Sunday, 25 August 2013

Protokoler ITB

Posted by Sosiana Dwi On 10:45 pm
Apa sih protokoler?

Protokoler secara sederhananya adalah orang-orang yang menjalankan protokol atau aturan yang ada. Biasanya protokol ini ada untuk urusan kenegaraan, atau keinstansian yang memerlukan sesuatu yang formal. Nah kalau di ITB sendiri fungsinya banyak sekali apalagi yang membutuhkan protokol kampus, tak semuanya butuh biasanya sih rektoratlah yang memerlukan jasa protokoler. Sebut saja acara wisudaan, penerimaan mahasiswa baru, upacara 17 Agustus di saraga, upacara ketika ada guru besar yang meninggal, ada presiden ke kampus, dan banyak lagi yang lainnya.

Awalnya aku tahu kehadiran mereka saat mengurusi wisudaan di kampus. Saat itu banyak laki-laki berjas, dasi, tampak rapi sedangkan perempuannya memakai blazer dan fantovel yang tentunya cantik dan genteng #eh. Lalu di majalah Boulevard ITB pun diulas sedikit mengenai protokoler ITB (sedikit promosi lah) jadilah aku tahu sedikit apa sih itu protokoler. Karena saat itu dibuka lowongan untuk maka tanpa basa-basi aku pun ikut mendaftar. Karena mencari sesuatu yang berbau profesionalitas apalagi ini berhubungan dengan instansi aku ingin mencoba belajar. Bosan juga berada di balik layar saat mengikuti segala sesuatu sekali-kali pengen eksis di depan pake baju formal pula. Aku berpikir sedikit besarnya kegiatan ini bermanfaat untuk kegiatan perhumasan alias hubungan dengan masyarakat agar tidak kaku.

Ternyata benar, sampai pada diklat pun kami benar-benar di godhog dengan cermat bagaimana berkomunikasi dengan orang lain. Karena nantinya kami akan diterjunkan di hadapan banyak orang, mulai dari tamu kenegaraan, sampai pada orang biasa. Tak ada yang membedakan, kami harus tetap ramah dan tersenyum. Salah satu motto kami.

Sistem penyeleksiannya terbilang cukup ketat saat itu. Melalui dua tahap kegiatan yang pertama adalah psikotes dan wawancara. Psikotes yang dijalani cukup membuat lelah seharian apalagi ada tes koran dan banyak soal matematika yang karena otak sudah lama tidak dipakai mikir jadi gak panas-panas. Ditambah telat datang, dikarenakan biasa lah lalai. Tes wawancara lah yang bikin hati cukup deg-degan karena memakai bahasa inggris untuk bagian perkenalan. Masalahnya sih ada denganku yang pelafalannya sering bikin salah kata. Dan alhamdulilah saya lolos untuk yang kedua ini.

Sebelum benar-benar terjun ke medan perang kami protokoler 2013 di diklat terlebih dahulu selama tiga hari. Selama itu kita diberi tahu mengenai jobdesk, pengetahuan dasar mengenai ITB, public relation, komunikasi efektif, berbicara di depan publik yang disampaikan oleh M.Achir (pembawa berita SCTV) , pengembangan diri dan banyak lagi yang lainnya. Disitu pula saya jadi mengenal banyak orang, banyak tokoh sekaligus banyak teman. Banyak ilmu tapi sedikit mencatat jadi banyak yang lupa. Hehe -_-

Dan jreng jreng jreng jreng, sampailah pada tugas pertamaku. Harusnya aku bisa tugas di Wisuda Juli hanya saja aku tidak bisa meninggalkan amanah di salah satu kepanitian. Ya sudah aku ikut di tugas Penerimaan Mahasiswa Baru 2013 yang berlangsung di Sasana Budaya Ganesha alias Sabuga :D #Yeee #prokprok.

Dengan pakaian yang sangat formal berupa rok panjang hitam, blazer hitam, kemeja putih, kerudung abu, dan sepatu fantovel aku bertugas. Pukul enam pagi sudah ready di Sabuga, mungkin disangkanya au mau ngelamar kerja atau bahkan mau ikutan ospek ya? #err. Sebelumnya sudah pernah gladi sih dengan peserta S-1 lebih dari 3600 mahasiswa. WOW, saat gladi saja ini si jatah kursi S-1 sudah bikin kecil ukuran sabuga. Dan hari H pun tak serumit yang ku bayangkan karena semua tinggal jadinya saja. untuk logistik, konsumsi, acara dan lain-lain sudah ada yang mengatur dari rektorat itu sendiri. Masalah terbesar si paling ada di mondar-mandir pake sepatu yang bukan kets. Hehe. Heels pula.

