Friday, 23 December 2011

Liburan Awal ini

Posted by Sosiana Dwi On 11:34 pm

Sekarang cerita tentang backpacker yang sesungguhnya. Jadi liburan kali ini seperti biasa aku naik kereta api kelas ekonomi menuju kampung halaman. Memang tidak ada kereta yang lansung menuju Purbalingga. Otomatis aku selalu mencari kereta yang paling tidak melewati Kroya Banyumas,stasiun terdekat dari rumah.
Alhamdulilah aku tidak ikut UAS sama sekali. Walaupun nilaiku tak bagus-baguas amat sih. Tidak semua dapat A (okelah.. hiks). Tapi paling tidak aku jadi orang paling yang santai sekarang. Rencananya aku ga akan langsung pulang ke rumah. Ingin ada jeda untuk bisa menjelajah Bandung dan segala isinya. Lagian libur satu bulan akan terasa membosankan jika hanya dihabiskan di rumah. Kamu mesti tahu jika kotaku hanya itu-itu saja dan sangat membosankan (bagiku).
Minggu pertama aku dan beberapa teman dari SAPPK mengunjungi museum PP Iptek yang berada di Kota Baru Padalarang. Museum itu tak jauh berbeda dengan yang ada di TMII. Yang membuat berbeda adalah terdapat jam matahari (sundial) terbesar se-Asia Tenggara. Lalu dilanjut sholat di Masjid Al-Irsyad, masjidnya warga Kota Padalarang yang didesain oleh maestro arsitek Indonesia, Ridwan Kamil. Waw! Dia adalah my favorite. Sekilas aja penjelasan tentang jalan-jalan ke Kota Baru kali ya. Selebihnya bisa dilihat di postingan blog sebelumnya ­­­­atau malah yang akan datang (belum di posting, hehe)
Hari-hari berikutnya Cuma diisi dengan malas-malasan di asrama, ngebo mpe jam 11 siang, ngampus bentar dan hedon. Sekarang aku mau nggaris bawahi yang hedon. Gila lah itu, hampir satu minggu aku hedon ke mall tiap hari. Ciwalk, BEC, BIP dan Gramedia kayak udah jadi langganan. Sebenernya ga beli apa-apa tapi Cuma mau jalan-jalan. Tapi ya tetep ujung-ujungnya duit juga, akhir-akhirnya makan juga kalo ngga di KFC , McD, D’Kost ya Pizza Hut. Tapi kebanyakan di bayarin sih. Cuma yang makan di McD aku lebih suka makan deh, njebolin kantong. Walaupun ice cream juga tapi kalo tiap hari mah jebol banget ni tabungan. Kapan bisa beli sepeda lagi! Hosh
Selanjutnya hari-hari menuju pulang. Tiket kereta ekonomi Kahuripan udah di tangan. Tanggal 20 Desember malem aku bakal pulang. Tinggal pembubaran P3R 19-20 Desember yang bikin aku galau. Entah kenapa aku lagi ga pengen ikut. Mungkin alasannya adalah karena tanggal 20 aku messti pulang dan sepertinya bakal buru-buru kalau pulang tanggal segitu dan ikut P3R. Dengan kegalauan kas remaja masa kini aku putuskan aku ga ikut P3R dan aku akan ke Jogja!!!
Jogja
Alasan kuat aku ke kota ini adalah :
1.       Ibu ngajakin, biar sekalian ke Klaten dan bisa makan duren sepuasnya, sekenyangnya, dan semuntahnya. Kebetulan budhe lagi panen duren jadi why not coba!
2.       Tiba-tiba bin ijig-ijig si Zegha, Tomo eh Arif , Tugas, Rosi, Ami, Sasti, Nastiti, Lia, dan Ketang Annas Talimudin pada ke sana mau pada backpackingan. So aku jadi tertarik gitu buat ikutan walaupun ga sepenuhnya ikut sih.
3.       Tiketku sampai Lempuyangan Jogja.
4.       Ayolah, it’s my holiday, it’s time to forget Calculus, Physics, and my Chemistry and it’s time to HAVE FUN :D!!

