Jika ditinjau dari timeline hidup maka dalam umur 20 tahunku ini sudah aku jalani secara mainstream. Mari kita lihat
1993 : Aku lahir ke dunia
1994-1995 : kehilangan ayah kandung
1996-1998 : masa bermain, sudah lupa sih
1998 : SD setahun, dapet rapot tapi gak naik kelas
1999-2005 : SD 6 tahun di desa Bandingan
2005-2008 : SMP 3 tahun di kota Purbalingga
2008-2011 : SMA 3 tahun di kota Purbalingga
2011-2013 : sedang berkuliah di ITB di tahun ke tiga
Di postingan kali ini aku akan menyampaikan bagaimana kesan pada setiap tiga tahun terakhir ulangtahunku di kampus. Tidak sah panjang lebar karena panjang kali lebar sama dengan luas #ehgaring.
2011
Tahun pertamaku di ITB. Hiks waktu itu perasaanku campur baur jadi satu. Mulai dari yang seneeeeeng banget dan gak percayaaaa banget bisa masuk ITB lewat jalur tulis berbaur dengan sediiiih banget baru putus sama mantan dan lalu di khianati seperti layaknya anak SMA picisan lainnya. Tapi semua sedu sedan itu lenyap sudah rasanya karena ya itu tadi tertutupi dengan euforia penerimaan mahasiswa baru yang dibuat bikin bergidik, takjub dan berapi-api.
Saat ulang tahunku yang ke-18 aku sudah menjalani perkuliahan selama beberapa minggu. Masih semangat-semangatnya jadi maba tuhh dan semangat pula masuk jurusan arsitektur. Maka saat diceritain tentang adanya video mapping gedung sate untuk memperingati ulang tahun Bandung yang ke 65. Aku pun tak ngerti artinya maka niatlah aku dateng malam-malam ke daerah gasibu dan dibela-belain nginep juga tuh saking masih takutnya pulang malem. Dan spechless banget waktu itu liat apa yang dinamakan video mapping. Jadi gedung sate yang iconic bagi urang Bandung itu di tembak dengan proyektor cahaya sehingga si fasad gedung sate itu menjadi layar tancep raksasa. Uniknya isi dari "layar tancep" itu dibuat sedemikian rupa sehingga fasad gedung sate dapat diekspos secara utuh. Dari mulai jendela, ukiran-ukiran kayu dan detailnnya. Nah pembuatan itulah yang dinamakan mapping karena emang harus terukur sama agar proyeksi cahayanya pas jatuh di tempatnya. Dalam video kali itu gedung sate digambarkan dibuat dan terbakar dalam kejadian Bandung Lautan Api. Efek dari api yang menjilat-jilat itu sampai bikin kita semua yang menonton berdecak kagum. Wow, keren dan terlihat nyata, seperti dalam kejadian itu saat itu. Kurangnya sih proyeksinya masih terlihat blur tapi sudah membuat impresi awal yang baik kok.
Ada yang masih bingung dan tak bisa membayangkan.
Mari lihat saja videonya di youtube. :)
Selepas acara, kebetulan kami bertemu dengan anak SAPPK lainnya. Beberapa dari mereka menyadari kalau aku ulang tahun dan memberikan ucapan selamat. Wah, senangnya. :D
2012
Masuk ke ranah selanjutnya. Lelah berlelah menjalani Tahap Persiapan Bersama yang katanya juga Tahap Paling Bahagia akhirnya aku keluar dari Kalkulus, Kimia, Fisika dan akan belajar pelajaran yang nyata di jurusan. Setelah sebelumnya menjalani penjenjengan atau bahasa kasarnya ospek jurusan dan telah dilantik akhirnya bisa juga mengecap bangku studio. Yuhuuu. 8 sks bro. Awalnya aku juga ikut kegiatan sana sini. Dan aku ingat sekali waktu itu Sabtu Minggu dengan kegiatan seabrek yang saat dijalani ternyata sangat menyenangkan aku terbuai. Aku kecapekan tanpa disadari oleh diri sendiri. Waktu itu adalah minggu pengumpulan bagi tugas pertama yaitu pengukuran bangunan bersejarah. Hari Senin yang cerah aku harusnya mati-matinya menyelesaikan denah potongan tampak dari Gedung Bosschaku. Tapi entah kenapa badanku mulai tak enak, panas rasanya tubuh tapi dingin terasa. Saat jam pelajaran berlangsung aku ijin ke dosen dan pergi ke Klinik Bumi Medika Ganesha. Ternyata aku di diagnosis gejala tipus yang mengharuskanku bed rest dirumah.
