"Aku terlalu sayang pada bintang untuk takut pada gelap malam,"
Quote yang menggambarkan aku saat aku masih berseragam putih abu. Aku sendiri tidak yakin pasti darimana aku mendapatkan quote cantik tersebut. Yang aku ingat 'pepatah' itu adalah warisan dari kakak kelasku yang pernah berkecimpung dengan bidang astronomi. Entah dia yang membuatnya atau ia juga menyadur dari tempat lain.
Aku menyukainya.
Bukan kakak kelasku itu tapi kata-katanya itu. Benar memang kadang ketika kita terlalu menyayangi sesuatu berlebih-lebihan, perasaan takut yang dulunya melingkupi seolah hilang dikikis rasa cinta. Kita lebih baik menghadapi ketakutan ketimbang merelakan tak mendapat apa yang kita suka. The power of Love.
Kata-kata diatas tidakhanya sekedar kata-kata bagiku. Secara maknawi sudah aku jelaskan diatas, secara lugas aku mengakui kalau aku jatuh cinta pada kerlip bintang di langit. Aku tak akan takut jika tengah malam aku rindu melihat bintang dan bergegas keluar rumah meskipun malam sudah terlalu larut dan menenggelamkan lampu-lampu rumah dan jalan.
Kontemplasi, satu kata yang baru ku ketahui ketika kuliah. Disitulah aku berkontemplasi, merenung dan dibawah langit gelap itu aku merasa ada jawab-jawaban atau ide-ide yang berhasil keluar menyeruak di celah-celah bintang. Ada kedamaian disana. Ada kepastian yang timbul dari ketidapastian yang aku pikirkan. Ada satu kemungkinan yang ditawarkan dalam pilihan yang aku bimbangkan. Ada tangis yang menetes di mata ini, entah karena teringat ayah yang belum pernah aku lihat, tentang ibu yang selalu ada, tentang kakak yang jauh di rantau, atau tentang masa depan yang selalu menyembunyikan ceritanya.
Menyukai bintang malam, menyukai astronomi adalah hal terindah yang pernah aku alami di SMA. Pernah menjadi gamang namun berhasil melaluinya seperti bisa menang dalam perlombaan nyanyi sekabupaten. Melihat bintang bukan hanya sebagai hiasan malam namun juga mahakarya Tuhan seperti menemukan Tuhan dalam kegelapan.
Melihat langit malam aku tengah jauh menerawang masa lalu alam semesta. 3.000.000 m/s kemampuan kita cahaya sampai ke mata kita dan beratus-ratus abad pula yang tengah aku saksikan melalui mata di langit malam.
Aku bersyukur pernah dipertemukan dengan astronomi, bintang, karena aku berani bersyukur bahwa keindahan bisa membuat kita bersyukur hidup di bumi. Mulai dari bimbingan yang menyita hari-hari kegiatan belajar sekolah, menunggui gerhana sampai fajar merekah, menghitung bintang jatuh di Orionid, mengetes otak di soal-soal OSN, pergi ke Semarang, Solo demi nama sekolah. Pelajaran ini tak sia-sia belaka karena ada banyak rahasia yang pernah aku singkap di dalamnya.
Begitu rindunya aku akan langit malam yang berbintang meski nihil kudapati di Bandung. Langit gemerlap oleh lampu jalanan, kendaraan lalu lalang,, memerah karena aktifitasnya. Kehilangan kesempatan berkontemplasi seperti kehilangan kesempatan bersyukur dan mempebaiki diri.
Saat nanti aku kembali di kota kecilku akan kusematkan rindu ini melebihi kesempatan lain.
Tunggu aku langit malam.
"The stars lean down to kiss you,
And I lie awake I miss you,
Pour me a heavy dose of atmosphere.
Cause I'll doze off safe and soundly,
But I'll miss your arms around me
I'll send a postcard to you dear,
Cause I wish you were here.
I'll watch the night turn light blue,
But it's not the same without you,
Because it takes two to whisper quietly,
The silence isn't so bad,
Till I look at my hands and feel sad,
Cause the spaces between my fingers
Are right where yours fit perfectly.
I'll find repose in new ways,
Though I haven't slept in two days,
Cause cold nostalgia chills me to the bone.
But drenched in Vanilla twilight,
I'll sit on the front porch all night,
Waist deep in thought because when I think of you.
I don't feel so alone.
I don't feel so alone.
I don't feel so alone.
As many times as I blink I'll think of you... tonight.
I'll think of you tonight.
When violet eyes get brighter,
And heavy wings grow lighter,
I'll taste the sky and feel alive again.
And I'll forget the world that I knew,
But I swear I won't forget you,
Oh if my voice could reach back through the past,
I'd whisper in your ear,
Oh darling I wish you were here." --Vannila Twilight (OWL CITY)
Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
Categories: puisi hati, refleksi
0 Opini:
Post a Comment
Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)