindu. Kali ini aku melepasnya , sebenarnya ada rindu yang menguak diantaranya utnuk segera kembali pada pulang. Tapi kali ini lain, aku akan beranjak ke Jogja lalu ke Klaten, Solo dan terakhir kembali ke kota masa kecilku, Purbalingga.
Pukul 06.00, Stasiun Lempuyangan menanti kami dengan hingar bingar kegiatan pagi. Jogja aku sampai pada beberapa kenangan. Okelah, rumah Najma menantiku dan Rini, teman satu fakultasku yang juga akan menghabisakan beberapa hari di Jogja. Taksi tanpa Argo antarkan kami ke depan sebuah pasar. Pasar Colombo namanya.
Nama pasar itu sudah tak asing lagi di telingaku. Saat aku mengalami masa yang berat yaitu SNMPTN tulis, Kaliurang KM 6 adalah tempat aku menginap. Sudahkah aku bercerita?
Dulu saat aku SNMPTN tulis aku mau tidak mau tes di Jogjakarta. Alasannya adalah saat itu aku juga tengah mencari beasiswa lain, Paramadina Fellowsip (PF) namanya. SNMPTN tanggal 31 Mei sampai 1 Juni, sedangkan PF tanggal 1 Juni pukul 10.00. Aku sempat bingung juga, mau pilih yang mana dari keduanya dengan pertimbangan aku dapat melanjutkan studiku dengan beasiswa agar tak ada beban bagi ibuku. Dengan segala kenekatan yang aku punya aku setujui kedua-duanya tentu dengan segala probabilitas yang ada. Aku ikut SNMPTN tes di jogja juga aku ikut PF jam sepuluh di hotel Ina Garuda, Malioboro. Keputusan yang kubuat dengan matang.
Sebenarnya yang paling berkesan dari penggalaman tadi adalah aku dan ibuku pergi ke Jogja  hari itu menggunakan motor. Dan ibuku lah yang mengendarai. Bayangkan! Ibuku tak lagi muda (48 tahun) dan dia adalah seorang wanita! Dari Purbalingga-Jogja (bahkan Klaten) ibuku yang mengendarai (Kau bisa menebak berapa kilo yang ibu tempuh). Aku tau ibuku lelah, panas menyengat dan membakar kulitnya, kakinya mengelupas di bawah terik matahari.
Ya,
 Ibuku memang orang yang sangat hebat dan sangat tangguh. Ibu rela melakukan apa saja demi kemajuan aku dan pendidikanku. Untuk menebus kesalahannya saat aku tidak bisa lolos undangan gara-gara pilihannya agar aku jadi dokter. Aku sangat terharu akan perjuangan ibu semua karena aku.
I Love U Mom.
Aku tak malu menceritakan kisah ini , tentang ibu yang kuat yang membesarkan aku dan kakakku sendiri setelah ayahku meninggal , kepada team juri PF 2011. Mereka juga tak kalah terharu, begitu pula teman-teman satu perjuangan PF. Menurutnya hal itu adalah hal yang sangat tangguh bagi seorang ibu.
Ibu bukan lah wanita yang glamour dan hedonis. Ibu sangat sederhana. Bahkan ketika aku dengan jahat meninggalkan ibu sendirian di tempat parkir Hotel Ina Garuda saat aku tengah wawancara, sungguh aku ingin ibu naik ke hotel dan bisa duduk di ballroom atau sekedar di serambi hotel. Walaupun ibu sangat sederhana dan penampilannya tak lebih dari seorang rendahan tapi aku berjanji ibu akan pernah merasakan menginap di hotel seperti ini bu. Menjadi orang yang terhormat dan dihormati, dan itu semoga karena perjuangan ibu untukku. Amien.
Ya , kami memang orang biasa, ibu orang biasa. Bukan ibu yang mengenakan pakaian terbaik saat ibu pergi ke pasar atau arisan. Bukan ibu yang tidak akan membuat malu kita kalau kita ajak ke pesta. Tapi ibuku adalah sosok yang lebih dari luar biasa. Saat ia tak mengenakan baju kebesaran pun, nama dan sumbangsih ibu lebih mewah dar segala perhiasan yang orang punya.
“Bukan dari seberapa berarti peran ibu di mata orang lain, namun dari seberapa sayang kasih ibu yang menemanimu, menunggumu, dan mendoakanmu.”
Jalan-jalan ke Jogja ini mengingatkanku pada kasih ibu saat itu. Pada Hotel Ina Garuda, pada UGM dan fakultas pertanian, Kaliurang, Pasar Colombo. Saat aku butuh sekali dorongan dengan segala keterbatasan fasilitas yang aku punya, ibu ada menemani. Men-support hari-hari kekecewaan ini dan mengobatinya dengan butir-butir doanya.
Aku menulis ini karena teringat hari ini adala hari ibu dan aku dalam beberapa waktu dekat akan menemuinya. Mengecup lembut tangannya dan berkata hasil dari hari-hari yang telah ia berikan selama ini. Semoga ibu bangga, begitu pula ayah kandungku yang telah tiada. Semoga ia tenang di alam sana.
Esok aku akan bertemu ibu, di Klaten :)