Apa kabar pengumpulan? Itu hal pertama yang aku pikirkan. Dan memang aku akhirnya ijin ke dosen pembimbing yang juga dosen waliku karena aku sakit. Bapaknya malah bilang, "Sudah tak usah dijenguk nanti malah menular." Hiks. Maksud bapaknya baik kok sebenarnya. Tiga hari aku dirawat di rumah. Tidak mandi, tidak gerak, hanya terbaring lemah, hanya makan bubur dan obat yang disediakan teman kosku (terima kasih buat Fitri dan Hana yang sangat perhatian, tanpa kalian aku gak tau jadi apa :')). Jika malam aku menggiggil kedinginan hebat tapi suhu tubuhku mencapai 28 derajat. Akhirnya ibuku yang mulai khawatir datang menjenguk. Dengan perawatan yang intensif dari ibu aku mulai berangsur-angsur membaik. Teman-temanku juga banyak yang datang menjenguk. Dan entah dikoordinir oleh siapa mereka semua mebawa susu steril Bear brand.-_-
Sakitku hanya berlangsung seminggu, dirasa sudah cukup sehat akhirnya aku mulai berangkat pada Senin minggu depannya yang kebetulan bertepatan dengan ulang tahunku yang ke-19. Oya, aku kelewatan nonton Video mapping gedung sate Vol.2. tentu saja karena sakit, hiks. Jam menunjukan pukul 8 saat aku mau berangkat aku justru di kagetkan oleh teman-teman dari kelompok 3 studiolu yang datang beramai-ramai dengan membawa lilin. Mereka menyanyikan lagu dari ujung gang. Hua terharu rasanya.
"Maaf ya Sos, gak bawa kue soalnya takut masih nggak boleh makan yang lain-lain." begitu ujar mereka. Akhirnya aku meniup lilin ulang tahun tanpa kue itu. yeee. Dan hadiah dari mereka adalah : susu steril Bear brand.-_-
Sorenya aku lekas pulang ke kost mengingat kondisi tubuh juga belum pulih benar. Aku pun masih sedikit merasa demam. Pulanglah aku saat matahari masih berada di langit sesuatu yang jarang kulakukan. Lalu tiba-tiba menjelang maghrib datanglah gerombolan kelompok tiga yang entah kemana saat siang hari pada menghilang. Ini surprise party tahap duanya. Kali ini tak hanya lilin saja yang dibawa tapi mereka bawa pudding! Lagi-lagi karena aku belum boleh makan makanan yang aneh-aneh. Hua, pudding lezat yang terdiri dari tiga lapis (jelly, agar, dan puding) dengan warna merah-pink namun tidak kuat secara struktural karena salah peletakan. Harusnya yang paling berat ditaruh di bawah tapi kebalik. Haha. Ternyata sesiangan tadi mereka cabut ke kosan Intan buat masak puding manis ini. Sos sweet, hehe. Dan sore itu kami habiskan dengan makan puding-struktur terbalik itu. Karena belum pada makan malam akhirnya kita memutuskan makan di ramen. Eits, aku kan baru kena tipus akhirnya aku ikut makan tapi makan ramen level nol.
What a beutiful dinner: :D
Hari itu aku diberi hadiah oleh Allah kesembuhan dan teman-teman yang baik. Sampai sekarang kelompok 3 masih sangat akur dan sering main bareng. Uuh, kangen kalian ;'). Hadiah lain adalah aku mesti ikut pengumpulan seminggu sesudahnya. Ganbatte Sosi, pengumpulan sendirian.
Oya tak lupa hadiah dari geng Plano, sebuah bantal emot nerd besar yang katanya mirip sama aku. Tadinya aku taruh di studio buat kalo nginep eh sekarang itu bantal malah nginep di sekre, gak mandi dan kata temenku kena ketombe semua anak himpunan -_-. Err
2013
Menginjak tahun ke tiga di ITB. Uwaa, sudah merasa sedikit tua disini. Sudah ada adik baru di jurusan an himpunan. Sudah mengasuh pula adik baru 2013 yang lucu-lucu. Sudah bertekad harus mengamalkan ilmu dan pengetahun di bidang arsitektur entah bagaimana caranya . Di dua puluh tahun umurku aku masih belum berbuat banyak. Sedih rasanya melihat diri ini mempunyai banyak mimpi tapi minim realisasi. Masih banyak ilmu yang belum aku terapkan meskipun aku sudah tahu banyak teorinya.
