Sebelumnya aku menulis tentang my experience membca buku Ronggeng Dukuh Paruk yang bukunya diangkat ceitanya dalam sebuah film.
Menari bukanlah bidangku, bukan pula minatku. Aku tak pandai mengolah gerak tangan menjadi sebuah liukan indah. Terlebih posisiku sebagai wanita jawa yang (seharusnya) lemah gemulai, santun, dan jika menari anggun mempesona bak putri raja. Aku tak terlalu seperti itu. Bisa si lemah gemulai tapi tidak terlalu luwes.
Semasa SMP ada pelajaran menari oleh ibu (yang aku lupa, yang pasti beliau lembut dan kulitnya amat putih) dan SMA pun ada. Tapi tak ada interest buat aku suka menari.
Hingga tiba aku di kampus Gajah Bandung ini. Saat Open House Unit (OHU) Pro KM kami mahasiswa baru di beri kebebasan untuk memilih unit sebagai ajang sosialisasi dengan lingkungan. Sebagai anak yang baru di-ucul dari kandang atau istilahnya dilepaskan jauh dari rumah aku sangat bahagia. Aku ingin berorganisasi, berkreasi dan tak ingin dikekang seperti jaman putih abu-abu dulu. Sehingga hapir semua unit aku datangi dan aku daftari.
Kokesma (unit koperaisan yang pada akhirnya aku lepaskan dengan telah membayar Rp 30.000,00 yang sekarang entah untuk apa)
Boulevard (majalah kampus, Alhamdulilah masih jalan)
U-Green (sebuah unit bertema lingkungan yang sangat berat untuk aku lepaskan sebenarnya kalau tidak mempertimbangkan jadwal yang tabrakan)
Persma (surat kabar mahasiswa, yang aku lepas karena sudah ada Boulevard)
KPA (angklung, aku tak pernah datang karena suda terlalu banyak personil)
UKA (Unit Kebudayaan Aceh, The most lasting, paling akhir daftar dan paling lama bertahan :) )
UKA, dari awal yang hanya iseng-iseng untuk mencari unit budaya yang juga sekaligus bisa olahraga. Saman mungkin jawabannya. Beberapa mengikuti saat latihan yang melelahkan , yang penuh emosi kadang kala , penuh lebam di kaki yang sebagai tumpuan, paha biru-biru karena sering ditepuk dengan keras, tangan lecet-lecet, huahhh. Namun sungguh walau sakit-sakit begitu tapi sangat menyenangkan bisa menari aceh yang butuh kekompakan.
Pesijuk atau acara syukuran bagi orang Aceh adalah tampil perdana di lingkungan kampus. Acara yang digelar bagi massa UKA yang merayakan wisudanya di ITB itu meriah. Aku menari tari Rateeb bersama kawan 2011 lainnya.
Menari bukanlah bidangku, bukan pula minatku. Aku tak pandai mengolah gerak tangan menjadi sebuah liukan indah. Terlebih posisiku sebagai wanita jawa yang (seharusnya) lemah gemulai, santun, dan jika menari anggun mempesona bak putri raja. Aku tak terlalu seperti itu. Bisa si lemah gemulai tapi tidak terlalu luwes.
Semasa SMP ada pelajaran menari oleh ibu (yang aku lupa, yang pasti beliau lembut dan kulitnya amat putih) dan SMA pun ada. Tapi tak ada interest buat aku suka menari.
Hingga tiba aku di kampus Gajah Bandung ini. Saat Open House Unit (OHU) Pro KM kami mahasiswa baru di beri kebebasan untuk memilih unit sebagai ajang sosialisasi dengan lingkungan. Sebagai anak yang baru di-ucul dari kandang atau istilahnya dilepaskan jauh dari rumah aku sangat bahagia. Aku ingin berorganisasi, berkreasi dan tak ingin dikekang seperti jaman putih abu-abu dulu. Sehingga hapir semua unit aku datangi dan aku daftari.