Saturday, 17 December 2011

Posted by Sosiana Dwi On 1:41 am
Alhamdulilah, hadiah notebook itu alias pengganti sepedaku itu memang sudahlah hak milikku. 

"Yang jujur akhirnya mujur. "

Sepedaku, kau jugalah pengalaman bagiku untuk berhat-hati di tanah rantau.

Wednesday, 14 December 2011

Seneng atau Bingung?

Posted by Sosiana Dwi On 10:03 pm
Pulang-pulang kelaperan, nasi belum mateng. Daripada kelamaan nunggu nasi iseng deh buka labtop terus ol fb. Hal pertama yg aku lakuin kalau ol fb biasanya liat status temen-temen dan kadang liat link yang dishare, biasanya menarik sih. Sampai pada link yang di-share sama AMD Rising Star, salah satu kontes foto yang pernah aku ikutin. Sistem lombanya tuh kita upload foto terus kita share ke temen-temen buat di vote sama mereka. Lima vote terbanyak tuh bakal dapetin notebook dari AMD. Nah pas liat link ini http://www.facebook.com/notes/amd-rising-stars/brilliant-moments-photo-contest-the-winners/339392236076138
 aku rada ga minat gitu sih soalnya aku dah lama banget ga ngeshare tuh foto. Jadi aku yakin banget aku ga bakal menang.

Tapi oooh tapi aku kaget abis sampai mau keluar nih bola mata dari tempatnya soalnya tiba-tiba da foto yang aku share. 


What? Aku ga nyangka. Demi apa pun aku ga nyangka. Demi Tuhan , Bangsa dan Almamater aku ngga nyangka abis lah. Aku di peringkat lima dengan vote yang cuma 149!! Dan dapet hadiah notebook Sony VAIO E350 yang pastinya dapteng dari AMD.

Tau kenapa aku ngga yakin itu aku?
Soalnya vote aku tuh kecil banget. Beberapa minggu yang lalu pas aku liat itu aku turun peringkat ke peringkat 13 dari yang awalnya 2. Vote orang-orang yang lain itu bisa sampai 1000an, 600, 500, 400, aku aja sampai bingung tuh mereka pake dukun apa bisa kuat begadang dan ga nglakuin apa-apa selain ngajak orang ngevote tuh foto. Dan aku lebih ga nyangka ternyata yang votenya tuh ampe 6000 ga masuk dalam list pemenang. Malah foto aku yang ga pernah aku share lagi malah menang. Cuma 148 vote dengan total yang ngliat emang cukup banyak sih sekitar 560an.

Aku bingung.
aku mesti seneng dapet notebook gratis dan bisa beli sepeda lagi ATAU aku harus kecewa dengan sistem penjurian yang kayaknya sangat ga transparan. 

Jujur saja aku harus bingung deh kayaknya,

Tapi demi apapun aku seneng banget lah. Setidaknya aku bisa ngebuktiin ke ibuku kalau aku bisa ngilangin sepedaku aku juga bisa mbeli sepeda juga dengan uang dan keringat aku.


Yee...
Sepeda baru nih. Aku janji bakal ngasih banyak gembok tuh ke sepedaku. Kalau perlu lima biji terus biar aman aku taruh sekre UKA deh. Terus sesuai janjiku itu duit dibagi dua sama Reta dan anak SAPPK yang lainnya. :)

Alhamdulilah buat hari ini


Tuesday, 13 December 2011

Arogankah?

