Wednesday, 4 July 2012

Dari Pelarian Menuju Perubahan

Posted by Sosiana Dwi On 1:10 am
Hari ini tertanggal 4 Juli 2012 di kalender kabisat mana pun. Tidak ada yang salah dengan hari ini. Pun bukan karena hari ini hari Rabu. Tidak ada yang salah dengan penanggalan ini. Agak berbedanya hari ini hanya karena aku tidak ikut penjenjangan karena memang sudah terkapar tubuh ini. Hari ini aku terlelap di kamar untuk memulihkan stamina yang sempat drop. Tapi bukan karena itu juga aku membedakan hari ini dengan hari lain.

Mungkin sebenarnya hari ini akan jadi hari yang biasa saja jika tanpa sms dari mas Vico, Pendidikan Fisika UNY, kakak kelas ketika berada di SMA yang juga mentor aku ketika belajar Astronomi. Smsnya sederhana saja, karena sebentar lagi (7 Juli 2012) akan ada pengumuman SNMPTN tertulis waktu dulu apa perasaan yang dirasa ketika masa-masa itu? Adakah firasat keterima atau tidak? Lalu apa yang dipikirkan jika tidak diterima? 

Secara refleks aku merenung dan teringat kembali ke masa itu. H-3 Pengumuman SNMPTN yang terjadi pada diriku adalah kerapuhan yang amat sangat. Aku bisa mengingat kembali bagaimana aku menangis semalaman di dalam kamar tengah malam saat semua orang tidak ada lagi yang terjaga. Aku bisa ingat bagaimana aku begitu buruk dengan tanpa senyum selama seminggu itu. Aku adalah orang yang bisa sangat sensitiv terhadap hal-hal kecil yang emosional. Bukan karena stress akibat aku belum mendapatkan universitas sedangkan yang lain sudah, bukan juga karena nilai UAN yang tidak sesuai target. What the problem?

CINTA

Ya, cintalah yang telah membuat aku jatuh lebih dalam ke jurang nestapa dibanding belum dapat univ atau pun nilai UAN tidak sesuai target. Cintalah yang mengejarku sampai ke kamar dengan tangis tiap malam. Kalau dipikir-pikir absurd banget alasan yang aku rasakan. Kenyataan pahit yang menyakitkan tapi memang harus dikenang untuk pembelajaran. Tapi alasan yang sebenarnya dan yang lebih kuat adalah

PUTUS CINTA

Aku tidak tahu tanggal berapa tepatnya itu tapi yang aku masih ingat H minus beberapa hari sebelum pengumuman SNMPTN aku mengalami duka seperti yang aku pernah bilang diatas. Walaupun duka tersebut diganti dengan sebuah pengumuman yang menyatakan aku lolos ke ITB melalui jalur tertulis tetap saja duka itu masih membekas selama beberapa bulan kemudian. Ibaratnya sebuah papan kayu yang diberi paku , ketika paku dicabut ada sisa-sisa lubang yang belum juga hilang. Sakit itu masih ada bahkan sampai sekarang. 

Tapi bukan itu mengapa aku menulis hal absurd dan memalukan ini di blog. Aku menganggap masalah putusnya pertalian asmara ini telah membuat aku tergerak lebih dalam untuk menutupi kelabut suram masa lalu. Aku memaksakan diri berubah untuk segera melupakan sakitnya di putusin. Selama tenggang waktu tersebut aku melakukan kegiatan yang orang sering bilang move on. Apa saja yang aku lakukan? Dari mulai magang sampe lupa waktu ketika masih SMA, ikut unit kegiatan mahasiswa sampai 3 biji belum lagi organisasi lain-lain, ikutan kepanitiaan di kampus dan mulai terbuka mengenal dunia dan orang-orang lain atau bisa dibilang semua kegiatan upgrading yang menambah link serta wawasan. Awalnya semua kegiatan itu hanya pelarian seorang pesakitan saja. Dengan kondisi yang dibaik-baikan aku ikuti segalanya, kalau hal-hal itu kembali teringat tinggal sebut saja kesibukan lain maka aku akan terhindar dari kenangan lama. Ya, memang itu hanya pelarian. Tapi pelarian telah membuatku mabuk. Sepertinya satu persatu lubang dalam papan itu tertambal dengan kesibukan, kebahagiaan bertemu dengan orang lain dan sebuah keterbukaan. Jika dulu aku adalah orang yang terkekang dalam urusan cinta mencinta kini aku adalah orang yang bebas dengan duniaku. Pelarianku adalah dunia yang baru Tuhan perkenalkan padaku dan aku bersyukur atas itu. Setidaknya aku tidak lagi melihat dunia secara sempit berada di kotak cinta satu orang saja. Aku kini mengerti urusan cinta mencintai adalah urusan besar yang semua orang miliki secara bersama. Dan kadang terlalu besar untuk diamanahkan kepada satu orang atau sepasang mahluknya. Inilah aku sekarang belajar mencintai dalam satu kelompok besar, organisasi , unit, fakultas. Perubahan ini telah mengubah zona nyamanku bergeser. Bukankah jika ingin sukses kita harus keluar dari zona nyaman? 

Mengalami fase terpuruk dalam hidup kalau dipikir-pikir sekarang ini tak seburuk yang aku duga dan rasa. Masa terburuk itu memang menjadi kenangan pahit namun ia aku yakin telah dan akan membuahkan sejarah manis. Andai kata aku dulu adalah orang yang masih terkungkung dalam cinta yang sama aku tak bisa berpikir apakah aku akan bisa bertambah banyak step untuk maju.

Hari ini H-4 Pengumuman SNMPTN tulis aku sedang bereuni dengan masa lalu. Aku tidak tahu tepatnya tanggall berapa hari itu. Tapi yang selalu aku ingat dulu aku telah menangisi hal yang sia-sia saja. Kini aku bisa berubah berawal dari tetes air mata. Keinginan untuk BERLARI telah memberikan keinginan untuk BERUBAH. 

Aku tidak menyesal karena itu, :)

Bandung, 4 Juli 2012

*Ps : hanya saja sejak saat itu aku berubah menjadi lebih melankolis. Sedikit-sedikit nangis, hmm

Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
Categories: ,

0 Opini:

Post a Comment

Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)

  • Contact us

    Sosiana Dwi Architecture 2011 Bandung Institute of Technology