Tugasku hari itu adalah menjaga pintu masuk sabuga sebelah selatan, menyuruh maba S-1 untuk melepas atribut OSKM, membagi-bagikan buku PMB dan membawakan baki penghargaan untuk mahasiswa berprestasi ITB. Uwow, seneng juga sih membawa sesuatu penuh rasa penghargaan untuk para mahasiswa untuk kemudian diberikan kepada rektor dan terakhir diberi apresiasi oleh mahasiswa lainnya. Kalo liat ukuran IP sih aku memang belum pantas dapat julukan mahasiswa berprestasi tapi berprestasi menurut visiku sendiri aku tengah berproses. Eh jadi OOT.

Protokoler bergaya

Dan begitulah ceritaku berada di Protokoler ITB. Sebenarnya informasinya hanya sekilas saja. kalau ada yang rancu tanYakan saja ke sumber pemilik blog ini.


Semoga bermanfaat,

Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia

Friday, 23 August 2013

Aku Hebat, Aku Berbagi

Posted by Sosiana Dwi On 11:24 pm
"Taplok OSKM, taplok OSKM,"Ceritanya sedang yel-yel. 
Sebenarnya aku ngebet banget jadi taplok saat OSKM tahun 2012, yaitu saat penerimaan maba 2012. Aku menyesal juga kenapa dulu saya malah ambil di kegiatan non lapangan yang notabene tak ada diklat satu bulan lebih dan sedikit kerjanya. Dulunya aku memang ingin jadi taplok, udah ngebet pula ikutan diklatnya tapi entah kenapa aku takut ga bisa bagi waktu antara penjenjangan IMA-G dengan diklat OSKM, dan terpikir untuk pindah haluan masuk bagian divisi seminar OSKM. Awal-awalnya sih oke-oke saja, tapi lama-lama iri juga ga bisa kumpul jam 4 pagi, ga bisa iku t forbas, ga ikut pulang malem, dan yang paling penting ga punya anak didikan maba. Hiks padahal kosku yang deket kampus itu jadi basecamp banyak anak buat nginep kalo-kalo ada acara OSKM subuh buta . Sebut saja Fitri, Opi, kadang Melati dan Fany Naw yang nginep di tempat Hana. Kosku otomatis rame, apalagi waktu itu jaman-jaman puasa.

Gagal jadi taplok, masih kerasa pengen ikutan di OSKM 2013 tapi sayang aku inget umur dan tahun angkatan yang sudah sedikit menua. Mger juga sih mesti ikutan diklat bareng adik angkatan. Alhamdulilah masih ada kesempatan buat jadi sesuatu dan mengenal maba, punya anak didikan tanpa harus diklat satu bulan apalagi ikut forbas ama massa kampus. :p

Kesempatan itu adalah menjadi trainer SSDK (Strategi Sukses Di Kampus) dengan seleksi jauh hari kalau tak salah bulan Mei-Juni. Tahun sebelumnya adanya Training 7 Habits, for Highly Effective People, college Students.  Tahun ini tidak diselenggarakan lagi karena memang dananya cukup besar, karena digadang-gadang  bahkan untuk sertifikatnya saja seharga 5juta, katanya. Alhamdulilah dari 200 calon trainer yang diseleksi aku termasuk ke dalam 100an yang masuk ke dalam kegiatan ini. Mimpi saya untuk menjadi sesorang pendidik tanpa harus kuliah di keguruan, untuk aktif di bidang pendidikan dan membuat sekolah sedikit demi sedikit mulai terwujud bentuknya. Aku menjaid seorang trainer! :D

Bulan Juni lalu ada training for Trainer (TFT) namun karena aku tak bisa ikut di hari pertama akhirnya aku ikut TFT susulan di bulan Agustus. Tanggal 15 Agustus (H+7 lebaran) ikutlah aku TFT itu, padahal pagi harinya aku baru sampai di Bandung dengan bis yang nyarinya aja susah. Hehe. TFT berlangsung selama dua hari, dengan hari pertama diberikan materi mengenai SSDK itu sendiri dan hari kedua adalah microteaching, dengan materi hari pertama. Yang ikut susulan hanya 20 orang saja namun dengan itulah kami jadi lumayan dekat. Hari ketiganya semua trainer yang berjumlah hampir seratus lebih datang dan kami dibriefing bagaimana nanti di hari H yang berlangsung  tanggal 21-22 Agustus 2013. :D

Training selama dua hari, serentak semua maba ITB 2013  menggunakan semua ruang kelas di ITB. Setiap kelas mendapat jatah dua trainer beragam angkatan. Aku mendapatkan jatah kelas SAPPK, yang tentunya akan ada adik angkatan yang ingin dan akan masuk di arsitektur. Bersama dengan Anasya KL'11 kami berusaha membuat kelas menjadi ceria, gak garing dan tentunya informasi yang kami berikan dapat berguna untuk mereka nantinya.  Adik-adiknya masih sangat bersemangat, kritis karena mereka masih baru banget di ITB, dan tentunya lucu-lucu.