Tapi kali ini harus berbeda! Semua rumus dan bahasa dalam perkuliahan harus segera diterapkan. Masa iya sih sudah akan menjadi calon sarjana arsitektur di kampus yang katanya terbaik bangsa tidak bisa melakukan apa-apa. Bisa malu pada Tuhan, bangsa dan almamater donk. Malu juga pada salam Ganesha yang membesarkanku, dan juga vivat Gunadharma yang menggemblengku. Aish. Soksok aktivis gitu.
TAPI entah kamu mau jadi apa nantinya kamu harus jadi diri kamu sendiri. Kamu harus bisa berdiri di atas namamu sendiri tanpa membawa nama almamater. Karena kasihan gajah ganesha terus menerus menaungimu dalam nama besarnya. Kapan kamu jadi besar? Hah. Kapan? Oke semua itu retoris bagi kamu kamu kamu sekalian. Termasuk aku. :)
Awalnya aku sedang calling2an sama ibu ketika teman-teman Fitri, teman kosku, datang untuk meberi surprise party di ulang tahunnya ke 20 juga. Lalu ibuku teringat kalau anaknya juga akan ulang tahun. Hua dan ibuku berinisiatif datang ke Bandung untuk menengok anaknya. Terharu deh bu. Aku iyakan saja karena aku sedniri sedang butuh motivasi dari ibu. Lagi capek-capeknya menjalani kuliah. Benar ternyata ketika ibuku datang semua penat serasa hilang sudah. Tanggal 14 ibuku datang lalu siangnya aku ajak keliling kampus. Kebetulan waktu itu bersama dengan Denis dari Tekkim UI yang sedang studi banding.
Malamnya aku mengajak ibuku menonton Video mapping gedung Sate Vol.3 untuk menyambut ulang tahun jawa barat ke-68. Pukul 7 malam kami sudah beranjak dari kosan. Acara dimulai pukul 8 malam setelah gubernur Ahmad Heryawan menyampaikan sambutan di depan masyarakat. Video mappingnya berlangsung lebih sebentar dibandingkan tahun 2011 (perasaanku saja atau....), klimaksnya juga dirasa kurang ngena. Yang kelihatan bagus adalah saat Gedung sate kena air, tapi gak sewah pas kebakaran sih. Untungnya setelah itu langsung ada pesta kembang api yang cukup lama sekitar 10 menitan. Namun juga kurang kerasa klimaksnya karena bagus terus dan kurang ditata dengan cantik seperti kembang api di luar negeri (eeet dah kaya dah pernah liat aja). Tapi taburan cahaya artifisial itu (yang bikin polusi cahaya buat Bosscha) di langit Bandung cukuplah menjadi kado terindahku. Kyaaa.
Rabu pagi aku sudah mendapatkan banyak ucapan ulang tahun. Sorenya aaah, geng plano nyamperin ke aku ke studio dan tada dua donat Jco rasa Almond dan capucino tersaji di depanku. Keesokan harinya si Fitri dan Evan dengan konyolnya memberikan kado dengan bungkus yang besar. Setelah dibuka ternyata ada Hol*sticare, dan papan ucapan dari kayu balsa. Haha, ternyata mereka peduli dengan kesehatanku yang sering sakit-sakitan. Aah, makasih ya semuanya.
Tapi sejujurnya bertambahnya umur itu yang ada malah perasaan sedih dan bimbang. Di umur dua puluh dahulu kala ibuku sudah menikah. Eits bukan berarti aku ingin cepat menikah. Aku berpikir di umur ini belum banyak yang aku lakukan, belum ada persiapan untuk kematangan untuk menjadi dewasa seutuhnya. Masih menjadi diri yang labil dan masih ingusan (serius, sering bersin soalnya). Masih banyak berwacana tanpa kisah nyata. Masih banyak bermimpi dan lupa untuk bangun pagi untuk beraksi. Masih banyak lagi yang lainnya. Nikmat yang mana yang tak aku syukuri ketika masih diberi nafas hingga umur ini, diberi pendidikan sampai saat ini dan diberi berkah untuk menuliskannya dalam tulisan ini. Aku ingin terus berbagi walaupun secuil bahagia ini. Huhuu, maaf melankolis.
