Syarat
menjadi sebuah negara maju minimal memiliki entrepreneur sedikitnya 2%. Menurut
data dari Menteri UKM dan Koperasi, Syarief Hasan, Indonesia baru memiliki
setidaknya 1,56% jumlah wirausaha yang kalah dibanding negara lain. Walaupun begitu namun perkembangan prosentase terus menerus meningkat, ini bisa merupakan angin segar. Karena masih ada
tekad untuk berkembang menjadi baik terlebih jumlah usia produktif Indonesia
menempati tempat terbesar piramida penduduk.
Berbagai
cara ditempuh untuk memberitahukan pentingnya sebuah wirausaha. Beragam seminar
dan training merebak di Indonesia seperti jamur di musim penghujan. Instansi
pendidikan pun tak kalah dalam mendukung jiwa kewirausahaan di kalangan civitas
akademika, dari mulai di berlakukannya mata kuliah pilihan Kewirausahaan sampai
menjamurnya beasiswa maupun lomba bisnis. Bank pun dan pemerintah seolah ingin mengapresiasi sekaligus menampung
ide mahasiswa dalam berwirausaha salah satunya dengan banyaknya fasilitas
mendapatkan modal usaha yang diberikan melalui dana CSR mereka.
Menjadi
wirausaha menurut Peter Drucker adalah ketika kita menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Secara etimologi wirausaha terbagi menjadi dua unsur
pembentuk kata yaitu wira yang berarti pejuang, dan usaha adalah suatu proses
untuk melakukan sesuatu. Jiwa entrepreneurship adalah ketika kita menjadi sosok
manusia yang ingin melakukan perubahan dalam melakukan berbagai hal. Kita tak
perlu terpaku pada stereotype bahwa
menjadi wirausahawan adalah ketika berdagang dan menjalankan proses jual beli
ekonomi karena ternyata banyak sekali bidang wirausaha itu sendiri. Sekarang ini
sering dikenal adanya sociopreneur
atau wirausaha untuk kemaslahatan masyarakat, technopreneur yaitu ketika kita memanfaatkan teknologi yang ada,
maupun creativepreneur atau dengan
cara kreatif bisa membuat perubahan. Asalkan itu adalah sebuah cara baru dan
ada laba, hal itu adalah sebuah kegiatan wirausaha. Sehingga kita tak harus berkuliah di manajemen untuk memiliki usaha, semua bidang keilmuan dan keprofesian bisa memberikan jalan terlebarnya untuk kesempatan wirausaha.
Menjadi
seorang entrepreneur ternyata telah melekat dalam diri mahasiswa tanpa mereka
sadari bahwa mereka telah melakukannya atau setidaknya sedang melalui proses
untuk menanamkan jiwa entrepreneurship itu sendiri. Ambil sebuah contoh,
mahasiswa di-gembleng di kampus tidak
hanya untuk diajar oleh dosen tapi juga agar dapat berkompetisi untuk membuat
pembaruan bisa berupa produk barang maupun jasa. Sampai pada tahap ketika kita
membuat hal-hal baru kita telah sampai pada ujung menjadi calon wirausaha. Pembaruan
dan pemikiran ini akan menghasilkan ide-ide untuk mengembangkan produk tersebut
bahkan untuk menghasilkan laba yang akan membawa kita menjadi wirausaha
sesungguhnya.
Hal
yang susah adalah bagi pemula yang merasa harus terkotak-kotakan menjadi
kategori wirausaha apa. Berpikir sebagai wirausaha tidak melulu berpikir
mengenai untung-rugi. Cukup berpikir menjadi seorang inovator, kreator,
ilmuwan, seniman, teknokrat atau apapun yang ingin mengaplikasikan kepada pasar
sudah mengkategorikan kita menjadi wirausahawan muda kampus. Asal pandai
melihat peluang apa pun maka bisa ada uang.
Untuk itu perlu ada sebuah bentuk apresiasi kepada mahasiswa tentang bidang-bidang usaha yang mereka telah jalankan. Hal ini bisa berupa penghargaan atau apresiasi, pembinaan, dan tak lupa suntikan dana dan mental untuk perjalanan usaha mereka selanjutnya hal ini terkait banyaknya usaha yang mandheg karena kurangnya modal. Dosen sebagai tempat mereka belajar bisa menjadi corong penyemangat sekaligus tutor yang nyaman bagi mahasiswa inovatif tersebut.
Tapi hal yang paling penting adalah usaha untuk berkompetisi dan berinovasi!
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan.
http://www.ciputraentrepreneurship.com/berita-ce/15068-gkn-2012-persentase-entrepreneur-naik-123.html
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/322681-menkop--jumlah-wirausahawan-ri-kalah-jauh
Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
Categories: Opini
0 Opini:
Post a Comment
Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)