Posted by Sosiana Dwi On 2:30 pm
Malas menghadapi mantanku itu, jangan sebut mantan lah. Aku malu dan menderita! Menyesal ga akan ada guna karena dia. 

Oke, Sekarang aku tanya apakah benar anak-anak kedinasan itu begitu sangat loyal kepada pemerintah?

Apa mereka benci dikritik?

Apa mereka juga terlalu arogan?

Atau justru aku yang sangat arogan?

mohon jawabannya. Atau aku akan tersandung pada kesalahan yang tak berujung.

Benci

Posted by Sosiana Dwi On 12:16 am
Rampung sudah trilogi Ronggeng Dukuh Paruk milik Ahmad Tohari. Rampung.

Tiba-tiba kesensitivanku sebagai permpuan terkoyak. 
Kenapa harus selalu perempuan yang menerima kenyataan pahit?
Kenapa?

Aku pun pernah merasakannya, begitu pula ibuku. Aku dan ibuku dan semua kaumku.

aku benci laki-laki dan segala berahinya 
 

Monday, 12 December 2011

Simbol

Posted by Sosiana Dwi On 11:02 pm
Tadi sore, 20.00 aku dan beberapa maganger Kabnet KM-ITB yang belum dilantik akhrinya kini resmi dilantik menjadi calon staf. Dilantik maupun tidak akan mempengaruhi kinerjaku dan beberapa kawan lainnya. Simbolisasi dengan sebuah pin yang tadi dipasangkan ke baju kami bagiku hanya sebuah simbol. Tak ada makna jika aku tak memeberinya jiwa.

Dan itu yang belakangan terjadi pada aku. Aku kehilangan arah tujuan hidup. Mau kemana dan mau apa aku hidup. Aku tak mungkin menguasai semua hal yang aku inginkan. Fokus ada pada aku dan aku mersakan belum menemukan fokus hidupku. Semua masih sporadis saat ini. Aku seperti berjudi atas hidupku, mana yang menang dan mana yang menyenangkan aku kuasai. Dan aku kehilangan arah hidupku.

Seperti tadi yang aku bilang, saat aku mengenakan simbol yang aku sandang sore tadi aku merasa aku masih jiwa yang kosong. Dan in tadi tak ubahnya sebuah simbol yang berjalan dan bersandiwara atas drama hidupku. Menjadi staf kabinet itu adalah bagian dari awal hidupku. Namun dalam pelaksanaannya aku belum tahu harus apa.

Aku hilang dalam banyak,


aku bisu dalam ramai,


sekali lagi aku hilang arah tujuan.

Sunday, 11 December 2011

Posted by Sosiana Dwi On 9:47 pm
Aku masih belum tahu tujuan hiduku sampai saat ini,

Aku belum dapetin passion dan  jati diri aku,

God, It will be a hard for me


Thursday, 8 December 2011

Gue Bisa Karena Gue Coba

Posted by Sosiana Dwi On 9:30 pm
Unbeliveble,
16,56 MINUTES penonton...
Rekor dalam hidup aku, itu rekor!!! Rekor sekali lagi saya ulangi, REKOR bukan REKTOR!


Apaan sih? Gaje banget nih Sosi..
Iyalah gaje, ngomongin apaan juga ga jelas pisan


Huaa, intinya aku seneng banget bisa meyelesaikan semua mata pelajarn olahraga di kampus. Dulunya sewaktu SMA aku mengira di kampus tidak akan bertemu lagi pelajaran OLAHRAGA.

FAKTANYA...
kampusku sebut saja ITB justru kampus yang mencanangkan adanya pelajaran OLAHRAGA.

OH YEAHH...
dan aku benci dengan OLAHRAGA apalagi yang namanya LARI.

TERNYATA
penilaian UTS, UAS adalah LARI keliling saraga ENAM kali.
ENAM kali , 6
6,
6,
6,


selama aku lari aku ga mau ada beban,
TAPI oh TAPI 
aku ingin sekali membuat REKOR dalam hidup aku.