Hari pertama aku memberi dua materi yang lumayan bikin mulut berbusa, sedangkan Anasya sebagai opening dan ending serta satu materi. Masih katro banget jadi operator presentasi dan seringkali kali kebingungan dengan tools-tools yang ada. Kadang kami malah terlihat kurang persiapan, padahal semua sudah disiapkan dengan baik. Hanya saja akunya saja yang sedikit katro -_-. Mulai dari tidak bisa membuat ppt-nya enak di baca oleh operator, salah klik sehingga banyak yang udah ketahuan dulu materinya, format video yang salah, sampe pada terminalnya kebakar dan infocusnya kepanasan. What the ... :o .Nasya sampe kelilng naik turun ke sekertariat, ke ruang penjaga gedung GKU barat, pinjem sana sini sampai saya terkadang harus menghandle situasi dengan tanya jawab supaya nggak kriuk dan bikin ngantuk. -___- Saya akui juga ada beberapa materi yang suka skip, aduh. Maafkan aku adek-adek :'(

Hari kedua diisi dengan info akademik TPB dari LTPB dan tour kampus untuk mengenalkan gedung-gedung kuliah dan hal-hal unik di ITB. Keduanya bisa di handle dengan baik tapi cukup membuat kaki pengen dilepas bentar, soalnya aku memakai sepatu fantovel (benar ga tuh nulisnya). SAPPK kebagian shift kedua jam 10 pagi dan tour dibagi dua kelompok  . Kelompokku dapet di tengah hari yang cukup terik, banyak cewe-cewe 'cantik'nya pula -_-. Aku juga berperan menjadi medik (ada yang sakit juga), keamanan yang teriak-teriak  'rapat kiri', 'tempel depan','jalan cepat','awas ada tangga'. Haduh. Dan tentu aku menjadi taplok yang memberi tahu tempat apa ini, tempat apa itu terkadag cerita juga cerita horor.

SAPPK, cantik-cantik kan?!

Kami pun membantu shift sore untuk anak FTMD tour kampus. Namun rasanya kali ini lebih berbeda, FTMD lebih ekspresif, cerewet padahal cewenya hanya berjulah 6-8 ari 75 lainnya yang matcho-matcho, dan sangat kritis terlihat mereka lebih banyak yang tanya. Of course karena banyak cowonya jadi bisa cuci mata *eh. Karena sesi sore banyak trainer yang membantu sehingga disini gak perlu teriak-teriak. Karena anaknya asyik-asyik ya sudah kebawa sampe cerita gosh ship -_-. Hehehe

FTMD ceriaaa 


Ini benar-benar pengalaman pertama menjadi point of centre dengan 75 mahasiswa baru yang mendengarkan materi baru. Salah-salah ketika memberikan materi bisa-bisa mereka bisa salah langkah. Terjerumus.  Terus nyalahin trainernya lagi, apalagi aku yang bisa segedung dengan mereka. Tuhan, semoga mereka segera diluruskan.

Namun aku sangat sangaaaat bahagia. Mimpiku untuk menjadi taplok di penerimaan mahasiswa baru  tergantikan ketika aku menjadi trainer ini. Bila seorang taplok menghandle 10-20 mahasiswa, menjadi trainer mempunyai porsi tersendiri karena bisa berinteraksi dengan 75an mahasiswa, bisa memberikan materi yang akan berguna di perkuliahan nantinya. Trenyuh rasanya ketika ada yang minta nomer kontaknya, :')).

Indahnya berbagi, :')))

Adek-adek, sukses lah ikut kegiatan di kampus. Semoga materi SSDK ini setidaknya bisa memberikan jalan terang untuk kalian mengenal hal-hal baru di kampus. Nantinya apa yang telah kami terangkan bisa jadi terbukti benar, beradaptasi tidak seperti makan pop mie yang secara serta merta bisa langsung jadi. Adaptasi butuh waktu, dengan pengarahan dari SSDK ini semoga adik-adik bisa mendapat trik-triknya sebagai katalis prosesnya. Adik-adik juga bisa survive dengan kegiatan perkuliahan, kegiatan akademik dan tentu kegiatan non akademik. Menjadi pribadi yang sukses, berprestasi dan tentunya membanggakan orang tua, Tuhan, bangsa, dan almamater.

Salam Ganesha!

SSDK 2013!
Aku HEBAT, dan aku BERBAGI!

Bandung, 23 Agustus 2013

Di sela-sela sosialisasi

Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
  • Contact us

    Sosiana Dwi Architecture 2011 Bandung Institute of Technology