Aku tak mengerti pada apa yang terjadi padaku semester ini. Ingat
tulisan berjudul Resolusi 2012-ku? Tak ada satu pun yang terlaksana dengan
benar. Nilaiku anjlok jatuh dari langit. Aku mesti UP untuk memperbaikinya. UP
disini adalah arti bahasa Indonesia yang sebenarnya, Ujian Perbaikan. Aku tak yakin dapat meningkatkan IP semester
ini. Aku tak yakin pula aku dapat cumlaude seperti yang aku impi. Aku tak yakin
semua usaha berhasil di semester ini. Dan di penghujung Mei ini aku menyesal
kepada diri sendiri.
Apa yang telah ku lakukan terhadap 24 jamku? Padahal semua
teman-temanku sama denganku, kami diberi beban SKS yang sama, waktu yang sama,
kuliah yang sama, tekpres yang sama, tugas yang sama juga. Walaupun aku tahu otak
kami masing-masing telah berbeda. Apakah ini menjelaskan IQ-ku memang jongkok. Aku
tahu IQ ku tidak seberapa dengan rata-rata anak ITB lainnya tapi biasanya aku
bisa survive dengan keadaan under pressure
ini. But now? Aku kalah pada
kenyataan.
Tidak-tidak, aku akan mencoba memperbaiki dan menganalisis
apa yang terjadi pada aku. Meskipun nanti jatuhnya aku cuma ngeles belaka. Pertama
aku sepertinya sudah lelah dengan system ini. Bodohnya , aku menjadi tanpa
usaha dan begitu saja menyerah. Aku tahu ini tidak baik walaupun patokan IP itu
tidak penting bagi aku. Tapi perjuangan mendapatkan IP itulah yang penting,
apakah aku memang sepenuhya telah bekerja keras atau aku hanya menjadi pemalas.
Proses dari perjuangan ya itu adalah hasil. Sekarang ini aku melihat hasilku
dan semuaya buruk. Berarti aku tak benar-benar melakukan hal yang semaksimal
aku bisa. Aku gagal kawan! aku malu pada semua janji yang aku tulis. Kedua aku
telah besar kepala karena semester awalku telah cukup bagus. Dan ketiga
sepertinya aku telah sedikit terbawa suasana arus lingkungan, yang aku tidak
bisa menolaknya. Seven habits yang dulu pernah aku dapatkan, yang
digadang-gadang sertifikatnya seharga 5jutaan tidak berguna kali ini. Tetap saja
aku menjadi seorang yang reaktif. Tetap saja aku lupa pada put first thing first. Aku ahkan lupa bagaimana 7 cara itu bisa
melekat ke yang namanya kebiasaan. Huft, biarkan aku menghela nafas selama
menuliskan ini. Lelah kawan meratapi perasaan bersalah yang muncul
bertubi-tubi.
“They may
say , That I’m dreamer. But I’m not the only one,”
Tidak hanya aku yang seorang pemimpi. Semua orang punya
mimpi dan semua punya usaha untuk melaksanakannya. Bahkan satu sama lain punya
mimpi yang berbenturan. Dan siapa pula coba yang tidak ingin jadi pemenang atas
mimpinya? Tidak ada. Bahkan termasuk aku. Aku ingin jadi pemenang atas mimpiku
yang pasti telah diperebutkan oleh orang lain.
Dengan usahaku yang begini-begini saja apa yang aku dapat
seterusnya? Kekecewaan. Harusnya kecewa dirasakan oleh siapa saja, aku ingin
merasakannya dengan sangat supaya aku menjadi jera dan tak akan lagi keledai
yang seperti aku saat ini. Aku ingin dan aku telah.
Tuhan , selama 2012 ini masih berjalan izinkan aku
memperbaiki yang telah aku janjikan. Biar tidak ada sesal dan sesak. Aku lalai
di pagi hari. Tapi aku akan kuat di sisanya.
Bandung, 16 Mei 2012
Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
Categories: experience
Yups, semangat kawan. tekanan ada karena tekanan itu begitu peduli padamu. engkau harus mulai belajar seberapapun tekanan itu menyiksamu. meskipun kita mempunyai mimpi yang tinggi, yang terpenting adalah kita melakukannya dengan jujur.. tak peduli apakah pada nantinya kita berhasil meraih mimpi itu atau tidak. setidaknya kita sudah berusaha. hanya tuhan yang tahu.
ReplyDelete