Ayunan langkah,
selalu aku bisikan sama diri aku sendiri kayak gini,

"Sosiana, kamu pasti bisa lari. Yang lain juga bisa kok, ayoo lari, si 'itu' aja bisa lari kok. Kok kamu engga?"
bisikan yaang ternyata bukan setan menyemangatiku.

Saat sakit perut melanda , aku berbisik,
"Kamu sakit Sosis? Sakit tuh rasanya gimana si? Ga ada kan ya? Jadi sakit itu ada ketika kamu mengadakannya. Kalau kamu bilang ga sakit ga sakit kan jadinya,"

Lari teruslah aku, lari walau rasanya pengen muntah dan pingsan.
"Pingsan ga akan menyelesaikan masalah kan ya?" aduh , lama-lama aku kok jadi kayak setan yang memanasi-manasi diri sendiri ya? Huaa...

dan ...
Terereng teng teng...
16,56 minutes
Ini adalah kali pertama aku lari dengan baik dan benar. Semenjak aku SD sampai SMA ga pernah aku lari dengan kilat dan mencoba cepat. Belum pernah sodara sodara!!

YASUDAHLAH

kita sudahi saja ke-GAJE-an ini. Okeh? 
intinya,
Dimana ada kemauan, disitu selalu ada semangat dan kemajuan yang akan mendorongmu.

Tuesday, 6 December 2011

Berjalanku dalam Sendiri

Posted by Sosiana Dwi On 10:28 am

Mereka tidak tahu bagaimana dulu aku selalu bersemangat menegejar mimpiku. Walaupun itu hanya aku sendiri, aku berjuang di dalam keterbatasan yang aku punya. Kurangnya informasi, kurangnya fasilitas, tapi aku selalu bersemangat mencapainya.

Sama bersemangatnya seperti sekarang. Dimana aku sudah punya berbagai ragam informasi, hampir punya beberapa fasilitas, banyak kenalan , banyak cerita. Aku masih bersemangat sebagai objek yang mampu menge-share apa yang aku dapat. Aku bersemangat untuk hal ini. Aku merasa aku punya tanggung jawab untuk membaginya dan tak ingin ada rahasia. Terlebih aku ingin berbagi pada orang yang seperti aku dulu, bersemangat sekali mencari informasi.

Dulu aku adalah anak desa dengan segudang mimpi. Aku sekolah di kabupaten kecil yang amat sangat tidak ramai yaitu Purbalingga, Jawa Teengah. Aku sekolah di pusat keramaian, berharap anak desa yang jauhnya 13 kilometer ini tidak gaptek dan punya informasi lebih. Berharap bisa jadi Agent Of Change bagi kampungnya. Berharap lebih dengan mimpi-mimpinya.

Sampai suatu kali aku harus menyelesaikan studi dan meneruskan di jenjang perguruan tinggi. Aku tak ingin seperti halnya teman-temanku. Kuliah di tempat yang dekat sehingga bisa sering pulang. Jogja,Solo, Semarang adalah kota yang tak ingin aku tinggali untuk kuliah. Aku ingin Bandung ataupun Jakarta, tempat yang jauh ,setidaknya untuk Purbalingga sebagai patokan. Dan beberapa pertimbangan lain membuatku ingin di kedua kota tersebut. Aku sempat beberapa kali bertanya pada guru BK-ku dan sedihnya tidak direspon dengan baik.
"Buat apa jauh-jauh, di Jogja aja ada arsitektur kan? Di UGM contohnya. Ngpain di ITB yang jauh?" begitu kata-kata salah satu guru BK yang membuatku down.
Aku butuh dukungan,untuk aku yang keras kepala ini. Bukan penolakan yang tak beralasan. What the .... dengan kata jauh. Aku bisa mandiri dengan tidak terlalu boros pulang pergi kampung setiap weekend. So?

Aku mencari jalanku sendiri , aku juga mencari beasiswa dengan jalanku sendiri. Paramadina Fellowship dan Beasiswa Monbukagakusho aku lalui sendirian. Kecuali Bidik misi tentunya yang perlu ada keterkaitan pihak sekolah. Aku mencari info sendirian. Mba Dora salah satu almamater dari sekolahku yang kebetulan adalah mahasiswa SBM ITB sering aku rusuhkan. Setiap saat aku bertanya dan sering merepotkan. Mas Amiril , teman dari mba Dora juga aku repotkan untuk bertanya-tanya tentang BIUS (Beasiswa ITB untuk Semua).Aku merepotkan banyak orang, ya mungkin lebih karena aku tak ada internet untuk mengakses sumber informasi lebih.