Satu hal yang aku dapat dari semua kisah hingar bingar ulang tahun yang sebenarnya tak terlalu aku pedulikan, aku masih bisa berdiri disini karena teman. :)
Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
1993 : Aku lahir ke dunia
1994-1995 : kehilangan ayah kandung
1996-1998 : masa bermain, sudah lupa sih
1998 : SD setahun, dapet rapot tapi gak naik kelas
1999-2005 : SD 6 tahun di desa Bandingan
2005-2008 : SMP 3 tahun di kota Purbalingga
2008-2011 : SMA 3 tahun di kota Purbalingga
2011-2013 : sedang berkuliah di ITB di tahun ke tiga
Di postingan kali ini aku akan menyampaikan bagaimana kesan pada setiap tiga tahun terakhir ulangtahunku di kampus. Tidak sah panjang lebar karena panjang kali lebar sama dengan luas #ehgaring.
2011
Tahun pertamaku di ITB. Hiks waktu itu perasaanku campur baur jadi satu. Mulai dari yang seneeeeeng banget dan gak percayaaaa banget bisa masuk ITB lewat jalur tulis berbaur dengan sediiiih banget baru putus sama mantan dan lalu di khianati seperti layaknya anak SMA picisan lainnya. Tapi semua sedu sedan itu lenyap sudah rasanya karena ya itu tadi tertutupi dengan euforia penerimaan mahasiswa baru yang dibuat bikin bergidik, takjub dan berapi-api.
Saat ulang tahunku yang ke-18 aku sudah menjalani perkuliahan selama beberapa minggu. Masih semangat-semangatnya jadi maba tuhh dan semangat pula masuk jurusan arsitektur. Maka saat diceritain tentang adanya video mapping gedung sate untuk memperingati ulang tahun Bandung yang ke 65. Aku pun tak ngerti artinya maka niatlah aku dateng malam-malam ke daerah gasibu dan dibela-belain nginep juga tuh saking masih takutnya pulang malem. Dan spechless banget waktu itu liat apa yang dinamakan video mapping. Jadi gedung sate yang iconic bagi urang Bandung itu di tembak dengan proyektor cahaya sehingga si fasad gedung sate itu menjadi layar tancep raksasa. Uniknya isi dari "layar tancep" itu dibuat sedemikian rupa sehingga fasad gedung sate dapat diekspos secara utuh. Dari mulai jendela, ukiran-ukiran kayu dan detailnnya. Nah pembuatan itulah yang dinamakan mapping karena emang harus terukur sama agar proyeksi cahayanya pas jatuh di tempatnya. Dalam video kali itu gedung sate digambarkan dibuat dan terbakar dalam kejadian Bandung Lautan Api. Efek dari api yang menjilat-jilat itu sampai bikin kita semua yang menonton berdecak kagum. Wow, keren dan terlihat nyata, seperti dalam kejadian itu saat itu. Kurangnya sih proyeksinya masih terlihat blur tapi sudah membuat impresi awal yang baik kok.
Ada yang masih bingung dan tak bisa membayangkan.
Mari lihat saja videonya di youtube. :)
Selepas acara, kebetulan kami bertemu dengan anak SAPPK lainnya. Beberapa dari mereka menyadari kalau aku ulang tahun dan memberikan ucapan selamat. Wah, senangnya. :D
2012
Masuk ke ranah selanjutnya. Lelah berlelah menjalani Tahap Persiapan Bersama yang katanya juga Tahap Paling Bahagia akhirnya aku keluar dari Kalkulus, Kimia, Fisika dan akan belajar pelajaran yang nyata di jurusan. Setelah sebelumnya menjalani penjenjengan atau bahasa kasarnya ospek jurusan dan telah dilantik akhirnya bisa juga mengecap bangku studio. Yuhuuu. 8 sks bro. Awalnya aku juga ikut kegiatan sana sini. Dan aku ingat sekali waktu itu Sabtu Minggu dengan kegiatan seabrek yang saat dijalani ternyata sangat menyenangkan aku terbuai. Aku kecapekan tanpa disadari oleh diri sendiri. Waktu itu adalah minggu pengumpulan bagi tugas pertama yaitu pengukuran bangunan bersejarah. Hari Senin yang cerah aku harusnya mati-matinya menyelesaikan denah potongan tampak dari Gedung Bosschaku. Tapi entah kenapa badanku mulai tak enak, panas rasanya tubuh tapi dingin terasa. Saat jam pelajaran berlangsung aku ijin ke dosen dan pergi ke Klinik Bumi Medika Ganesha. Ternyata aku di diagnosis gejala tipus yang mengharuskanku bed rest dirumah.
