Saturday, 16 July 2011

Angin-angin Senja

Posted by Sosiana Dwi On 9:37 am


Angin senja ini menghadirkanmu kembali. Di kala waktu sempit dulu sapaan manis mengetuk sore-malamku. Desah resah melagu di antara nafas kita. Cerita basa-basi sudah menebal dan bebal dengan kebosanan. Tapi, ah, itulah saat aku bersuara atas diam yang kusembunyikan. Atas diam yg diam-diam aku bungkam, Bagai sebuah diari kau kuisi dengan bait-bait cerita yg sama dan lama. Yang terbuka atas buruk pena dan tinta jelaga hitamku. Yang mengalun dalam goresan-goresan kasarku. Yang extrovert seperti halnya aku. 

Ah, senja ini kembali menghadirkanmu. Bukan lagi dengan tawa yg garing kita kunyah, Bukan lagi dengan alpha topik yg kita punya, tapi dengan beberapa diam yg kita pendam. 

Beberapa diam itu ingin lepas seperti angin-angin senja ini. Kungkungannya menjerat sakit, menatap apa yg orang bilang suara. Kalau pun bisa ia hanyalah angin-angin senja yg dingin. Dingin bagai kau yg kutunggu kedatangannya. Dingin bagai jarak kata yg kita langkahi. Dingin bagai malam tanpa cerita. Dingin dan dingin angin-angin senja kita. 

Walau kita dalam satu lintang dan bujur, satu langit dan horisan, satu udara dan tanah kita, aku harap ada angin-angin yang membawa hangat senyummu ke rumahku, membawa belai-belai rindu yg tak tersampai, tak lagi mengucap perih-sedih yg sampai lewat angin yang dingin. 

Ketika aku pergi, tak ada lagi angin-angin sesal yg mengiringi. Agar tak ada lagi angan-angan dalam angin-angin senja ini. 

Sampaikanlah pada angin yang bertiup di serambimu, liat jawabnya pada selasar maknamu. 

-masih di kota Purbalingga tercinta
Categories:

0 Opini:

Post a Comment

Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)

  • Contact us

    Sosiana Dwi Architecture 2011 Bandung Institute of Technology