Minggu ini Jumat, Sabtu dan Mingguku banyak tersisa untuk libur. Praktikum fisika terakhir telah usai dan memang kuliahku hanya sampai pada tahap hari Jumat. Seperti biasa saat sedang liburan maka waktuku banyak tersisa untuk memeluk bantal, monyet dan selimut hangatku tercinta di kamar no 19 Asrama Baru Kanayakan ITB. Sisanya aku sempatkan untuk mencuci baju dan merapikan kamar yang memang sudah layak disebut kapal pecah.
Kebetulan hari itu adalah jatahku untuk membeli galon yang memang telah kosong di kamarku. Daripada aku mati dehidrasi aku segera menaruh galon di lantai satu dengan terlebih dahulu menyelipkan uang lima ribuan sebagai harga galon itu. Saat itu juga aku melihat galon kamar no. 20 (Kamar tetangga alias punya Dwi, Bangka) sudah terisi oleh air. Memang salahku menaruh galon itu sudah agak siangan sehingga tidak cepat-cepat mendapat isi. sekitar pukul 11.00 aku meletakkannya dan pukul 15.00 aku kembali turun dari lantai tiga karena hendak pergi ke kampus. Di serambi depan aku berpapasan dengan bu Asrama , aku menyapa dan menanyakan kabar galonku apakah sudah terisi atau belum.
"Sudah, itu galonnya sudah isi ada di pos satpam. Tapi tadi belum naruh duit ya?" ibu berkata.
aku keheranan, perasaan aku telah menyelipkan selembar uang lima ribuan di perekat. "Sudah kok Bu, saya yakin sudah. "kataku penuh keyakinan.
"Lha tadi amangnya minta uang lagi ke ibu, jadi ibu kira Sosi belum bayar. Mungkin ketinggalan kali atau jatuh uangnya?"
Aku berpikir keras, sepertinya sudah. Berbekal rasa tidak enak hati maka kuulurkan uang lima ribuan lagi sebagai pengganti uang galon yang tiba-tiba hilang. Kulihat dompet dan itu adalah beberapa lembar uang terakhirku (:'()
Aku beranjak ke kampus. Jatah voucher makanku adalah di Borju, salah satu kantin dengan predikat mahal di kampus. Sayang jika tidak di pakai, dan lauk yang tersisa adalah dengan harga sepuluh ribuan keatas. Sedangkan nilai jual dari Voucher beasiswa makan adalah enam ribu rupiah. Jadi aku harus menambah senilai empat ribu rupiah, tah tidak terlalu mahal untuk sapo iga dengan nasi daging dan taburan paprika. :p
Oke and then acaraku beralih ke ngumpul SAPPK untuk persiapan TPB Cup nanti sore. Perlu di ketahui dalam pertandingan ini tak hanya permainan yang di lombakan namun suporter dan kreativitasnya juga di pertaruhkan. Kami selalu mengenakan dresscode untuk setiap kali support ke pertandingan futsal. Hari ini kami mengenakan kardus sebagai proprti pertunjukan. Namun ada kejadian yang tidak diinginkan datang. Kamera dslr milik Gagas hilang. Padahal tadi kita bersama-sama terus di Campus Center (CC) Barat. Dan benda itu hilang dalam sekejap mata. Oh. nasib sedang tidak baik kepada Gagas. Semoga cepat ketemu ya Gas, sama seperti sepedaku yang cepatlah ketemu. :(
Karena lapar (lagi) aku dan Vanie memutuskan untuk jalan-jalan melihat stand makanan dari festifal kuliner Ocean Ovulution milik himpunan KMKL (keluarga mahasswa kelautan). Ada beberapasa stand makanan seperti sosis bakar, minuman, makanan jaman dahulu , sushi, dan Coto makasar. Karena penasaran pada Coto Makasar aku beranikan mencoba terlebih hari itu dingin pasti enak jika makan makanan yang hangat seperti soto walaupun harus hedon sebesar 15.000 rupiah.