Kereta kali terasa lebih ramai selain oleh pedagang yang ga henti-henti jualan, banyak anak ITB yang nemenin. Bahkan anak yang duduk sebelahku juga anak ITB. Banyak pula anak SAPP(e)K yang naik kereta. Jadi aku sangat senang naik kereta kali ini. Rasanya banyak saudara di sekelilingku. Saudara yang sederhana sehingga mau naik kereta ekonomi (huks).
Stasiun Lempuyangan menyambut pagi ini dengan kata Jogja dan jogja. Naik taksi sampai rumah Najma, si empunya penginapan (plakk) maksudnya yang punya rumah. Dan blekk aku langsung tidur karena di kereta aku ga bisa tidur soalnya jadi bantalnya Najm. Haha, sorry jem. Dan aku masih latah dengan beberapa aksen sunda yang telah aku pelajari. Seperti punten untuk kata ganti permisi dan kata Aa atau teteh untu mas dan mba. Wew, jadi malu mengingat aku lagi di jawa dan masih aja make tetek bengek itu.
Sorenya keliling juga aku di Jogja. Kota yang entah kenapa tak ada di benak untuk aku singgahi buat kuliah. Jalanan malioboro aku kelilingi sama motornya Najem. Lalu berhentilah kami di parkiran shopping, suatu tempat yang khusus menjual buku-buku dengan harga yang sangat miring.
Awalnya Cuma mau lihat-lihat tapi aku kalap saat tahu harga suatu buku.
“Ini berapa A?” tanyaku sambil memegang buku Negeri Lima Menara.
“Dua puluh ribu aja mba,” seketika aku langsung noleh ke Aa-nya dan mendelik ga percaya.
“Kenapa mba? Kemurahan ya? Lebih juga engga apa-apa kok.” Kata Aa-nya bergurau sambil cengangas-cengenges.
What the heaven lah” pikirku dalam hati.
Jadilah aku kalap membeli dua buku sekaligus yang totalnya adalah tigapuluhribu! Uang segitu aku baru bisa beli sampul hardcover Harry Potter deh. Oke daripada aku tambah kalap lagi jadinya kita get out deh dari kawasan itu dan melaju ke Mall Maliboro.
Rata-rata sih di mall ada apa aja ga begitu tertarik aku beli-beli sampai di toko buku bahasa inggris aku ketemu sama Rindy, temen SMA-ku. Aduh sebenernya lagi ga pengen ketemu sama anak Purbalingga sih disitu. Tapi mo gimana lagi. Ternyata dia lagi sama Tina, pacarnya sejak SMA. Ngobrol-ngobrol bentar dan ya udah. Kita mau duluan dan karena perut dan ga sinkron kita makan de di lesehan. Aku kira ini bakal murah dan ternyata makanannya lebih mahal dari Bandung sekalipun. Masa ayam bakar atau goreng harganya Rp 17.000,00 dan itu belum sama nasi. Ya sudah Cuma nasi goreng yang kita makan, dan itu porsinya sama kaya porsi limaribu nasgor depan kanayakan.  Ini mah keterlaluan lebih keterlaluan lagi ada pengamen yang kita ga mau bayar, eh dia malah nyeletuk anj*ng. Siapa suruh ngamen di depan kita, orang kita dari awal ga mau bayar kok dianya aja yang maksa.
Next, kita ke pasar malam di alun-alun. Rame nian lah, padahal bukan hari libur dan bukan malam hari libur. Kami janjian sama Tomo, Tugas, Lia, Annas, Zegha buat ketemuan kalo lagi pada di Alun-alun. Kita smsan deh dan janjian di wahana Ombak Asmara yang deket rumah hantu. Aku sama Najem nyari-nyari deh suara rumah hantunya. Ketemu dan ga ada siapa-siapa yang kita kenal. Kita terus sms ke mereka.
“Dimana lu?”