Apa kabar pengumpulan? Itu hal pertama yang aku pikirkan. Dan memang aku akhirnya ijin ke dosen pembimbing yang juga dosen waliku karena aku sakit. Bapaknya malah bilang, "Sudah tak usah dijenguk nanti malah menular." Hiks. Maksud bapaknya baik kok sebenarnya. Tiga hari aku dirawat di rumah. Tidak mandi, tidak gerak, hanya terbaring lemah, hanya makan bubur dan obat yang disediakan teman kosku (terima kasih buat Fitri dan Hana yang sangat perhatian, tanpa kalian aku gak tau jadi apa :')). Jika malam aku menggiggil kedinginan hebat tapi suhu tubuhku mencapai 28 derajat. Akhirnya ibuku yang mulai khawatir datang menjenguk. Dengan perawatan yang intensif dari ibu aku mulai berangsur-angsur membaik. Teman-temanku juga banyak yang datang menjenguk. Dan entah dikoordinir oleh siapa mereka semua mebawa susu steril Bear brand.-_-
Sakitku hanya berlangsung seminggu, dirasa sudah cukup sehat akhirnya aku mulai berangkat pada Senin minggu depannya yang kebetulan bertepatan dengan ulang tahunku yang ke-19. Oya, aku kelewatan nonton Video mapping gedung sate Vol.2. tentu saja karena sakit, hiks. Jam menunjukan pukul 8 saat aku mau berangkat aku justru di kagetkan oleh teman-teman dari kelompok 3 studiolu yang datang beramai-ramai dengan membawa lilin. Mereka menyanyikan lagu dari ujung gang. Hua terharu rasanya.
"Maaf ya Sos, gak bawa kue soalnya takut masih nggak boleh makan yang lain-lain." begitu ujar mereka. Akhirnya aku meniup lilin ulang tahun tanpa kue itu. yeee. Dan hadiah dari mereka adalah : susu steril Bear brand.-_-
lilin |
lilin dan bear brand |
lilin, bear brand dan teman-teman |
Sorenya aku lekas pulang ke kost mengingat kondisi tubuh juga belum pulih benar. Aku pun masih sedikit merasa demam. Pulanglah aku saat matahari masih berada di langit sesuatu yang jarang kulakukan. Lalu tiba-tiba menjelang maghrib datanglah gerombolan kelompok tiga yang entah kemana saat siang hari pada menghilang. Ini surprise party tahap duanya. Kali ini tak hanya lilin saja yang dibawa tapi mereka bawa pudding! Lagi-lagi karena aku belum boleh makan makanan yang aneh-aneh. Hua, pudding lezat yang terdiri dari tiga lapis (jelly, agar, dan puding) dengan warna merah-pink namun tidak kuat secara struktural karena salah peletakan. Harusnya yang paling berat ditaruh di bawah tapi kebalik. Haha. Ternyata sesiangan tadi mereka cabut ke kosan Intan buat masak puding manis ini. Sos sweet, hehe. Dan sore itu kami habiskan dengan makan puding-struktur terbalik itu. Karena belum pada makan malam akhirnya kita memutuskan makan di ramen. Eits, aku kan baru kena tipus akhirnya aku ikut makan tapi makan ramen level nol.
What a beutiful dinner: :D
Hari itu aku diberi hadiah oleh Allah kesembuhan dan teman-teman yang baik. Sampai sekarang kelompok 3 masih sangat akur dan sering main bareng. Uuh, kangen kalian ;'). Hadiah lain adalah aku mesti ikut pengumpulan seminggu sesudahnya. Ganbatte Sosi, pengumpulan sendirian.
Oya tak lupa hadiah dari geng Plano, sebuah bantal emot nerd besar yang katanya mirip sama aku. Tadinya aku taruh di studio buat kalo nginep eh sekarang itu bantal malah nginep di sekre, gak mandi dan kata temenku kena ketombe semua anak himpunan -_-. Err
2013
Menginjak tahun ke tiga di ITB. Uwaa, sudah merasa sedikit tua disini. Sudah ada adik baru di jurusan an himpunan. Sudah mengasuh pula adik baru 2013 yang lucu-lucu. Sudah bertekad harus mengamalkan ilmu dan pengetahun di bidang arsitektur entah bagaimana caranya . Di dua puluh tahun umurku aku masih belum berbuat banyak. Sedih rasanya melihat diri ini mempunyai banyak mimpi tapi minim realisasi. Masih banyak ilmu yang belum aku terapkan meskipun aku sudah tahu banyak teorinya.