Namun kehedonisan sore itu terbayar dengan sebuah kekecewaan. Saat aku mencicipi makanan itu dan aku merasakan coto itu dingin dan terlalu banyak bumbu yang asing di lidahku yang jawa ini. Kuahnya dingin , dan nasinya sudah agak bau dan lembek. Intinya tidak enak lah. Aku menyesal karen apasti itu jatah makanku selama beberapa hari mendatang.
akhrnya aku pulang juga saat pukul 23.00 , acaraku hari ini memang tak terlalu padat hanya latihan Ratoh untuk penampilan besok minggu di Citylink dan menonton pertandingan SAPPK lawan FTMD. Saat pulang aku menelusuri tangga di asrama baru berharap uangku yang lima ribu benar-benar terjatuh. Tapi nihil . Aku berhenti sebentar di kamar No. 20 dan aku bercerita kejadian hari ini hingga saat Dwi tiba-tiba mengeluh hal yang sama tentang galon yang uangnya raib seketika. Dia juga mengatakan galon yang tadinya terisi jadi kosong seperti ada yang menukarnya. Yang lebih menyebalkan penukaran galon itu tanpa disertai penggantian uang sehingga dengan kata lain Dwi membelikan seseorang galon dan dia harus memebeli galon lagi.
Terbukti korban galon hari ini tak hanya aku, tapi juga Dwi temanku. Kami kesal dibuatnya, siapa yang berani-beraninya melakukan itu. Walaupun hanya lima ribu tapi jika digabung maka akan tetap jadi banyak bukan? Uangku, uang Dwi, mungkin juga uang anak asrama lain. Asrama sudah tak lagi aman. Aku berspekulasi itu adalah anak asrama sendiri. Asrama dari calon insinyur Indonesia yang katanya adalah orang cerdas Indonesia. Mengapa mereka berulah bagai pencuri? hmm
Ironisnya dengan uang lima ribu yang kupakai sia-sia itu pasti dapat menyambung hidupku selama beberapa hari. Melihat isi dompet dan ATM-ku yang tak lagi tebal. yah, yah. Gara-gara kehedonan yang membawa penyesalan tentunya uang lima ribu dapat menambah-nambah uang di kantongku yang tinggal tiga ribu rupiah. Aku sangat menyesal. Pelakunya semoga dapat ditangkap dan tak akan mengulangi kesalahan nista ini.
Aamiin,
ikhlas sos. :)
Kebetulan hari itu adalah jatahku untuk membeli galon yang memang telah kosong di kamarku. Daripada aku mati dehidrasi aku segera menaruh galon di lantai satu dengan terlebih dahulu menyelipkan uang lima ribuan sebagai harga galon itu. Saat itu juga aku melihat galon kamar no. 20 (Kamar tetangga alias punya Dwi, Bangka) sudah terisi oleh air. Memang salahku menaruh galon itu sudah agak siangan sehingga tidak cepat-cepat mendapat isi. sekitar pukul 11.00 aku meletakkannya dan pukul 15.00 aku kembali turun dari lantai tiga karena hendak pergi ke kampus. Di serambi depan aku berpapasan dengan bu Asrama , aku menyapa dan menanyakan kabar galonku apakah sudah terisi atau belum.
"Sudah, itu galonnya sudah isi ada di pos satpam. Tapi tadi belum naruh duit ya?" ibu berkata.
aku keheranan, perasaan aku telah menyelipkan selembar uang lima ribuan di perekat. "Sudah kok Bu, saya yakin sudah. "kataku penuh keyakinan.
"Lha tadi amangnya minta uang lagi ke ibu, jadi ibu kira Sosi belum bayar. Mungkin ketinggalan kali atau jatuh uangnya?"
Aku berpikir keras, sepertinya sudah. Berbekal rasa tidak enak hati maka kuulurkan uang lima ribuan lagi sebagai pengganti uang galon yang tiba-tiba hilang. Kulihat dompet dan itu adalah beberapa lembar uang terakhirku (:'()
Aku beranjak ke kampus. Jatah voucher makanku adalah di Borju, salah satu kantin dengan predikat mahal di kampus. Sayang jika tidak di pakai, dan lauk yang tersisa adalah dengan harga sepuluh ribuan keatas. Sedangkan nilai jual dari Voucher beasiswa makan adalah enam ribu rupiah. Jadi aku harus menambah senilai empat ribu rupiah, tah tidak terlalu mahal untuk sapo iga dengan nasi daging dan taburan paprika. :p
Oke and then acaraku beralih ke ngumpul SAPPK untuk persiapan TPB Cup nanti sore. Perlu di ketahui dalam pertandingan ini tak hanya permainan yang di lombakan namun suporter dan kreativitasnya juga di pertaruhkan. Kami selalu mengenakan dresscode untuk setiap kali support ke pertandingan futsal. Hari ini kami mengenakan kardus sebagai proprti pertunjukan. Namun ada kejadian yang tidak diinginkan datang. Kamera dslr milik Gagas hilang. Padahal tadi kita bersama-sama terus di Campus Center (CC) Barat. Dan benda itu hilang dalam sekejap mata. Oh. nasib sedang tidak baik kepada Gagas. Semoga cepat ketemu ya Gas, sama seperti sepedaku yang cepatlah ketemu. :(
Karena lapar (lagi) aku dan Vanie memutuskan untuk jalan-jalan melihat stand makanan dari festifal kuliner Ocean Ovulution milik himpunan KMKL (keluarga mahasswa kelautan). Ada beberapasa stand makanan seperti sosis bakar, minuman, makanan jaman dahulu , sushi, dan Coto makasar. Karena penasaran pada Coto Makasar aku beranikan mencoba terlebih hari itu dingin pasti enak jika makan makanan yang hangat seperti soto walaupun harus hedon sebesar 15.000 rupiah.