“Ombak asmara deket Kora-Kora sama Bom-bom car,” jawab mereka
“Kita juga disitu, tapi ga liat kalian. Ya udah kita ketemu di depan loket Ombak ya.”
“Oke,”
Beberapa saat kemudian.
“Lu pada dimana?”
“Di loket, “
“Kita juga di loket, dimananya?”
Hahhaha. Ngakak lah kalau inget itu. Autis banget kita sampai kita tahu ternyata di alun-alun itu ada 3 wahana Ombak Asmara dan ketiganya deket sama Bom-bom car dan deket sama Kora-Kora juga. Setelah kita akhirnya ketemu kita ketawa-ketawa ngakak.
Najma minta naik wahana Kora-Kora. Kita sih oke-oke aja. Aku pada dasarnya suka yang beginian nurut. Mahal juga biaya masuknya, 7ribu cing. Aku yang hanya kebagian tempat duduk di bagian tengah ga merasa tertantang. Najm duduk di sebelahku sedang Lia duduk di seberangku.
Saat wahana mulai menggoyang kapal kami dengan ritme yang kecil, si Najm udah mulai teriak-teriak dan nutup mata. Kayaknya mulai nagis dia. Aku kelabakan bingung. Aduh gimana nih sama Najm. Pas kora-koranya ngayun tinggi banget si Najm teriak-teriak histeris dengan mata tertutp. Teriaknya kaya orang kesurupan lagi. Makin ga enak ati nih, takut ada apa-apa ntar gimana aku mesti bilang ke ibunya Najm nih? Aku Cuma bisa nutupin telinganya Najm biar dia ga denger suara orang lain yang teriak. Huaa, yang lain pada teriak aku Cuma nutupin telinganya Najm sama ngliatin anak cowo dan Lia bergantian, haha. Mulai kelabakan sendiri. Seru sih wahananya tapi dah biasa aja kali ini.
Pas turun Najm dah kayak orang mabok, matanya merah, untung ga sampe semaput dia. Sukur deh. Dia malah nyuruh aku naik Ombak sama Anas dan Lia.
Ombak asmara, awalnya sangar liat mas mas yang jaga. Ototnya keker, matanya tajem, Cuma pakai singlet item dan celana jeans. Rambutnya gondrong , tapi mirip banget la sama cowo yang ada di film A Moment to A Remember. Atraksi dimulai. Kami duduk melingkar. Wahana diputar dan kami ga bakal jatuh karena gaya sentripetal yang ditahan oleh tempat duduk kami. Diputarnya awalnya lambat dan lama-lama beberapa orang yang tubuhnya gede-gede ndorong wahana kami dengan alunan musik disco. Feel disconya kerasa banget, ada lampu-lampu warna-warni juga, ditambah mas-masnya pada nari dengan suasana disco. Gaya mereka cool banget , aku kayak lagi nonton dan main film rasanya. Mereka juga gelantungan kayak monyet tapi gaya mereka tetep cool. Kayak bad boy gitu deh. Seru abis. Serunya dari siluet-siluet saat kita berputar, serasa di film dan mereka yang sangat cool terus kita pandang lain karena gerakan wahananya yang muter. Ditambah lagi ada yang sirkus dengan ngaitin kaki di tali-tali pancang wahana. Dia gelantungan kayak kelelawar. Haha, super deh buat mereka itu. Atraksi abis deh, keren sumpah deh. Kembali ke masa kanak-kanak lagi rasanya yang Cuma ada pasar malam satu desa satu.
Dan sekian deh, capek. Muter-muter jogja in one day. Besok dah harus ke Klaten
Bye bye.. :p



Categories:

0 Opini:

Post a Comment

Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)

  • Contact us

    Sosiana Dwi Architecture 2011 Bandung Institute of Technology