Sekarang, aku sudah tinggal di Bandung. Telah hampir menyelesaikan studi satu semesterku. Alhamdulilah sekarang aku merasa siap membantu orang yang dulunya seperti aku , bersemangat mencari informasi dengan ketidakdukungan beberapa pihak.

Share info, sudah aku lakukan. Info pun tak sekedar info Universitas, tapi juga info lomba. Apakah aku terlalu bersemangat?
Apakah aku begitu?

Namun aku kecewa dengan beberapa penolakan yang aku alami. Aku kecewa pada sistem cara pikir beberapa orang diantaranya. Apakah mimpiku itu hanya aku yang punya? Mereka berbeda pendapat denganku? Atau aku yang terlalu berlebihan?

Rasanya aku ingin pindah saja pada kota yang penuh dengan semangat-semangat baru. Kota yang optimis pemuda-pemudinya. Kota dengan mereka yang penuh sejuta mimpi. Aku tak sejalan dan melawan arus. Aku?


Monday, 5 December 2011

Harga Tiket Masuk Ganesha

Posted by Sosiana Dwi On 10:34 pm
Saat awal menginjakan  kaki di dunia perkampusan aku punya banyak angan-angan. Banyak sekali dan memang kedengarannya muluk untuk dikerjakan seorang remaja yang canti dan kece #eaa yang belum pandai membagi waktunya. 

Aku?
semasa SMA itu anak rumahan yang ga boleh keluar-keluar oleh maminya. Pernah suatu kali aku memutuskan kabur dari RUMAH.
What?
Kabur dari rumah.
Yap, aku kabur dari rumah pergi ke rumah mbahku yang letaknya sebenarnya ga terlalu jauh, cuma sekitar satu kilometeran. Tapi aku berangkat dari rumah pagi-pagi buta, yaitu pukul 05.00, saat semua orang masih sibuk dengan lelapnya. Aku keluar dari kamar setelah semalaman mengurung diri di kamar sambil menangis meratapi nasib tidak boleh ikut ini-itu. Aku tak mau bertemu dengan ibuku, dan terlebih pada Bapak tiriku. Aku benci bapak tiriku, dan alhamdulilah sekarang dia sudah tak ada lagi di rumah. :)

Dulu kebebasanku dibatasi. Walaupun sebenarnya niatnya baik untuk masa depanku namun aku merasa itu seperti pengekangan hak-hakku untuk mencari berbagai pengalaman. Aku kuper dan jadi kutu buku.
Setiap hari aku tak bisa pulang hingga sore hari. Aku takut dimarahi juga pulang telat namun hampir tiap hari pula aku selalu pulang agak terlambat (tapi ga sampai lebih dari jam 6 sore). Aku biasa nongkrong di perpus bersama teman-teman. Aku ikut piket perpustakaan di SMA. Senang juga bisa berkumpul tanpa harus dikekang di rumah. Perlu diketahui rumahku itu cukup jauh yaitu 13 Kilometer dari pusat kota. Tidak punya kendaraan pribadi sehingga bergantung pada angkot dan bis (2 kali kendaraan umum) yang sangat tidak menentu jadwalnya. Aku ga pernah bisa ikut acara-acara sekolah yang menurutku lumayan bisa menambah pengalaman organisasi Sedih juga mengingat hal itu. :'(

TAPI..
tidak untuk saat ini, saat aku injakan di kampus Ganesha. Kampus yang dulu pernah disebut "Putra-putri terbaik bangsa" lahir. 
Engga buat kesempatan yang Tuhan beri buat aku.
Engga,
Ibaratnya sekarang aku diberi tiket GRATIS (ya karena aku dapet BIDIK MISI) pergi ke Dufan,
Kebayang kan kalau di Dufan itu yang terpenting kita masih punya cap di tangan kita bisa ke wahana apa saja sesuka hati. Sampai cape , sampai kaki bengkak kita masih bisa main-main di Dufan jikalau cap di tangan kita masih ada.
Begitu pula di ITB. Aku udah dapet tiket gratis, aku bisa menjelajahi semua fasilitas di ITB secara maksimal, sampai puas, sampai kaki lelah untuk melangkah, sampai bosan tapi ini adalah tiket GRATIS kita. 


