Thursday, 13 June 2013

Menjadi Berprestasi

Posted by Sosiana Dwi On 3:48 pm
Manusia-manusia kecil dalam otakku sudah lelah berkata-kata tapi jari-jari ini sedang enggan menuliskannya. Pada akhirnya banyak cerita yang hanya menjadi angin lalu saja saking ia telah lama dianggurkan. Bukan karena aku tak ingin berbagi, tapi ini bermula dari kemalasan diri.


 Aku ingin bercerita tentang sebuah fanspages asal yang aku buat bernama i-nyong Purbalingga yang sekarang aku ganti namanya menjadi i-nyong Berprestasi. Aku menyadari bahwa sebuah informasi, pendidikan dan pengalaman berharga mahal. Aku baru menyadarinya ketika itu semua baru aku rasakan atau ketika aku tidak menerimanya, ada suatu hal yang hilang dan itu adalah sesuatu yag sangat berharga lebih dari emas dan mutiara.

Ketika aku kecil aku hobi membaca dan membuka sebuah dunia yang baru, namun keterbatasan yang mengungkungku dalam suatu desa membuat bahan bacaanku tak pernah beranjak jauh. Syukurlah saat itu aku dikenalkan dengan majalah yang bernama Bobo, dari situlah aku banyak melihat dunia apalagi dunia masa kecilku. Di Bobo tentu saja banyak fasilitas yang ada di Kota dan aku tak pernah merasanya.

Menginjak usia SMP aku bersekolah di kota kabupatenku Purbalingga. Disitu aku sangat menyadari bahwa aku benar-benar kurang pergaulan apalagi di hadapkan dengan lingkungan kota. Satu semester pertama aku melalui proses adaptasi yang panjang dan cukup melelahkan sampai kata "bullying" pernah aku kecap.  Tak banyak teman-temanku dari desaku yang bersekolah di kota, sampai aku sadar ada gap antara aku yang belajar di pusat pemerintahan (walaupun itu sebuah kabupaten) dengan teman-temanku dahulu yang berada di daerah yang jauh dari keramaian.  Bisa dilihat dari hasil pencapaian prestasi yang selalu diboyong oleh sekolah kota.  Saat di SMP itu aku merasa kehilangan masa SD-ku yang jika ditelusuri bisa saja dahulu aku berprestasi, hanya saja karena kekurangan informasi di daerah desa sepertiku tak tahu apa-apa.

Dan kini ketika aku menginjakan kaki di perguruan tinggi di kota Metropolitan, Bandung aku merasa gap itu jauh bertambah banyak. Seolah-olah waktu tempuh 8 jam Bandung-Purbalingga telah menenggelamkan segala informasi. Aku tidak tahu apakah karena aku dulu kuper atau memang beginilah keadaannya. Fasilitas yang aku dapat dari kampus begitu mewah. Informasi, pendidikan, inspirasi, diskusi berjalan setiap saat. Semua berpacu asal memiliki inisiatif yang tinggi.

Berteman dengan teman baru dengan latar belakang yang beragam membuatku tersadar banyak sekali cerita di luar sana. Ada yang menggetarkan, kadang tak masuk akal, semua ada dengan probabilitas dengan nilai permutasi tinggi. Di kampus pula aku menemukan banyak orang hebat yang menginspirasi. Tentu saja mereka tidak serta lahir dengan cerita  yang luar biasa. perjalanan lah yang membuat beberapa dari mereka menjadi orang hebat. Perjalanan itu selalu berasal dari pendidikan dan pengalaman sebelumnya.

AFS Bina Bangsa, pertukaran pelajar, Forum kepemudaan, Conferences, summit, MUN, beasiswa ke luar negeri. Sesuatu yang baru pernah kudengar ketika aku memasuki pagar kampus.

Pertanyaan yang mendasar, "Kemana saja aku selama ini?"

Aku tak ingin pertanyaan yang sama selalu diucapkan kepada anak daerah sepertiku ketika menginjak dunia penuh informasi ini lalu hanya berujung kepada penyesalan yang terus menerus berulang;. Harus ada gunting yang memutusnya, harus ada yang melek dunia sebelum masa muda tercerabut berganti ke dunia yang lebih kompleks. Mumpung masih muda kita nikmati dunia dengan berprestasi, dan mumpung masih muda gunakan darah muda ini dengan pengalaman yang mendebarkan.

