Makam
Dua puluh meter dari rumahku
Ia berbaring
Tapi bukan tidur
Lebih damai dari pada dibilang tidur
Mungkin pikirannya tak perlu menanggung harga cabe yang makin mahal
Bangunan berkeramik putih dengan lumut sebagai aksoserisnya.
Ah, sudah lama aku tak mengunjugi engkau
Walau jarak kita terlalu dekat
Tapi mungkin aku selalu terlupa akan keadaan engkau
Keadaan yang mungkin kekurangan,
Kekurangan doa dariku,
Atau perhatian untuk sekedar membersihkan lantai tanah yang penuh daun kering nan berguguran
Aku lupa....
Aku kadang lupa jikalau aku tak pernah punya engkau
Sejak dulu, 16 tahun yang lalu engkau bersemayam
Aku tak pernah merasakan apa arti kehilangan
Bagiku buat apa kehilangan dimana kita tak pernah merasakan memiliki,
Tapi aku tak pernah merasa durhaka,
Aku sayang engkau bahkan ketika aku tak pernah melihatmu,
Karena sebagian dari diriku adalah engkau
Saat serpihan jingga menyapu daun-daun yang berguguran,
Daun kering bunga kamboja,
Aku melangkah menapaki rumahmu,
Rumah engkau yang kusayang dan selama ini etrlupa,
Aku tak membawa apa-apa,
Buah tanganku adalah doa,
Semoga engkau bahagia disana,
Disisi-Nya Yang Mahakuasa
Untuk ayahku tercinta
With love...
Dua puluh meter dari rumahku
Ia berbaring
Tapi bukan tidur
Lebih damai dari pada dibilang tidur
Mungkin pikirannya tak perlu menanggung harga cabe yang makin mahal
Bangunan berkeramik putih dengan lumut sebagai aksoserisnya.
Ah, sudah lama aku tak mengunjugi engkau
Walau jarak kita terlalu dekat
Tapi mungkin aku selalu terlupa akan keadaan engkau
Keadaan yang mungkin kekurangan,
Kekurangan doa dariku,
Atau perhatian untuk sekedar membersihkan lantai tanah yang penuh daun kering nan berguguran
Aku lupa....
Aku kadang lupa jikalau aku tak pernah punya engkau
Sejak dulu, 16 tahun yang lalu engkau bersemayam
Aku tak pernah merasakan apa arti kehilangan
Bagiku buat apa kehilangan dimana kita tak pernah merasakan memiliki,
Tapi aku tak pernah merasa durhaka,
Aku sayang engkau bahkan ketika aku tak pernah melihatmu,
Karena sebagian dari diriku adalah engkau
Saat serpihan jingga menyapu daun-daun yang berguguran,
Daun kering bunga kamboja,
Aku melangkah menapaki rumahmu,
Rumah engkau yang kusayang dan selama ini etrlupa,
Aku tak membawa apa-apa,
Buah tanganku adalah doa,
Semoga engkau bahagia disana,
Disisi-Nya Yang Mahakuasa
Untuk ayahku tercinta
With love...
Categories: puisi hati
0 Opini:
Post a Comment
Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)