Kokesma (unit koperaisan yang pada akhirnya aku lepaskan dengan telah membayar Rp 30.000,00 yang sekarang entah untuk apa)
Boulevard (majalah kampus, Alhamdulilah masih jalan)
U-Green (sebuah unit bertema lingkungan yang sangat berat untuk aku lepaskan sebenarnya kalau tidak mempertimbangkan jadwal yang tabrakan)
Persma (surat kabar mahasiswa, yang aku lepas karena sudah ada Boulevard)
KPA (angklung, aku tak pernah datang karena suda terlalu banyak personil)
UKA (Unit Kebudayaan Aceh, The most lasting, paling akhir daftar dan paling lama bertahan :) )
UKA, dari awal yang hanya iseng-iseng untuk mencari unit budaya yang juga sekaligus bisa olahraga. Saman mungkin jawabannya. Beberapa mengikuti saat latihan yang melelahkan , yang penuh emosi kadang kala , penuh lebam di kaki yang sebagai tumpuan, paha biru-biru karena sering ditepuk dengan keras, tangan lecet-lecet, huahhh. Namun sungguh walau sakit-sakit begitu tapi sangat menyenangkan bisa menari aceh yang butuh kekompakan.
Pesijuk atau acara syukuran bagi orang Aceh adalah tampil perdana di lingkungan kampus. Acara yang digelar bagi massa UKA yang merayakan wisudanya di ITB itu meriah. Aku menari tari Rateeb bersama kawan 2011 lainnya.
Foto bersamo anak UKA 2011 :D
Setelah Peusijuk kami kembali di buat sibuk oleh acara yang cukup besar. Festival Citylink, salah satu mall baru di kawasan Kopo Bandung mengundang kami dalam acara perayaan ulang tahunnya yang pertama dalam tajuk "Proud of Indonesia". Menurut kak Sabe salah satu manajemen tariku event ini adalah yang cukup besar dalam memberi dana untuk UKA. Sekitar 2 juta kami dibayar. WOW menurutku.
Dua minggu untuk latihan yang super sibuk. Untung tak ada UTS sehingga aku tidak terlalu keteteran. Dua Minggu untuk penampilan yang tak lebih dari 20 menit.
Minggu, 20 November 2011
dari sekre UKA kami bertolak sekitar habis dzuhur sampai di Kopo kami hampir kaget dibuatnya karena mallnya ternyata cukup besar.
Bikin anjlok jantung saat liat mallnya lebih besar dari BIP
Butuh 2 jam untuk berdandan , dan jam empat kami pentas juga .
Foto Bersamo penari UKA nan cantik dan abang-abang rapa'i dan syekh (Bang Herle, yang ditengah)
Bang zilal, Kak Arin, Kak Arma, Yaya, Nisa, Naya, Kak Sabe, Rina, Kak tika, Luthfan
AKU (=D), Tasa, Amel, Alfy, Kak Madam,, Kak Anjar, Vanie
Formasi :
Kuning ::: Atas
Biru :::: Bawah
Ratoh, kami berdendang
Hai laotsaaaa.....
Yiiipppppp.... :D
ehm, manisnya pakai songket :P
aku sekarang merasa senang ketika menari,
aku merasa akan berdendang ketika ada suara Rapa'i dibunyikan,
dengan tangan kosong ,
atau dengan musik dan lagu,
aku merasa senang ketika dentaman tangan menghentak dan memeca keheningan,
dan aku akan merasa senang ketika ada suara tepukan tangan,
aku menjadi sang penari,
sang penari yang tak pernah terjadi sebelum-sebelum ini,
wow
aku menari
dan aku bisa menari
aku bisa menghbur hati
:D
Categories: experience
Hebat!!
ReplyDeletesesuatu yg tak pernah kulakukan, kecuali krn disuruh maju di depan kelas pas SMP.
nari apa? emang ada?
ReplyDeletetari piring
ReplyDeletesing penting ora pecah lah, eman2
ReplyDelete