Awalnya aku tak tahu mau apa. Merutuk dan berandai-andai ternyata tak memberikan banyak gerakan. Untungnya dalam Indonesian Youth Forum 2013 yang kuikuti kemarin di Bandung telah mempertemukan dengan banyak pemuda yang tak hanya berandai namun juga beraksi. Benar kata Adenita, penulis buku 23 Episentrum, cara untuk mempertahankan passion adalah berteman dan memperluas jaringan dengan orang yang sepassion.

Aku bertemu dengan Siti Kholifatur R. Yang mengembangkan sebuah kegiatan  berbasis pendidikan untuk kotanya tercinta , Ponorogo. Pendidikanponoro.org dan FFI Ponorogo adalah bukti nyatanya , yang ia mulai bahkan ketika ia masih SMA. Meskipun sekarang ia sedang belajar di negeri Jiran sebuah jarak tak membuat itu sebuah masalah. Pendidikanponorogo aku terinspirasi darinya. Tak luput Ananto Indra, yang ternyata anak himpunan tetangga dengan Ayo Masuk Kuliah Indramayu-nya, membuat aku berpikir untuk memfusikan komunitas dari berbagai universitas dari beragam kota.

Malam itu aku random, berpikir iseng dengan pedoman www.pendidikanponorogo.org nya Siti , dengan tindakan yang cukup impulsif aku mencanangkan fanspage i-Nyong Purbalingga dengan nama yang tak lebih dari lima menit aku dapat. Desain logonya pun tak sampai sejam aku buat asal. Tapi malam itu juga aku bertekad untuk menyebarkan informasi pendidikan ke seluruh tanah Purbalingga. Biar tak ada lagi orang yang tak berkuliah hanya karena tak tahu ada beasiswa, bahwa ada kesempatan di luar sana yang orang tak ketahui. Agar tak semua perempuan di Purbalingga jadi buruh  rambut yang  merusakan matanya beberapa tahun ke depan, cukup aku yang berminus 5 ini merasakan. Aku ingin Purbalingga hanya bisa dicap sebagai kota mendoan, Sumanto maupun bulu mata tapi juga dikenal dengan prestasinya.Aku ingin Purbalingga memiliki anak SMA yag juga bisa exchange ke Singapore, Malaysia, Eropa dan seluruh penjuru dunia, bisa ikut conferences nasional ketika masih putih abu-abu, bisa juara debat sampai di universitas terkemuka, ikut lomba desain sampai nasional, karya tulisnya sampai ke Rusia dan mimpi terbesarku semua siswa punya kesempatan itu. 

Aku berusaha sendirian, karena takut kalau aku menunggu teman aku hanya digantungkan ketidakpastian, dan ideku hanya menjadi abu yang terbang.  Aku berharap ada teman-teman mahasiswa yang juga berpikiran sama dan mau membantu dengan saling sharing juga namun sepertinya fp ini masih terlalu dini dengan publikasi yang kurang. Baru terkumpul 139 likes dengan persebaran yang aku kira tidak mera hanya di kota saja. Padahal aku berharap adik-adik dari Kejobong, Karangmoncol, Kutasari, dll bisa bangkit bersama dengan adik yang di kota.

i-Nyong Berprestasi dengan yang bermakna inspirasi, informasi sekaligus internet sebagai cara teknologi untuk memudahakan semua orang dapat berprestasi. Aku berargrumen facebook adalah cara termurah dan termudah , dan semua anak bisa mengaksesnya. Platform facebook yang pertama kucoba, lalu kemudian twitter dan untuk kedepannya aku berharap dapat membuat website yang bisa memudahkan dalam penyimpanan direktorinya. i-Nyong Berprestasi berusaha tak hanya memberikan informasi namun juga inspirasi beberapa orang Purbalingga yang sukses.

Tapi semua itu hanya mimpiku saja adanya. Jika hanya ada satu orang yang mau berusaha,  aku hanya sebatang lidi. Aku tak akan bisa menyapu ratap dan resah ini, maka diri itu bantu aku menjadi lidi-lidi yang lain untuk menjadi sebuah sapu. Atau bantu aku menjadi obor, alih-alih hanya jadi lilin.

Semua itu bisa teman, karena berbagi informasi itu mudah, dan berpahala tentunya. :)



Salam Berprestasi,
Sosiana Dwi Ningsih
anak Bandingan, Kejobong, Purbalingga yang mengenyam pendidikan arsitektur di Menara Gading 





Jika kamu ingin terhubung dengan fanspage i-Nyong Berprestasi kunjungi link berikut https://www.facebook.com/purbalinggainyong atau follow twitternya di @inyongprestasi
Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
Categories: ,

0 Opini:

Post a Comment

Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)

  • Contact us

    Sosiana Dwi Architecture 2011 Bandung Institute of Technology