Namun kehedonisan sore itu terbayar dengan sebuah kekecewaan. Saat aku mencicipi makanan itu dan aku merasakan coto itu dingin dan terlalu banyak bumbu yang asing di lidahku yang jawa ini. Kuahnya dingin , dan nasinya sudah agak bau dan lembek. Intinya tidak enak lah. Aku menyesal karen apasti itu jatah makanku selama beberapa hari mendatang.
akhrnya aku pulang juga saat pukul 23.00 , acaraku hari ini memang tak terlalu padat hanya latihan Ratoh untuk penampilan besok minggu di Citylink dan menonton pertandingan SAPPK lawan FTMD. Saat pulang aku menelusuri tangga di asrama baru berharap uangku yang lima ribu benar-benar terjatuh. Tapi nihil . Aku berhenti sebentar di kamar No. 20 dan aku bercerita kejadian hari ini hingga saat Dwi tiba-tiba mengeluh hal yang sama tentang galon yang uangnya raib seketika. Dia juga mengatakan galon yang tadinya terisi jadi kosong seperti ada yang menukarnya. Yang lebih menyebalkan penukaran galon itu tanpa disertai penggantian uang sehingga dengan kata lain Dwi membelikan seseorang galon dan dia harus memebeli galon lagi.
Terbukti korban galon hari ini tak hanya aku, tapi juga Dwi temanku. Kami kesal dibuatnya, siapa yang berani-beraninya melakukan itu. Walaupun hanya lima ribu tapi jika digabung maka akan tetap jadi banyak bukan? Uangku, uang Dwi, mungkin juga uang anak asrama lain. Asrama sudah tak lagi aman. Aku berspekulasi itu adalah anak asrama sendiri. Asrama dari calon insinyur Indonesia yang katanya adalah orang cerdas Indonesia. Mengapa mereka berulah bagai pencuri? hmm
Ironisnya dengan uang lima ribu yang kupakai sia-sia itu pasti dapat menyambung hidupku selama beberapa hari. Melihat isi dompet dan ATM-ku yang tak lagi tebal. yah, yah. Gara-gara kehedonan yang membawa penyesalan tentunya uang lima ribu dapat menambah-nambah uang di kantongku yang tinggal tiga ribu rupiah. Aku sangat menyesal. Pelakunya semoga dapat ditangkap dan tak akan mengulangi kesalahan nista ini.
Aamiin,
ikhlas sos. :)
Categories: experience
sabar,sos.. banyak hal di kehidupan kuliah memang mengecewakan. terutama kalo ada yg jualan makanan ato barang di kampus, hampir semua pasti kualitasnya buruk.
ReplyDeletecontoh:
- harga baju 50 ribu semua.
- kalo mesen baju angkatan kekecilan.
- banyak orang tidak tahu diri.
pesan saya cuma sabar saja ya..
begitu pula pesan dari ibu saya. aku hanya menyayangkan kejadian itu karena kalo keterusan bisa-bisa ga cuma uang galon. Sederhana saja, uang galon ada karena uangnya tergeletak sedangkan kunci kamar kosan memang tidak dikunci karena peraturan dari bu asrama sendiri. Nah, bisa saja dari uang galon beranjak ke kamar asrama.
ReplyDeleteyah, reflesi saja buat kedepannya harus lebih hati-hati.
Biarlah sepeda adalah barang terakhir yang aku hilangkan. Jangan yang lain lagi :)