Hampir seminggu tubuhku jatuh sakit. Melalui test darah yang telah menghabiskan persediaan terakhir uangku aku mengetahui aku terserang sakit yang sering dialami mahasiswa, tipus. Aku tidak tahu pasti apa pasal aku bisa langsung drop seperti itu. Tapi dari sumber google yang selama ini cukup jadi referensi aku tahu mungkin pola makan dan minumku agak tidak teratur dan jorok pastinya. Karena kalau tidak mengapa bisa si bakteri Salmonella typhosa masuk dan menyerang ususku.
Kuakui pola hidupku lama-kelamaan agak jorok. Dulu tiap hari aku tak pernah lupa membawa hand sanitizer dan sering palah-pilih makanan tidak seperti sekarang yang makan bisa dimana saja -di lantai studio contohnya-, jarang cuci tangan, sering makan di Ganyang, dan hal-hall menjijikan lainnya yang dilakukan dengan alibi lagi sibuk sebagai mahasiswa tahun pertama studio.
Kondisi badan pun tak bisa berbohong pada dokter. Tercatat tekanan darah saat pertama kali diperiksa adalah 90/70. Mungkin sebelumnya aku mengalami kecapekan luar biasa setelah ikut acara BM Day dan jelajah Heritage nya Dies IMA-G. Dua acara yang menyenangkan yang membawaku larut dalam kesenangan dan kecepekan yang tersembunyi. Malam sesudahnya badanku sakit tiada terkira, pusing-pusing, dan demam menyerang dengan pencapaian tertinggi 38,8 derajat. Sesudah itu aku akhirnya mangkir dengan ijin untuk tidak ikut studio dan kuliah beberapa hari. Hari Jumat tepat dimana pengumpulan pertama pengukuran bangunan tua milik ITB aku mangkir darinya. Untungnya dosen pembimbingku yang tegas sekaligus dosen waliku ,pak Eko Purwono mengijinkan aku tidak ikut studio. Aku diberi keleluasaan untuk mengumpulkan tugas setelah aku benar-benar sembuh dari sakit ini.
Luar biasa ternyata dampak sebuah sakit. You never know what will you do at that time. Just take a rest or sit or get medical check up. Dan menjadi orang sakit terkadang kau ingin terus menerus diperhatikan dan dijaga selalu oleh orang-orang di sekitarmu. Tak terhitung banyaknya aku mengiggau tentang ibu, bercucuran air mata tanpa sadar, merintih ketika Fitri atau Hana -teman sekosanku- lewat tapi diam ketika mereka mendekat. Terlebih makanan yang kau makan hanya bubur putih dengan rasa asin atau kecap saja setiap hari. Badan seakan-akan terus menerus terbawa lemah.
Untungnya terdapat malaikat penuh cinta di kosan 39 ini. Ada ibu jadi-jadian yaitu Fitri, ia merawatku dengan baik, mengompresku jika panas tubuhku tidak kunjung turun, bahkan pernah satu malam ia tidur dalam kamarku padahal tidak diperbolehkan takutnya penyakit ini menyebar, membuatkanku bubur yang asin dan hampir gosong, menyesuaikan masakannya, terima kasih Fitri Aulia :'). Terima kasih juga Hana Afifah Amini yang merawatku pula. Penuh cinta di kosan ini. Fitri Sekar dan Evan yang mengunjungiku dan melihat insiden memalukan itu, maaf ya jangan diingat-ingat. Kalau bukan karena kalian siapa lagi yang merindukanku di studio, miss you kalian :*. Kelompok anti pensil mekanik juga, selamat akhirnya tidak melakukan lagi apa itu pengukuran gedung boscha! :D Terutama kepada ibuku tercinta yang bisa merawatku hingga langsung sembuh dari sentuhan pertama pijatan yang ibu berikan. Aaah, ibuku emang paling cantik sedunia, paling the best :). I Love you mom,
Satu hal yang aku pelajari adalah penyebab sakit ini. Banyak hal yang kita minta , kita rencana, kita lakukan, dengan bumbu motivasi dan keinginan kuat tapi percaya juga bahwa terkadang fisik kita juga membutuhkan perhatian ekstra. Ambisi besar kita juga harus didukung dengan kekuatan kita yang juga harus besar. Atau ukurlah ambisi-ambisi tersebut dengan mistar kepercayaan diri, kekuatan fisik, karena sebuah ambisi dibutuhkan pengorbanan dan kerja keras. Istilah jawanya si jangan "ngoyo"!
But enjoy your time, rasa sakit kan juga bisa mencuci dosa-dosa kita :)
Sketsa-sketsa Mimpi, akan membawamu ke imajinasi penuh impian dalam sketsa kasar manusia
Categories: curhat, experience
0 Opini:
Post a Comment
Bahasa menunjukan bangsa, jadi pergunakanlah bahasa yang baik dengan format sopan santun yang telah ada :)