Bayangkan ada ribuan orang yang gagal masuk ITB karena didepak oleh kita. Oleh karena itu aku adalah harapan dari ribuan yang tersingkir itu, agar aku dapat memajukan Indonesia lewat ke-tekhnikan yang aku pelajari. Harga tiket masuk Ganesha ini tidak lah murah. Aku harus berjuang melawan keterbatasan dan sedikit kemungkinan (serasa lagu banget). 

SO.....

Tiket GRATIS ini tidak akan aku sia-siakan begitu saja. Aku baru saja menjelajah beberapa event acara kampus, itu belum cukup mengajariku tentang semua wahana disini. Masih banyak kegiatan , dalam bentuk pengabdian, penelitian dan pendidikan yang aku dapat raih disini. Alhamdulilah ibuku mendukung. Sejak kepergian bapak tiriku , ibuku menjadi orang yang terbuka sikapnya terhadap hal-hal baru. Begitu juga padaku. Begitu juga pada Tiket emasku ini. 

Walaupun aku ga yakin dapet IP tinggi disini tapi aku yakin dalam bidangku Arsitektur orang ga akan nanya berapa IP arsitek sebelum dia ngrancang rumah. 
Iya kan?
Yang akan lebih ditanya adalah 'Seberapa banyak pengalaman merancang sebuah bangunan?"
Iya kan?
Aku tahu mengalahkan IP dan otak-otak anak ITB itu tak mudah ya, mereka itu bagai dewa lah intinya.


Untungnya aku adalah orang yang cukup ambisius dan bersemangat untuk hal-hal macam ini. Kalau aku sudah punya keingingan aku akan optimis akan hasil yang aku punya. Karena "Aku yakin , Aku BISA."

Homesick

Posted by Sosiana Dwi On 2:07 am
Kalau aku sedang homesick maka:

Aku ga belajar KIMIA sama sekali
ini UTS kedua teman-teman!
UTS kedua!

harusnya aku


TAPI....
aku ga mikirin apa-apa selain RUMAH
dan segala KENANGAN-nya

KENANGAN
baik dan BURUK

Nah, yang BURUK-lah yang aku terus menerus pikirkan!
PIKIRKAN saudara-saudara!

maka KIMIA dan segala macam isinya tidak aku pikirkan!
entah mau jadi apa nilai KIMIA ku nanti!
padahal aku pengen dapet IP > atau = 3,5
hua, itu SUSAH kalau akunya kayak GINI!!

sekian deh :(

Saturday, 3 December 2011

Aku Sampah Karena Masa Laluku

Posted by Sosiana Dwi On 1:53 am
Eksterm..


Mereka merubahku pada rentang yang sangat eksterm,
aku menjadi terjerumus pada dosa yang terlanjur ternoda,
tak mengapa jika ada maaf yang kan terimaku tak hingga,
jika itu tak mengapa,


Sampah,
aku jadi sampah,
dan aku lelah, 
menjadi keluh kesah yang sangat sampah ini,
waktuku terbuang hanya untuk sampah,
dan kini aku tak beda dengan sampah,


Mereka merenggut kota mimpiku


aku benci mereka,
benci pada hal yang dulu sangat aku sayang ,
pada hal-hal yang aku kejar,
pada kebahagiaan yang fana,
pada senyum-senyum palsu,
pada janji-janji haru, 
pada sentuh-sentuh nafsu,


pada mereka yang membuatku malu pada aku yang dulu,




Kepada kota mimpiku,
aku kini sampah,
aku tahu kau tak kan pernah menerima sampah,
aku hanya ingin meminta maaf jika aku hanya sampah,
aku harap kau dapat mendaur ulangku,
memanfaatkanku,
dan maaf tulisan ini hanya sampah,


aku ga ngerti gimana cara menghukum diri sendiri T_T

  • Contact us

    Sosiana Dwi Architecture 2011 Bandung Institute of Technology