Tapi kali ini harus berbeda! Semua rumus dan bahasa dalam perkuliahan harus segera diterapkan. Masa iya sih sudah akan menjadi calon sarjana arsitektur di kampus yang katanya terbaik bangsa tidak bisa melakukan apa-apa. Bisa malu pada Tuhan, bangsa dan almamater donk. Malu juga pada salam Ganesha yang membesarkanku, dan juga vivat Gunadharma yang menggemblengku. Aish. Soksok aktivis gitu.
TAPI entah kamu mau jadi apa nantinya kamu harus jadi diri kamu sendiri. Kamu harus bisa berdiri di atas namamu sendiri tanpa membawa nama almamater. Karena kasihan gajah ganesha terus menerus menaungimu dalam nama besarnya. Kapan kamu jadi besar? Hah. Kapan? Oke semua itu retoris bagi kamu kamu kamu sekalian. Termasuk aku. :)
Awalnya aku sedang calling2an sama ibu ketika teman-teman Fitri, teman kosku, datang untuk meberi surprise party di ulang tahunnya ke 20 juga. Lalu ibuku teringat kalau anaknya juga akan ulang tahun. Hua dan ibuku berinisiatif datang ke Bandung untuk menengok anaknya. Terharu deh bu. Aku iyakan saja karena aku sedniri sedang butuh motivasi dari ibu. Lagi capek-capeknya menjalani kuliah. Benar ternyata ketika ibuku datang semua penat serasa hilang sudah. Tanggal 14 ibuku datang lalu siangnya aku ajak keliling kampus. Kebetulan waktu itu bersama dengan Denis dari Tekkim UI yang sedang studi banding.
aku, ibu, denis. Bukan sebuah keluarga |
Malamnya aku mengajak ibuku menonton Video mapping gedung Sate Vol.3 untuk menyambut ulang tahun jawa barat ke-68. Pukul 7 malam kami sudah beranjak dari kosan. Acara dimulai pukul 8 malam setelah gubernur Ahmad Heryawan menyampaikan sambutan di depan masyarakat. Video mappingnya berlangsung lebih sebentar dibandingkan tahun 2011 (perasaanku saja atau....), klimaksnya juga dirasa kurang ngena. Yang kelihatan bagus adalah saat Gedung sate kena air, tapi gak sewah pas kebakaran sih. Untungnya setelah itu langsung ada pesta kembang api yang cukup lama sekitar 10 menitan. Namun juga kurang kerasa klimaksnya karena bagus terus dan kurang ditata dengan cantik seperti kembang api di luar negeri (eeet dah kaya dah pernah liat aja). Tapi taburan cahaya artifisial itu (yang bikin polusi cahaya buat Bosscha) di langit Bandung cukuplah menjadi kado terindahku. Kyaaa.
Rabu pagi aku sudah mendapatkan banyak ucapan ulang tahun. Sorenya aaah, geng plano nyamperin ke aku ke studio dan tada dua donat Jco rasa Almond dan capucino tersaji di depanku. Keesokan harinya si Fitri dan Evan dengan konyolnya memberikan kado dengan bungkus yang besar. Setelah dibuka ternyata ada Hol*sticare, dan papan ucapan dari kayu balsa. Haha, ternyata mereka peduli dengan kesehatanku yang sering sakit-sakitan. Aah, makasih ya semuanya.
Tapi sejujurnya bertambahnya umur itu yang ada malah perasaan sedih dan bimbang. Di umur dua puluh dahulu kala ibuku sudah menikah. Eits bukan berarti aku ingin cepat menikah. Aku berpikir di umur ini belum banyak yang aku lakukan, belum ada persiapan untuk kematangan untuk menjadi dewasa seutuhnya. Masih menjadi diri yang labil dan masih ingusan (serius, sering bersin soalnya). Masih banyak berwacana tanpa kisah nyata. Masih banyak bermimpi dan lupa untuk bangun pagi untuk beraksi. Masih banyak lagi yang lainnya. Nikmat yang mana yang tak aku syukuri ketika masih diberi nafas hingga umur ini, diberi pendidikan sampai saat ini dan diberi berkah untuk menuliskannya dalam tulisan ini. Aku ingin terus berbagi walaupun secuil bahagia ini. Huhuu, maaf melankolis.
Satu hal yang aku dapat dari semua kisah hingar bingar ulang tahun yang sebenarnya tak terlalu aku pedulikan, aku masih bisa berdiri disini karena teman. :)
Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
Categories: curhat, experience
0 Opini:
Post a Comment
Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)